NovelRead
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa

Bab 561

Sebelum Pandu sempat mengerang kesakitan, tubuhnya jatuh dengan keras ke lantai di tengah bunyi gedebuk. Pikiran Pandu menjadi kacau, seolah-olah diledakkan oleh bom. Seluruh tubuhnya sampai mati rasa. Tubuh Pandu bergidik. Pandu mencoba untuk bangun, tetapi rasa sakit yang dahsyat membuatnya tidak berdaya untuk bangun. Pandu hanya bisa mendongakkan kepala. Dari sudut mata, Pandu melihat sebuah bayangan hitam datang ke arahnya. Lalu, pandangan Pandu menghitam. Kepalanya pusing, seolah-olah dipukul oleh palu. Semua orang di samping terbengong, termasuk Javier dan Greg. Mereka menatap Jerry. Pada saat ini, pemuda yang tampak biasa itu seperti binatang buas yang membuat orang ketakutan. Pandu berusaha untuk melawan di bawah kaki Jerry. Ekspresi sombong dan arogan di wajahnya tadi digantikan oleh kesakitan dan ketakutan yang tak berujung. "Ah!" Pandu mengerang kesakitan. Suaranya menyiratkan penderitaan tak berujung. Darah terus mengalir keluar dari mulut Pandu. Gigi-giginya juga tanggal. Wajah Pandu yang tampan bahkan tidak bisa dikenali lagi. Wajah Pandu berdarah-darah, tampak sangat tragis. Baru pada saat itu, Javier tersadarkan. Dia buru-buru maju untuk menahan Jerry. "Hentikan! Hentikan!" Javier khawatir Pandu akan mati jika Jerry terus menyerang. Pada saat yang sama, Greg juga sadar bahwa masalah sudah berada di luar kendali. Jika Jerry terus menyerang, mungkin benar-benar tidak ada cara lagi untuk mengatasi masalah. Greg bergegas maju dan menatap Jerry. "Jangan sembrono. Situasinya akan parah kalau kamu serang terus." Jerry kembali tenang dan tidak berencana untuk menyerang lagi. Tentu saja, dia tidak menyesali keputusannya tadi. Sejak Jerry masuk, Pandu terus mengejek dan menghinanya. Jerry acuh tak acuh pada awalnya, tetapi kesalahan terbesar Pandu adalah menghina Greg! Itu jelas melanggar tabu Jerry. "Kali ini hanya kuberi pelajaran. Kalau kamu masih menghina orang, aku jamin kamu nggak akan bisa berbicara lagi dalam sisa hidupmu." "Selain itu, kalau aku tahu kamu berani ganggu ayahku, nasibmu akan jauh lebih tragis dari yang sekarang. Apa pun konsekuensinya, aku pasti membunuhmu!" Pandu pulih sedikit. Ketika bertemu dengan mata Jerry yang penuh aura membunuh, dia merasakan kedinginan yang menusuk tulang. Pandu tidak berani memandang rendah Jerry lagi. Dari tatapan mata Jerry, Pandu yakin Jerry tidak sedang bercanda. Orang gila yang tidak berguna itu benar-benar berani melakukan apa pun saat ini. Sebaiknya jangan membuat orang gila itu marah dan memutuskan masa depan sendiri. Tentu saja, itu hanya pencitraan. Secara diam-diam, Pandu tidak akan mengampuni Greg dan Jerry. Dia harus membalas dendam atas kerugian besar kali ini! "Urus darah di wajahmu itu." Sebenarnya, sudah lama Javier tidak menyukai Pandu yang arogan dan sombong. Akan tetapi, mereka tidak boleh berkonflik secara terbuka karena mereka adalah sekeluarga. Bagus juga jika Pandu diberi pelajaran kali ini. Javier mengeluarkan sebutir pil penyembuhan dan melemparkannya pada Pandu, lalu menyuruhnya meninggalkan ruang tamu. Setelah itu, Javier mengernyit seraya menoleh pada Jerry. "Kamu nggak boleh sembrono tadi. Apa kamu sudah pikirkan konsekuensinya?" Jerry tertawa ketika mendengar pertanyaan Javier. Dia pergi duduk di sofa di samping dan menoleh pada Javier sambil tersenyum. "Paling-paling menjadi targetnya. Dia bahkan mungkin melampiaskan amarah pada ayahku."

© NovelRead, hak cipta dilindungi Undang-undang

Booksource Technology Limited.