Bab 676
Alih-alih menjawab, Zea mengedipkan sebelah mata.
Teringat ulah Morris yang berpura-pura menjadi kurir di apartemen waktu itu, Nadira langsung merasakan firasat buruk. Mata jernihnya menatap Zea dengan kesal.
Waspada, perempuan itu menoleh ke kiri dan kanan, takut Morris tiba-tiba muncul.
"Tengak-tengok buat apa? Bingung pilih sayur?" Terdengar suara rendah Beni bertanya.
Nadira mendengkus dan melirik dengan jengkel. Ini semua gara-gara anak pria itu yang doyan bikin onar.
Dia menghela napas, lalu berjalan ke bagian sayur dan daging, memilih dengan saksama.
Seperti biasa hari ini Nadira mengenakan setelan formal khas wanita karier. Aura seorang CEO wanita menguar dari sosoknya.
Kemeja sutra dengan pinggiran bergelombang dipadu dengan rok pensil berpinggang tinggi yang membuat pinggulnya tampak sempurna. Lekuk tubuhnya terlihat mengundang saat berjalan.
Sepasang kaki ramping mengintip dari bawah rok. Kulitnya yang putih dibalut sepasang sepatu hak tinggi.
Meski gaya busananya sangat pro

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi NovelRead untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda