NovelRead
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa
Misteri KematiankuMisteri Kematianku
Oleh: NovelRead

Bab 462

Sebelumnya, aku mengira Davin tidak peduli. Keberadaanku tidak sepenting rahasia yang ingin dia lindungi. Namun, sekarang ... aku mulai mengerti mengapa dia tidak berusaha menahanku. Dia berharap bisa berada di dekatku, tetapi dia juga ingin aku pergi. Keinginannya sangat bertentangan. "Bagaimana bisa kamu bisa menahan diri untuk nggak mencariku atau membuatku mengingatmu?" Aku mengibaskan genggaman Arya, merebut payung Davin, dan membuangnya ke samping. Jika memang harus berhujan-hujan, lebih baik kami melakukannya bersama. Mengapa dia harus memayungiku, padahal dirinya sendiri kehujanan? Dadaku terasa sesak. "Kalau kamu basah kuyup, apa artinya aku tetap kering? Kita sudah janji untuk terus bersama." Aku tahu, dia telah melakukan banyak hal tanpa sepengetahuanku dalam beberapa tahun ini. Terlibat dengan sindikat adalah hal yang sangat berbahaya. Dia khawatir dirinya tidak akan selamat dan juga takut aku akan sedih. Itu sebabnya dia berulang kali mengatakan bahwa aku harus melupakan dia. Tanpa mengatakan apa pun, Davin mengambil kembali payungnya dan memayungiku. Kali ini, dia berdiri di bawah payung bersamaku. Dengan kepala tegak, aku menatapnya dengan mata berkaca-kaca. Tidak ada lagi yang perlu dijelaskan. Kami bisa saling memahami tanpa harus bicara. "Shani ... " Arya mengepalkan kedua tangannya yang bergetar. Dia mungkin sudah tahu bahwa aku tidak akan pergi bersamanya. "Kenapa kamu masih percaya sama orang gila ini?" tanyanya. "Davin hanya mencintaiku. Dia bahkan bisa nggak bisa mencintai dirinya sendiri," jawabku tegas sambil menggenggam tangan Davin. Meskipun harus tersakiti, aku memercayainya tanpa syarat. Aku sudah siap bahkan jika Davin ternyata menipuku. Liora menundukkan kepala dan air matanya jatuh berderai. Sambil menggeleng, dia berkata, "Kakak akan menyesal! Kakak pasti akan menyesal ... " Dia sangat ingin membawaku pergi dan terlihat sangat takut kepada Davin. Sebelumnya, dia juga mengatakan bahwa dia pernah bertemu dengan Davin di sindikat. Liora menderita autisme, jadi dia sulit berbohong. Kata-katanya bisa dipastikan jujur. Namun, selain rasa takut, aku melihat ada perasaan lain di matanya saat dia menatap Davin. Dia pasti sangat mengenal Davin, bukan hanya sekadar bertemu sekali. Intuisi wanitaku mengatakan, dia benar-benar sedih. Selain itu, aku juga merasa bahwa kata-katanya yang terakhir bukan ditujukan untukku. Kata-kata itu lebih seperti ditujukan untuk Davin. Saat Liora mengajakku pergi, Davin tidak menghalanginya. Sekarang, ketika aku memutuskan untuk tidak pergi, Davin juga tidak menolak. Liora pun akhirnya mengatakan bahwa "Kakak" akan menyesal. Itu berarti, kata-kata itu bisa saja ditujukan untuk Davin, bukan? Davin ... apa yang sebenarnya dia rencanakan dan berapa banyak hal yang tidak aku tahu tentangnya? Dia terlibat dalam eksperimen reinkarnasi sindikat dan menjual saham Perusahaan Isman. Aku yakin Davin tidak gegabah saat membuat semua keputusan itu. Orang-orang di balik semua ini telah merencanakan sesuatu yang besar dan Davin ... sepertinya juga salah satu perencana. Aku belum tahu dengan pasti dan itu membuatku sangat gelisah. Aku takut dia terjebak dalam permainan ini dan tidak bisa keluar lagi. Aku takut dia sengaja mengabaikan keselamatan dirinya. "Orang gila sudah seharusnya bersama orang gila. Arya, ayo pergi," ujar Yuna dari mobil Arya. Namun, Arya bergeming, terus berdiri di tengah derasnya hujan. Dia seakan tidak tahu apa yang harus dilakukannya lagi. "Kenapa kamu belum menyerah? Dia cuma mencintai pria gila itu. Dia bukan Shani! Dia cuma memiliki ingatan Shani saja." Yuna tertawa sinis seolah-olah baru menyadari sesuatu. "Aku tahu kenapa Vincent begitu yakin kalau dia adalah Shani. Itu pasti karena dia diciptakan oleh Vincent sendiri." Benarkah Davin yang menciptakan Sanny untuk menggantikan keberadaan Shani?

© NovelRead, hak cipta dilindungi Undang-undang

Booksource Technology Limited.