NovelRead
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa
Misteri KematiankuMisteri Kematianku
Oleh: NovelRead

Bab 440

Pemimpin tentara bayaran memberikan perintah. Aku ditarik oleh seseorang ke ruangan yang terpisah dengan Davin. Di ruangan itu, aku melihat banyak wanita yang dikurung dalam kamar-kamar kecil. Keadaannya sangat menyedihkan dan mereka sepertinya akan segera melahirkan. Untuk berteriak saja mereka tidak punya tenaga. Aku mengernyit, menunggu seseorang mendekat sambil bersandar di dinding. Tiba-tiba saja perkataan Qiara terngiang kembali, "Shani, kamu tertarik pada kami, 'kan? Aku mengundangmu untuk bergabung." Aku pun mengerti mengapa Qiara berani berkata seperti itu. Dia tahu, jika selamat, kami akan dibawa oleh orang-orang sindikat rekayasa genetika. Di tempat ini, aku akan melihat kebenaran dari perkataannya. Memang benar. Dengan kemampuanku sendiri, aku tidak akan bisa menolong para wanita ini. Melapor ke polisi? Lupakan saja. Di tempat yang tanpa hukum ini, kejahatan merajalela. Siapa yang akan peduli dengan nasib para wanita yang diculik untuk melahirkan subjek eksperimen? Seseorang mendekat dengan membawa jarum suntik dan aku berpura-pura tidak melawan. Saat dia lengah, aku merebut dan menusukkan jarum suntik itu padanya. Orang itu mengenakan pakaian dan masker pelindung. Aku segera melepaskan baju dan masker itu, lalu mengenakannya dan mengikat orang itu di lemari pakaian. Beberapa wanita yang melihat aksiku seolah-olah melihat secercah harapan. Mereka memohon dalam bahasa setempat agar aku menyelamatkan mereka. Sebagian besar dari mereka sedang hamil besar. Mereka seperti hewan percobaan yang dikurung dalam ruang kecil dengan pintu transparan serta satu tempat tidur. Mereka diamati dan kondisi mereka dicatat di kartu yang tertempel di pintu. Aku menganggukkan kepala dan berusaha berkomunikasi dengan gerakan isyarat, entah mereka mengerti atau tidak. Aku harus mencari cara untuk menyelamatkan mereka semua. "Sudah selesai belum?" tanya seseorang di luar. Aku mengambil sebotol obat dari lemari dan mengisi jarum suntik. Setelah keluar ruangan, aku langsung menusuk leher orang itu. Obat itu bekerja cepat karena orang yang kusuntik langsung jatuh pingsan. Aku pun mengambil pistol yang ada di tangannya. Dari ruang sebelah, Davin juga keluar dengan mengenakan pakaian dan masker pelindung serta merebut senjata dengan cara yang sama seperti aku lakukan. Kami bertukar pandang dan diam-diam tersenyum. Namun, kami tidak boleh terlalu cepat senang. "Tempat ini bukan markas mereka, cuma laboratorium," bisikku. Setelah melihat banyak wanita hamil di dalam, aku pun menyimpulkan. Markas utama sindikat rekayasa genetika pasti berada di tempat yang sangat tersembunyi. Tidak mudah bagi kami untuk menemukannya. "Aku sudah mengingat semua informasi yang aku temukan di dalam tentang mereka," ujar Davin. Aku menatap Davin sejenak dan membalas, "Aku juga." Kakiku berhenti sejenak. Semenjak ingatanku kembali di gedung permainan maut, sepertinya IQ dan daya ingatku juga bertambah. Kami berjalan meninggalkan tempat itu sambil menyapa tentara bayaran yang lewat. Sebelum penyamaran kami terbongkar, kami harus cepat pergi. Namun, kewaspadaan mereka ternyata sangat buruk. Aku pun sempat curiga, apakah ini disengaja? Sebelumnya, kami langsung turun dari lantai tujuh ke lantai satu dan meninggalkan gedung permainan maut, lalu dibawa ke tempat ini dan sekarang bisa kabur. Semuanya berjalan terlalu lancar. "Apa kamu nggak curiga kalau kita sengaja dibiarkan pergi?" tanyaku kepada Davin. "Di antara tentara bayaran, mungkin ada pemberontak yang menyusup. Sekarang pun kita mungkin belum lepas dari permainan maut yang mereka buat," bisik Davin. Ternyata begitu. Kelompok pemberontak di balik semua ini ingin kami melihat kekejaman sindikat rekayasa genetik. "Huh … " Aku tersenyum sinis. Di tengah perang antara sindikat rekayasa genetika dan kelompok pemberontak, kami hanyalah pion. Setiap tindakan dan langkah yang kami ambil sudah diperhitungkan. Orang di belakang kelompok pemberontak ini pasti genius. Dia sengaja menunjukkan semua ini untuk memicu kebencian kami terhadap sindikat rekayasa genetika. Kami pun dipancing untuk mencari lokasi kelompok pemberontak dengan sendirinya. Inilah undangan mereka agar kami bergabung. Davin berkata, "Apa pun yang kamu lakukan, aku mendukungmu." Aku tersenyum. "Kita akan bergabung dengan pemberontak." "Di balik kekayaan ada kegelapan, jadi kita harus memilih salah satu dari mereka dulu." Davin menggenggam tanganku dan mengajakku ke luar dengan terang-terangan melalui pintu belakang. Perkataan Qiara bahwa pembuat permainan maut itu masih berada di antara kami kembali terngiang. Aku berhenti dan menarik tangan Davin. "Davin, apa kamu yang membuat permainan maut itu?"

© NovelRead, hak cipta dilindungi Undang-undang

Booksource Technology Limited.