NovelRead
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa

Bab 570

Tentu saja, jika Jerry tidak punya latar belakang yang kuat, mereka tidak akan mengamati dari tempat duduk mereka. Mereka akan mencari kesempatan untuk merampok Jerry. Begitu Jerry berbelok di tangga, senyuman penuh arti tersungging di bibirnya. Dia sengaja memancing ikan barusan, melihat apakah ada yang terpancing. Di dalam kamar, Jerry memanggil Arno, Mason, dan Jason ke dalam. Ada yang ingin dia perintahkan pada mereka nanti. Makanan segera disajikan. Satu meja penuh akan lauk daging dan sayuran, tampak sangat mewah. Akan tetapi, makanan-makanan itu tidak seberapa mahal di Negara Harya, hanya untuk mengenyangkan perut. Tidak ada satu pun yang terburu-buru untuk menyantap semeja makanan itu. Walton mengambil sepotong daging dan mengendusnya, lalu mengangguk pada Jerry. "Nggak ada racun. Nggak usah sungkan-sungkan, ayo makan." Jerry juga mencicipi sepotong daging. Harus selalu berwaspada saat bepergian keluar, terutama di tempat asing. Siapa tahu apakah orang yang tadinya tersenyum pada kita akan menusuk kita atau tidak pada detik berikutnya. Apalagi tadi Jerry sengaja berlagak seperti orang kaya, pasti akan ditargetkan oleh orang-orang. Mungkin sekali makanan mereka diracuni. "Arno, habis makan nanti, kalian pergi keluar secara giliran untuk belikan tanaman-tanaman herbal di kios sebelah sana. Nggak usah terlalu banyak dan jangan terlalu mencolok," pesan Jerry. Tujuan kepergian Jerry ke sana adalah mendapatkan sumber daya kultivasi. Jerry bahkan ingin memborong semua produk yang dijual. Akan tetapi, sekarang Jerry hanya bisa membeli sedikit demi sedikit. Rombongan Arno yang lebih berumur tidak akan terlalu mencolok. Oleh karena itu, membeli dalam jumlah sedikit tidak akan menimbulkan perhatian orang lain. Arno yang hendak menyanggupi perintah tiba-tiba menundukkan kepala, hampir membenamkan kepala ke dalam piring. Aksi Arno membuat Jerry mengangkat alis. Sejak memasuki restoran ini, Jerry jelas menyadari kejanggalan Arno. Jerry menolehkan kepala. Arno berhadapan dengan jendela, di mana ada dua orang berjalan lewat. Mereka tampaknya sedang berbincang secara normal. Itu bukan kelompok orang pertama yang "kebetulan" berjalan lewat di sana. Jerry tahu betul dirinya telah ditargetkan oleh mereka. Mereka berulang kali berjalan lewat untuk mencari informasi. Hanya saja, Arno tidak memberi respons dalam beberapa kali sebelumnya. Jadi, Jerry bertanya, "Kamu kenal dua orang yang lewat tadi?" Arno terdiam sejenak. Sesaat kemudian, Arno menjawab dengan canggung, "Bisa dibilang ada sedikit konflik. Aku pernah merampoknya dua tahun lalu, dapat banyak barang bagus." Jawaban Arno membuat semua orang di kamar itu terbengong. Dalam perjalanan tadi, Jerry bertanya apakah akan terjadi hal seperti itu. Alhasil, Arno benar-benar mengalaminya saat ini. Seketika, suasana menjadi canggung. Lalu, Jerry berujar, "Sudah dua tahun, mungkin dia sudah lupa dengan hal ini. Selain itu, kalaupun kalian ketemu, dia belum tentu bisa mengenalimu, 'kan?" Detik berikutnya, Arno langsung menyangkal, "Nggak mungkin. Dia pasti bisa mengenaliku dalam bentuk apa pun!" Jawaban Arno yang begitu yakin dan khawatir menumbuhkan rasa ingin tahu semua orang. Walton bertanya, "Hal keji apa yang telah kamu perbuat sampai begitu dibenci olehnya?" Kemudian, setelah Arno bercerita, barulah mereka memahami seluk-beluk masalahnya.

© NovelRead, hak cipta dilindungi Undang-undang

Booksource Technology Limited.