Bab 562
"Lalu, kenapa? Aku nggak peduli." Jerry tersenyum santai. Dia tidak sudi menargetkan orang seperti Pandu yang takut pada orang kuat dan hanya berani menindas orang lemah. Akan tetapi, Jerry juga tidak takut jika Pandu menantangnya.
"Kamu sudah tahu, kenapa kamu masih berbuat begitu?" Javier menatap Jerry dengan heran, tidak paham apa pemikirannya.
Greg juga menatap Jerry dengan ekspresi mata kompleks. Perbuatan Jerry tadi membuatnya sedikit khawatir, tetapi dia tidak menyalahkan Jerry.
Sejak Jerry pergi menuntun ilmu pengobatan pada 17 tahun lalu, hubungan mereka menjadi agak asing. Meskipun Jerry tidak pernah berkata apa-apa, Greg dapat merasakannya.
Akan tetapi, ketika tadi, Greg kembali merasakan kepedulian dari putranya. Semua itu sudah cukup. Greg tidak peduli apa konsekuensi setelah menyerang Pandu.
Jerry tersenyum seraya menggelengkan kepala. "Berdasarkan senioritas, aku harusnya panggil kamu paman, 'kan? Tapi kita baru pertama kali bertemu, aku belum bisa panggil."
"Terlepas dari hubungan ini, kamu juga nggak akan biarkan hal itu terjadi. Selain itu, kamu sengaja membuat semua masalah ini untuk menghentikanku pergi ke dunia bela diri, 'kan?"
Pada awalnya, Jerry memang sangat mengkhawatirkan kehidupan ayahnya di masa depan. Setelah melihat sikap Javier terhadap Pandu ketika tadi, Jerry menyadari letak masalahnya.
Terutama ayah tidak memberi respons dan Pandu mengingatkan segala keburukan jika dia pergi ke dunia bela diri. Kebenarannya tidak sulit untuk ditafsir.
Javier tidak menyangka Jerry akan mengekspos tujuannya. Dia dan Greg bertukar tatapan. Dia juga merasa tidak ada yang perlu dibicarakan lagi.
"Karena kamu sudah tahu, aku nggak perlu rahasiakan lagi. Keluarga Lorelai memang nggak mau kamu muncul di dunia bela diri."
"Situasi terkini di Keluarga Lorelai agak rumit. Kalau kamu muncul sekarang, kamu pasti akan jadi pusat perhatian. Sekalipun kamu nggak punya niat apa-apa, kamu tetap akan dianggap sebagai ancaman."
Jerry mengangguk terhadap ucapan Javier yang lugas. "Mereka takut aku akan membagi sumber daya keluarga. Mereka akan cari cara untuk menjatuhkanku, bahkan membunuhku."
"Benar," sahut Javier dengan jujur. "Kamu terlalu lemah sekarang, hanya akan menjadi tumbal."
"Ini juga kehendak Kak Vanessa ... ibumu. Dia ingin kamu tunggu sampai situasi Keluarga Lorelai menjadi stabil, baru boleh pergi ke sana."
Makin dalam percakapan mereka, makin ramah nada bicara Javier. Javier jelas menyadari sikapnya terhadap Jerry tadi terlalu cuek. Akan tetapi, setelah berbicara, Javier mengungkapkan sedikit rasa kedekatan.
Ketika Jerry merenung, Javier mengeluarkan beberapa botol porselen dari dalam saku dan menaruhnya di depan Jerry.
"Kak Vanessa minta aku bawakan ini padamu. Isinya pil yang berguna dalam kultivasi, nggak ada di dunia sekuler."
"Kalau semuanya lancar, saat jalur akses dibuka lagi dua tahun nanti, aku akan datang untuk membawamu pergi. Semoga kamu bisa memberiku kejutan dengan kultivasimu nanti."
Jerry mengambil salah satu botol porselen. Rasanya dingin. Ada keterangan yang rinci di botol tersebut, sungguh pengertian.
Dikarenakan itu adalah pemberian dari ibu, Jerry tidak sungkan-sungkan. Dia memang sangat membutuhkan sumber daya kultivasi pada saat ini.
Melihat Jerry menyimpan botol-botol itu, Javier ingin berbicara lagi, tetapi didahului oleh Jerry.
"Beri tahu Ibu, nggak usah utus orang untuk jemput aku 2 tahun kemudian. Aku akan menginjakkan kaki di rumah Keluarga Lorelai dengan usahaku sendiri."