Bab 168
Leo berjalan lebih lambat, tersenyum pada Shania dan Siska. "Aku sudah menyiapkan sup pangsit, apa Nona Shania dan Siska mau naik dan makan sedikit? Isinya terbuat dari jamur kuping, daging sapi dan kepiting, kuahnya dibuat dari kaldu ayam kampung dan jamur segar, sangat lezat."
Begitu mendengar kalimat pertamanya, Shania dan Siska sudah mau bilang bahwa ini sudah larut malam dan mereka tidak akan makan lagi.
Bukankah itu hanya pangsit?
Masih ada hal yang perlu mereka bicarakan.
Namun, setelah mendengar kalimat selanjutnya ... mereka merasa pangsit ini harus dimakan!
"Sebenarnya aku memang sangat lapar," ujar Shania.
Siska menimpali, "Ayo makan sedikit, sudah lama sekali aku nggak makan pangsit, aku sangat merindukannya."
"Aku sudah siapkan banyak, nanti jangan malu-malu makannya."
Leo tersenyum seperti seorang ayah yang penuh kasih, dia memang suka anak-anak yang doyan makan.
Xander melirik mereka.
Pandangannya ... seperti melihat dua gadis yang sangat lapar.
Dia masuk ke lift.
Shania

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi NovelRead untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda