Bab 1704 Olympias Pimpinan Baru
Tyr dan Olympias berdiri di suatu tempat yang tidak jauh jaraknya dari Jules, tampaknya dia berusaha untuk tidak terlalu dekat dengan yang lain karena mereka tidak peduli siapa sebenarnya yang akan menjadi pemimpin dari keluarga White selanjutnya.
Tyr bertanya dengan nada suaranya yang rendah, "Oly, siapa yang kau pilih untuk menjadi pimpinan yang baru?"
"Tentu saja itu Paman Jules."
Olympias menjawab dengan datar, “Bos, kau tahu aku tidak cocok dengan Paman Ansel. Aku merasa yakin jika dia adalah dalang di balik peristiwa yang menimpa pada ayahku.”
"Apakah kau pernah berpikir untuk membalaskan dendam pada keluargamu?"
Mendengar hal itu, jantung Olympias tersentak dengan hebat. "Kakek ku sudah tidak lagi membahas masalah ini," akhirnya dia berkata setelah terdiam untuk beberapa saat. “Mengapa aku harus membalas dendam?”
Tyr tahu isi didalam lubuk hatinya, bahwa gadis itu sudah berbohong. Di dalam sorot matanya jelas masih tersimpan rasa kebencian bahkan ketika dia melihat sosok Ansel saat ini terlepas dari jawabannya.
Tyr dan Olympias, justru sebaliknya, mereka menyadari bahwa karena Regis telah memutuskan untuk tidak mengungkit masalah ini, maka tidak akan ada cara bagi orang lain untuk melakukannya, karena tidak ada seorangpun yang memiliki kemampuan tentang hal itu.
Olympias pasti menginginkan balas dendam dan juga keadilan untuk keluarganya, tetapi apakah dia akan berhasil? Jawabannya adalah itu semua tidak bisa dilakukan. Bahkan jika Istana Kerajaan harus ikut campur, tetap saja itu semua sangat mustahil untuk dilakukan.
Istana Regal, setidaknya untuk saat ini, tidak akan mampu mengalahkan Kredo.
Suara Tetua Agung, Clovis, terdengar di depan Menara Eldrian pada saat yang tepat.
“Hari ini, atas permintaan mendiang pimpinan keluarga yang sebelumnya, kami berniat untuk mengambil surat wasiatnya di dalam amplop, yang ditinggalkannya di Menara Eldrian. Pimpinan baru dari keluarga White akan menjadi nama yang tertulis dalam surat ini. Harap bersabar, semuanya! Dewan Tetua sekarang akan menemani Kakek Ortwin untuk menu ke Menara Eldrian untuk mengambil amplop itu.”
Sesaat, semua orang berusaha untuk menahan napasnya dan menatap ke arah gerbang Menara Eldrian.
Ortwin mengulurkan tangannya untuk mendorong pintu Menara Eldrian hingga terbuka. Kemudian diikuti oleh Clovis dan sekelompok tetua saat mereka berjalan hingga sampai menuju ke menara.
Ortwin berjalan keluar sekitar dua menit kemudian, memegang amplop di tangannya. Ortwin mendesak, "Tetua Agung, sekarang adalah tanggung jawabmu untuk membuka surat itu dan membacakan nama pimpinan baru dari keluarga White."
"Baiklah."
Clovis mengambil amplop itu dari tangan Ortwin. Bahkan tubuhnya tampak sedikit gemetar.
Amanah ini sangat penting karena akan mempengaruhi arah dan juga tata letak keluarga White di masa yang akan datang. Itu juga tentang masalah faksi dari banyaknya keluarga yang dapat naik ke level tertinggi.
Hampir dua ratus orang hadir disana, termasuk puluhan anggota inti keluarga, serta bawahan atau orang yang mereka bawa. Semua orang tampak menahan napas dan mengarahkan pandangan mereka pada tetua Agung.
Ketegangan yang dirasakan cukup kuat sehingga sebilah pisau dapat mengirisnya dengan sekejap.
Orang-orang seperti Quent, Jehan, atau Walric, semuanya tengah mengepalkan telapak tangan mereka dan tubuh mereka berkeringat.
Perhatian Ansel tertuju pada surat yang ada di dalam genggaman Clovis. Dia tidak berani berkedip sedikitpun. Jantungnya berdegup sangat kencang, dan terkesan bahwa jantungnya akan segera melompat dari rongga dadanya.
"Akhirnya, jawaban ini akan segera terungkap."
Tyr dan Olympias tidak dapat memahami kecemasan dari para anggota inti, tetapi karena mereka sudah hadir disana, mereka hanya ingin melihat siapa sosok yang akan menjadi pemimpin yang baru dalam keluarga White berikutnya.
Clovis sudah membaca surat itu. Wajahnya tampak tercengang ketika dia melihat nama yang tertera didalam surat itu.
Ekspresinya ditangkap oleh ribuan banyak orang yang juga hadir pada saat itu, seolah-olah langit dan bumi telah terjebak dalam sebuah waktu. Nama yang tertulis di surat ini jelas melebihi ekspektasinya, terbukti dari ekspresi wajahnya yang sangat terkejut.
Clovis berasumsi bahwa pewaris dari pemimpin keluarga White berikutnya adalah Ansel, tetapi ekspresinya saat ini mengungkapkan bahwa pemimpin berikutnya yang dipilih oleh Regis ternyata sama sekali bukan Ansel.
Ansel merasa bahwa saat ini detak jantungnya telah mencapai titik level yang paling rendah. Semua orang yang di sebelahnya juga turut mengerutkan keningnya. Dilihat dari ekspresi wajah Clovis yang seolah-olah telah menjelaskan segalanya, meskipun hasil akhirnya belum diumumkan.
“Tuan Jules, tampaknya surat itu tidak mencantumkan nama Ansel di dalamnya. Jika tidak, mana mungkin Tetua Agung memiliki ekspresi wajah yang seperti itu.”
Quent dan beberapa orang pendukung Jules lainnya menjadi terpesona pada saat yang bersamaan. Pasti itu adalah Jules dan bukan Ansel.
"Berhentilah bicara omong kosong." Jules menatap Quent dengan tegas dan memberikan tanda untuk menutup mulutnya.
Clovis masih terlihat memegang surat itu di dalam tangannya dan hingga saat ini dia belum mengumumkan isi dari surat itu. Sepertinya dia tidak ingin mengumumkan nama yang tertera di dalamnya.
“Tetua Agung, cepat umumkan sekarang juga,” Ortwin mulai mendekati Clovis dan terus berusaha untuk mendesaknya.
Clovis tampaknya telah pulih dari keterkejutannya pada saat ini. Akhirnya pria itu bersiap untuk membacakan isi surat itu, "Menurut wasiat dari pemimpin Regis, pemimpin keluarga White yang baru adalah... Olympias!!!"
Bamm!
Kalimat yang dilontarkan oleh lebih menakutkan daripada bunyi guntur yang terdengar pada saat itu. Seluruh kerumunan berdiri ketakutan di tempat. Sebuah seruan memekakkan telinga tidak pecah sampai beberapa detik kemudian.
“Olympias?”
“Olympias adalah pemimpin baru dalam keluarga ini. Apakah kau sedang bercanda padaku?"
“Surat itu salah! Aku pasti telah salah mendengarnya. Bagaimana mungkin bisa gadis itu, Olympias? Ini pasti sebuah kesalahan.”
Diskusi yang tak terhitung jumlahnya tampak meletus di sekitar kerumunan. Ansel dan yang lainnya tampak terdiam membantu seperti sebuah fosil.
Bukan hanya mereka yang terperangah, Jules dan yang lainnya juga tidak terkecuali. Mereka bisa menebak banyak nama. Bahkan Otes, anak kelima Regis, muncul dalam daftar mereka, seorang pria yang tidak pernah memikirkan dunia dan menghabiskan hari-harinya hanya dengan menanam sayuran di ladang miliknya. Nama Olympias, sebaliknya, tidak pernah terlintas sedikitpun di dalam benak mereka.
Mengapa Regis memilih anak nakal seperti dia sebagai pemimpin berikutnya dari keluarga White? Seorang gadis yang tidak pernah berada dalam keluarga selama dua puluh tahun terakhir?
"Bos, apakah aku salah mendengar semua ini?" Olympias juga terkejut. Seluruh tubuhnya bergidik. Dia menjalani kehidupan tanpa hukum di mana dia dulu berjuang sendirian di negara yang dilanda perang selama bertahun-tahun lamanya untuk menjual senjata api dan berhasil melalui hujanan peluru yang tak terhitung jumlahnya, tetapi dia tidak pernah merasa ketakutan seperti sekarang ini.
Ketika Olympias mendengar namanya disebut, dia tidak merasakan sedikit pun kegembiraan, sebaliknya, saat ini dia merasa ketakutan. Sebelum dia meninggal, kakeknya telah membuat langkah yang berani dan tak terduga. Apa alasan di balik semua ini?
“Kau mendengarnya dengan jelas. Dia menyebut namamu.” Tyr juga tampak terkejut di saat yang bersamaan.
Dia juga merasa tegang, kecemasan mulai memenuhi hatinya. Dia tidak pernah berpikir jika Regis akan membuat rencana seperti sekarang ini. Tidak heran jika dia harus meminta seseorang untuk mengumumkan namanya setelah dia meninggal. Orang ini tidak pernah mengalami damai jika dia masih dalam keadaan hidup.