Bab 25
Bibirnya tersenyum tipis, napasnya harum, tapi kata-katanya menusuk seperti pisau.
"Kenapa?"
"Hasratmu belum terlampiaskan, ya? Dan karena tangan Gisel terbakar, dia jadi nggak bisa memuaskanmu di ranjang, sampai akhirnya kamu mengingat aku, sang cadangan yang bisa dipanggil dan dibuang sesuka hati?"
Saskia merasakan tubuh pria itu menegang seketika.
Wajah tampannya perlahan menggelap penuh amarah
Kepuasan Saskia pun meledak, seperti sulur liar yang menyebar ke seluruh tubuhnya.
Saskia tersenyum makin berani, dan makin lepas kendali.
"Sepertinya pelajaran yang kuberikan padamu terakhir kali, ketika aku mengikatmu di kursi dengan dasi, belum cukup, ya?"
"Mau kita ulangi malam ini?"
"Tapi kali ini, aku nggak bisa jamin, mungkin akan ada 'kenang-kenangan' lain yang menempel di tubuhmu."
Setelah berkata begitu, pesona di matanya lenyap seketika, digantikan oleh tatapan dingin penuh sindiran.
Dia mengayunkan tangannya dengan keras, melepaskan genggaman Johan sepenuhnya.
Saat itu, dia menger

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi NovelRead untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda