NovelRead
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa
Pelabuhan TerakhirPelabuhan Terakhir
Oleh: NovelRead

Bab 167

Tatapan matanya yang jernih menjadi makin dalam dan pekat. Dia mengenang ciuman penuh gairah dini hari tadi yang membuatnya tak kuat menahan hasrat. Mengingat kelembutan dan keharuman itu, lebih manis dan lembut daripada kue stroberi, sekali mencicipi langsung membuat ketagihan. Perlahan dia mendekat, bibirnya hampir menyentuh kelembutan itu, lalu berhenti di tengah jalan. Akal sehatnya tergoda oleh hasrat, ingin menarik diri tapi juga ingin tenggelam lebih dalam. Waktu dan udara seakan membeku. Tarik-ulur yang berulang terus terjadi. Entah sudah berapa lama berlalu, akhirnya dia menghela napas pelan, kemudian bangkit dan menjauh, lalu duduk kembali ke tempatnya. Dia membuka dasi dengan satu tangan, lalu meneguk segelas besar air es. Di bagian belakang pesawat. Shania tertidur seperti patung. Bahkan posisi miring kepalanya tampak sangat dibuat-buat, seperti sengaja dipaksa bergaya seperti itu. Satu menit kemudian, "patung" itu mulai mengepalkan jarinya perlahan. Sepuluh menit kemudian,

Klik untuk menyalin tautan

Unduh aplikasi NovelRead untuk membuka konten yang lebih menarik

Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda

© NovelRead, hak cipta dilindungi Undang-undang

Booksource Technology Limited.