Bab 462
Xander tak bisa berkata-kata
Dia melirik ke arah Pak Leo dengan tatapan yang dingin.
Shania hanya bisa menutup wajahnya diam-diam. Apa Pak Leo harus sejujur itu ya?
Siska hampir tidak bisa menahan tawa.
Pak Xander biasanya makan begini?
Apa Pak Xander punya masalah ginjal bawaan sampai tiap makan harus segini ekstremnya? Benar-benar brutal.
Karen juga sempat terdiam, terlihat agak terkejut. Setelah hening sejenak, dia akhirnya membalas dengan canggung tapi tetap sopan, "Sarapan orang kaya berbeda ya. Menunya cukup ... unik."
Unik. Benar-benar unik.
Bukan cuma makanannya yang unik, bahkan topik pembicaraannya juga tak kalah ajaib.
Shania hanya menunduk, fokus menyantap sarapannya, tak berani ikut campur dalam percakapan yang "unik" itu.
Pak Leo tersenyum hangat tanpa menambahkan komentar, lalu menggendong si kucing kecil dari lantai. "Pao kelaparan. Aku ke belakang sebentar buat kasih dia makan."
Sambil bicara, dia pun melangkah keluar.
Pao, si kucing kecil berkaki pendek itu, memeluk

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi NovelRead untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda