Bab 1705 Aku Tidak Setuju
Tyr baru tersadar bahwa ada sesuatu yang salah dengan semua ini. Tampaknya papan catur telah dimainkan, dan beberapa dari mereka telah bertindak sebagai bidak dalam permainan ini.
"Bos, menurutmu mengapa kakek melakukan semua ini?" Olympias menarik napasnya dalam-dalam, tetapi dia masih tidak bisa menenangkan dirinya.
Tyr berkata, “Jangan gugup! Apakah kau yakin jika kakekmu akan memperlakukanmu dengan tulus?”
“Dulu mungkin aku akan mengatakan ya, tapi sekarang, aku tidak begitu yakin.” Olympias tampak sedikit bingung.
"Tidak semudah yang kita pikirkan," ucap Tyr. “Ini hanyalah sebuah permainan catur. Dia mencoba untuk menarik kita ke dalam permainannya.”
Perbincangan yang terjadi disekitar lokasi masih terngiang dengan jelas di telinga mereka, dan kebanyakan ekspresi dari mereka telah berubah menjadi suram. Jelas, sebagian besar dari mereka yang hadir tidak setuju dengan keputusan Regis sebelum akhirnya dia meninggal. Ini semua adalah omong kosong.
Clovis terdiam cukup lama sambil memegang surat yang ada itu di tangannya.
Ortwin, sebaliknya, telah menatap ekspresi semua orang di bawah dengan mata yang sangat tajam, seolah-olah mengamati ekspresi mereka akan memberinya beberapa informasi.
Diskusi berlanjut, tetapi tidak ada yang berani angkat bicara karena Ansel dan Jules sama-sama terdiam pada saat itu. Tidak ada orang lain yang dapat memenuhi syarat untuk bisa berbicara.
Clovis hanya bisa menarik napasnya dalam-dalam hingga beberapa kali berturut-turut. Dan pada akhirnya, dia menoleh ke Olympias, "Oly, ke sinilah!"
Olympias sepertinya telah mendengar seseorang memintanya untuk pergi ke arah lokasi pemancungan. Dia hanya berdiri dan terdiam untuk sementara waktu, tanpa berani mengambil langkah sedikitpun.
"Pergilah!" Setelah berpikir cukup lama, akhirnya Tyr memintanya untuk pergi.
“Bos, aku…”
“Jika kau percaya pada kakekmu mendekatlah. Saat ini kita tidak punya pilihan lain,” Tyr berusaha untuk menjelaskan, “Kita hanya bisa melanjutkan dan belajar bagaimana cara memainkan permainan catur ini.”
Olympias telah bermitra dengan Tyr selama hampir bertahun-tahun lamanya, karenanya dia merasa sangat yakin pada penilaiannya. Dalam beberapa hal, Tyr telah dianggap sebagai pilar hatinya dan Istana Kerajaan secara keseluruhan.
“Oly, ingatlah bahwa kau tidak sendirian. Seluruh Istana Kerajaan akan mendukungmu. Kau harus percaya padaku meskipun Istana Regal belum mendapatkan pijakan di dunia seni bela diri kuno.”
"Baik boss."
Hati Olympias tampak dipenuhi dengan kepercayaan diri yang cukup tinggi ketika dia mendengar nama Istana Kerajaan disebut. Organisasi adalah yang sesuatu yang paling dapat menguatkan bagi setiap anggotanya, terlepas dari apa yang dunia luar pikirkan tentang organisasi mereka pada saat itu.
Akibatnya, Olympias mulai menegakkan punggungnya dan mendekati Clovis.
Clovis bertanya, “Sebelum dia meninggal, pimpinan Regis telah memintamu untuk menjadi pimpinan yang baru dari keluarga White. Apakah kau sudah tertarik untuk mengambil pekerjaan itu?"
Olympias tidak tahu bagaimana cara menjawabnya, karena dia tidak tahu apa maksud dibalik semua rencana sang kakek ketika dia memainkan drama ini sebelum akhirnya dia pergi menuju ke surga.
Apakah dia melakukan ini untuk menebus hutangnya kepada keluarga mereka pada saat itu? Atau apakah karena Regis sangat ingin menjadikan ayahnya sebagai seorang pemimpin pada saat itu, hingga akhirnya dia langsung memberikan posisi pimpinan itu kepadanya? Jika itu masalahnya, maka itu sangat tidak masuk akal, bukan?
Clovis punya alasan khusus untuk menanyakan pertanyaan ini kepada Olympias.
Tidak diragukan lagi, Clovis akan menyatakan Ansel sebagai pemimpinnya yang baru dan memberi hormat jika nama Ansel tertulis dalam surat wasiat yang dibacakan pada hari ini.
Dia terus bertanya pada Olympias apakah dia mau melakukan hal itu. Jika Olympias menolaknya, mungkin Clovis dapat memanfaatkan situasi dan membangkitkan momentum bagi Ansel untuk menjadi seorang pemimpin.
Clovis juga telah menganggap Olympias kurang berani menerima posisi itu.
Olympias tidak langsung meresponnya. Sebaliknya, dia hanya bisa menatap wajah Tyr.
Tyr mulai merasakan banyaknya tekanan, namun pada akhirnya, dia hanya mengangguk dengan tegas.
Olympias kembali menyatakan, "Karena ini adalah wasiat dari Kakek, maka aku akan menerima tugas yang diberikan olehnya."
Jantung Clovis berdebar kencang. Ekspresi para tetua yang ada di sekitarnya tampak menjadi suram. Sepertinya mereka tidak mengharapkan seorang gadis seperti Olympias yang akan menerima posisi pemimpin dengan keberanian seperti itu.
"Oly, apakah kau sudah memikirkannya dengan serius?" Clovis jelas tidak merasa puas dengan tanggapan Olympias, lalu dia bersikeras untuk mencoba membuatnya menebak-nebak dengan sendirinya.
"Aku sudah memikirkannya."
Olympias tidak lagi takut akan apapun setelah dia mengambil langkah ini. Karena ini adalah keinginan terakhir dari sang kakek, dia akan melaksanakan tugas yang diberikan dan melihat kondisi yang akan terjadi.
"Apakah kau yakin jika kau sudah memikirkannya?" Clovis terus saja bertanya.
Sedangkan Ortwin, justru sebaliknya, dia tidak bisa duduk terdiam lebih lama lagi. "Tetua Agung, inilah yang diinginkan oleh tuanku," ucapnya. "Kenapa kau terus saja bertanya?"
Akhirnya Clovis hanya bisa terdiam dan membungkam mulutnya. Sulit baginya untuk menerima kenyataan ini, tetapi dia tidak bisa mengabaikan seluruh keinginan terakhir dari Regis.
"Saya tidak bisa menerima wasiat ini." Saat itu, sebuah suara akhirnya terdengar dengan jelas. Suara itu berasal dari Jehan.
Garis keturunan Ansel bertekad untuk dapat memenangkan posisi dari pimpinan itu, tetapi drama yang tak terduga telah terjadi dan menghancurkan kemenangan yang tengah mereka harapkan. Sebenarnya Ansel sendiri tidak pantas untuk berbicara, tetapi sebagai putranya, Jehan merasa tidak bisa tinggal diam pada saat ini.
Sedangkan Ansel tidak bisa menahan tindakan Jehan ketika pada akhirnya dia berdiri dan mulai berbicara didepan umum, menunjukkan bahwa pendekatan Jehan telah disetujui sebelumnya.
“Olympias telah absen dari posisi keluarga selama kurang lebih dua dekade terakhir. Dia juga hanya berasal dari generasi ketiga. Dia tidak memenuhi syarat untuk menjadi seorang pemimpin yang sesuai dengan syarat dan ketentuan yang berlaku, bukan dari kalangan senioritas, bahkan tidak memiliki kemampuan yang mumpuni. Aku akan menjadi orang pertama yang menentang keputusan Kakek.”
Untuk sesaat, banyak orang yang melihat ke sisi Jehan dengan tekadnya yang bulat. Kata-katanya juga telah mewakili suara sebagian besar dari orang-orang yang ada di sini.
Olympias hanya berdiri dan terdiam, dia tidak merasa yakin untuk menanggapinya karena apa yang dilontarkan oleh Jehan sepenuhnya benar. Olympias sama sekali tidak memenuhi syarat untuk dapat menjadi pemimpin dari keluarga White. Bisakah dia mengambil peran begitu saja hanya karena keinginan Regis?
Jehan dan yang lainnya langsung memberikan penolakannya jika rencana Regis hanya akan membawa keluarga ini menuju kehancuran yang abadi.
Clovis menoleh untuk melihat Ortwin. Yang terlihat tampak jengkel ketika dia melihat situasi sudah mulai tidak kondusif.
"Masalah ini sangat penting," ucap Clovis saat itu. “Aku ingin tahu siapa di antara kalian yang tidak mendukung Olympias sebagai seorang pemimpin. Angkat tanganmu jika kau tidak setuju!”
"Aku merasa keberatan!"
Orang pertama yang mengangkat tangannya adalah Jehan. Mayoritas yang hadir disana, adalah para pengikut Ansel, mencoba untuk mengangkat tangannya bersiap melancarkan protesnya.
Pada saat yang sama, beberapa anggota inti keluarga yang tidak terlibat dalam konflik diantara kedua faksi juga mulai mengangkat tangannya. Mereka hanya bertindak demi kepentingan terbaik dari pihak keluarga. Keputusan Regis, menurut mereka, tak lain hanyalah sebuah lelucon.
"Tuan Jules, aku tidak setuju jika gadis itu ditunjuk untuk menjadi seorang pimpinan keluarga."
Ettore, Quent, dan yang lainnya berusaha untuk mengangkat tangannya, tapi Jules masih berusaha untuk menghentikan mereka.
"Tuan Jules, apa maksudmu?" Para pengikutnya tercengang.
Jules berkata, mengambil napasnya, “Ayahku pasti punya alasan untuk membuat keputusan seperti itu. Daripada menentangnya, lebih baik kita harus mendukungnya.”