NovelRead
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa

Bab 106

Wulan sudah cukup beristirahat. Seluruh keluarga duduk bersama di ruang makan, menikmati makan malam. Hendra menatap hidangan yang memenuhi meja, tanpa sadar menelan ludah. Melihat itu, Jimmy khawatir dia sungkan, lalu dengan tenang mengambil sendok umum dan menyendokkan lauk ke piringnya. Hendra buru-buru berkata, "Nggak perlu, aku bisa ambil sendiri." "Jangan sungkan," ujar Jimmy dengan nada dingin. Aku tanpa sengaja menatap Jimmy sekilas. Aneh rasanya, penampilan dan sikapnya sering memberi kesan dingin dan tidak berperasaan. Namun, dalam kehidupan sehari-hari, justru dia sangat tahu cara memperlakukan orang dengan ramah. "Mama." Setelah makan beberapa suap dan perutnya tidak lagi terlalu lapar, Wulan kembali ceria seperti biasa. "Kalau aku terus latihan setiap hari, bisa jadi pendekar hebat nggak?" tanya Wulan. Belum berlatih seni bela diri atau tinju, mimpi jadi petinju sudah lama dia lupakan. Sekarang Wulan punya cita-cita baru. Aku tidak tahu pasti apa maksudnya dengan "pendekar

Klik untuk menyalin tautan

Unduh aplikasi NovelRead untuk membuka konten yang lebih menarik

Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda

© NovelRead, hak cipta dilindungi Undang-undang

Booksource Technology Limited.