Bab 107
Sampai di titik ini, sikap mereka sudah sangat jelas ...
Ivan harus mendapatkan liontin panjang umur itu.
Sigit tidak lagi memanjakan Jenny. "Selama ini, aku sudah beri kamu cukup uang."
"Kalau kamu benaran ingin kasih ke Ivan, bawa dia keluar dan belikan satu," ujarnya.
Sigit menepuk lembut bahu Sandi, lalu bertanya, "Mau coba buka? Lihat kamu suka atau nggak."
"Mau!" Sandi akhirnya paham. Ayahnya sering berpihak pada Mama Jenny dan Ivan.
Namun, dalam hal-hal penting, ayahnya tetap melindunginya.
Sandi meletakkan kantong kertas ke samping, membuka kotak perhiasan, dan menatap liontin emas yang berkilau di dalamnya.
Dengan suara mantap, dia berkata, "Papa, aku suka banget!"
"Kalau begitu, simpan baik-baik." Sigit menepuk punggungnya.
Sandi berlari kecil kembali ke kamarnya.
Dia menutup pintu, lalu membuka meja belajarnya.
Meja itu dipesan secara khusus.
Di dalamnya ada laci rahasia kecil. Dia menariknya keluar, di sana tersimpan beberapa buku tabungan.
Uang di dalamnya adalah hasil sim

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi NovelRead untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda