NovelRead
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa

Bab 571

Nama anak muda yang baru saja lewat adalah Jardon Isiro, dia terlahir di keluarga kelas atas dan merupakan putra kedua dari kepala keluarga. Jardon masih belum berusia 20 tahun pada dua tahun yang lalu dan datang bersama keluarganya karena penasaran dengan pertandingan seni bela diri. Tentu saja Jardon yang merupakan anak dari kepala keluarga sama sekali tidak kekurangan sumber untuk berlatih, selain itu Jardon bahkan juga membawakan banyak hal saat mengetahui bahwa ini adalah tempat yang terbelakang dan banyak orang yang hidup dengan menderita. Hanya saja Jardon sudah dicegat oleh Arno Wenda sebelum tiba di tujuan, semua benda di tubuh Jardon dijarah oleh Arno, bahkan Jardon sampai kehilangan celananya. Pada saat itu, Arno berpikir bahwa mereka tidak akan pernah bertemu lagi di masa depan dan memiliki kesan yang mendalam pada Jardon karena kutukannya. "Hari itu aku nggak pakai topeng dan Jardon hampir ditelanjangi di depan umum yang membuatnya merasa sangat malu dan terhina, bisa dibayangkan betapa dia membenciku. Dia pasti akan mengenalku kalau kami bertemu di masa depan," ucap Arno setelah menghilangkan pikirannya. Jerry tidak tahu harus bereaksi seperti apa setelah mendengar ucapan ini, dia sama sekali tidak tahu jika ternyata Arno memiliki hobi yang aneh seperti ini. "Anak muda punya harga diri yang tinggi dan sudah sangat beruntung kamu nggak diserang olehnya setelah kamu menyiksanya sampai seperti itu," ucap Jerry sambil tidak bisa menahan diri untuk menggelengkan kepalanya. "Aku lihat orang paruh baya di sisi Jardon punya tingkat kultivasi yang nggak lemah. Sebaiknya kamu bersembunyi dulu di kamar, biarkan Mason dan Jason yang pergi belanja." Jerry tidak mengambil risiko untuk meminta pihak lain muncul dengan gegabah demi Arno dan juga ketenangan dalam kehidupannya. Tapi, terus bersembunyi bukanlah suatu pilihan dan Jerry sedang memikirkan cara untuk menyelesaikan masalah ini. "Tok, tok, tok." Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu saat Jerry sedang berpikir. Suara ketukan pintu ini membuat saraf semua orang menegang dan mengalihkan perhatian mereka ke arah pintu. "Siapa?" tanya Jerry. Orang yang berada di luar terdiam sejenak, kemudian terdengar suara yang jernih, "Sepertinya aku lihat kenalanku di sini, apakah aku boleh masuk ke dalam?" Jerry dan yang lain saling bertatapan saat mendengar suara ini, kemudian mereka menoleh ke arah Arno sambil menunjukkan ekspresi tidak percaya, ini sungguh adalah sebuah kebetulan. Sudut mulut Arno berkedut-kedut dan raut wajahnya terlihat sangat jelek, bukankah pemilik dari suara ini adalah Jardon! Arno segera meletakkan alat makan di tangannya dan sarafnya menegang. Kemudian matanya menatap sekeliling ruangan dan berusaha untuk mencari tempat bersembunyi. Arno memberi isyarat pada Jerry melalui matanya dan berharap Jerry bisa menunda waktu untuknya. Jardon pasti merasa sangat yakin jika berani datang ke sini dan Arno sama sekali tidak memiliki kesempatan untuk melarikan diri jika tertangkap olehnya. Hanya saja ruangan ini tidak besar dan sama sekali tidak memiliki tempat persembunyian untuk menyembunyikan orang yang memiliki tubuh yang besar. Jerry tersenyum pahit sambil menggelengkan kepalanya saat melihat Arno yang sedang mencari tempat persembunyian dengan sangat cemas, Jerry berdiri dan berjalan untuk membuka pintu. Anak muda sekitar berusia 20 tahunan tersenyum dan mengangguk pada Jerry saat melihatnya. Anak muda ini mencondongkan tubuhnya ke depan dan menatap sekeliling ruangan dengan mata yang besar serta penuh dengan rasa ingin tahu. Perhatian Arno yang sedang mencari tempat persembunyian tertuju ke arah pintu dan tanpa sadar menoleh ke belakang. Tatapan mereka berdua bertemu pada saat ini dan terdapat suasana yang canggung serta gugup di tengah udara.

© NovelRead, hak cipta dilindungi Undang-undang

Booksource Technology Limited.