NovelRead
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa

Bab 2072

"Lilly sangat bergantung padamu." Sorot mata Jeremy sangat serius. “Bukankah kau ingin merawat Lilly? Buktikan padaku sekarang. Buktikan bahwa kau bisa merawat putriku dengan baik sehingga aku bisa meninggalkan putriku tercinta bersamamu tanpa merasa khawatir.” Setelah mendengar apa yang dikatakan Jeremy, Fabian tampak tercengang. Sebelum dia bisa bereaksi, Jeremy berjalan ke arahnya, menundukkan kepalanya, dan mencium pipi Lilly. “Lilly, ada urusan yang Mommy dan aku harus tangani. Kami akan datang menjemputmu nanti. Tetap di sini bersama Fab dengan patuh dan dengarkan semua yang dia katakan, oke?” Lilian mengerti bahwa Madeline dan Jeremy akan pergi, jadi dia mengerutkan alis kecilnya yang menggemaskan karena kecewa. "Daddy." Mulut bunga sakura kecilnya bergerak, dan dia memanggil ayahnya dengan lembut. Pada saat yang sama, ada nada kesepian di dalam kedua matanya. Senada dengan Jeremy, Madeline juga tersenyum penuh kasih pada Lilian. "Lilly, Daddy dan aku akan datang untuk membawamu pulang setelah kami menyelesaikan urusan ini, jadi jadilah gadis baik dan tetap bersama Fab, oke?" Menjadi anak yang sangat pengertian, Lilian tidak menunjukkan emosi yang tidak bahagia, dan sebaliknya, dia dengan patuh menganggukkan kepalanya. Sangat lega, Jeremy langsung menggandeng tangan Madeline. "Linnie, ayo kembali ke hotel dulu." "Baiklah." Tanpa banyak bertanya, Madeline akhirnya mencium Lilian dan mengikuti Jeremy. "Jeremy tidak akan mengambil risiko untuk bertemu pria bernama Carter itu sendirian, ‘kan?" Evan bertanya, merasa sedikit penasaran dan khawatir. Fabian melihat ke pintu sambil berpikir lalu mengerutkan kening. “Kurasa aku juga punya andil dalam hal ini.” "Fab, apa maksudmu?" Bingung, Evan menatap Fabian yang barusan mengatakan itu. Fabian tidak berbicara, tetapi sebaliknya, dia menatap Lilian dalam gendongannya. “Lilly, jangan khawatir. Aku tidak akan membiarkan kedua orangtuamu mendapat masalah,” janjinya dengan sungguh-sungguh. Di hotel. Saat ini sudah larut malam. Dalam hati, Madeline masih merasa gelisah. Selain itu, dia merasa sangat cemas ketika ingat bahwa Jeremy telah memutuskan untuk menemui Carter besok. Namun, Jeremy berjanji padanya bahwa dia akan memikirkan tindakan balasan malam ini. Pria itu mengatakan kalau dirinya akan membuat rencana untuk besok. Namun, keesokan paginya, Madeline bangun dan mendapati Jeremy sudah tidak lagi di sisinya. Dia menelepon pria itu tetapi tidak bisa menghubunginya sama sekali. Madeline segera menghubungi Fabian dan menanyakan alamat lama geng Stygian Johnson. Fabian yang berada di seberang telepon langsung mengatakan kepada Madeline bahwa dia sekarang berada di pintu masuk kedai kopi tempat mereka bertemu kemarin. Madeline segera bangun lalu mandi. Dia kemudian mengenakan mantelnya dengan tergesa-gesa sebelum bergegas ke kedai kopi di lantai bawah hotel. Mobil Fabian diparkir di pintu masuk. Dia turun dari mobil, membukakan pintu untuk Madeline, lalu menginjak pedal gas. "Fabian, kalau kau di sini, di mana Lilly?" “Evan akan menjaga Lilly untukku. Jangan khawatir," kata Fabian padanya. Dia menatap jalan di depan dengan matanya yang setajam pedang. Pada saat yang bersamaan, dia terus mempercepat laju mobil. “Fabian, kenapa kau tidak kembali? Katakan di mana alamat lama geng Stygian Johnson dan aku bisa mencari Jeremy sendiri.” "Apa kau pikir aku akan membiarkanmu mengambil risiko sendirian?" Fabian balik bertanya. Setelah itu, dia menebak, "Menilai dari seberapa cemas dirimu sekarang, kurasa Jeremy sudah pergi menemui Carter sendirian, bukan?"

© NovelRead, hak cipta dilindungi Undang-undang

Booksource Technology Limited.