Bab 675
"Dokter bilang, duri ikannya tersangkut lumayan dalam. Tadi aku dioperasi buat mengeluarkan duri. Tenggorokanku jadi luka, Bu."
Zea mengatupkan bibir, menahan rasa tidak nyaman.
"Ya ampun ... " Nadira sedih mendengar penuturan si kecil. Perempuan itu menoleh dan melihat pria tampan di sebelahnya. Rambut Beni masih basah. Otot dadanya yang tegap tersembunyi di balik kemeja, menguarkan aroma segar sehabis mandi. Nadira terdiam, membandingkan penampilan Beni yang rapi dan anaknya yang kesakitan.
Sekejap saja, perempuan itu langsung kesal. "Pak Beni, kondisi Zea sudah sampai begini, kamu masih sempat-sempatnya dandan? Mau kencan sama Lestari, ya? Dasar ayah nggak bertanggung jawab!"
Suasana mendadak hening.
Wajah Beni langsung menghitam, nyaris muntah darah saking marahnya.
Tidak masalah jika perempuan ini tidak tahu cara menghargai ketampanannya. Namun, haruskah Nadira mengejeknya juga? Makhluk macam apa perempuan ini?
"Iya, Bu. Ada orang yang kalau cari perhatian sampai segitunya. Norak

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi NovelRead untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda