NovelRead
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa

Bab 341

“Apa-apaan ini?” “Hah?” Sharon dan Lilian tercengang melihat Gerald melenggang pergi dengan membawa dua kotak perhiasan itu. Jadi, Gerald yang membeli dua gelang giok mahal itu? “Tunggu! Gerald, kamu... kamu yang membeli dua gelang itu?” tanya Lilian dengan ekspresi terkejut. Gerald tidak menghiraukannya dan terus berjalan pergi. Rasa marahnya belum hilang dan dia merasa tidak perlu menjelasakan apapun pada mereka. “Hummpph! Dia pasti membeli gelang itu menggunakan uang orang lain! Sudah lupakan saja dia. Sharon, Lilian, kenapa kita tidak pergi ke restoran saja. Aku sudah lapar!” timpal Hayward mengalihkan obrolan. Dia tidak mau melihat Gerald menang lagi kali ini. “Apa yang sebenarnya terjadi? Apakah memang dia yang membeli gelang giok itu? Dari mana Gerald mendapatkan uang sebanyak itu?” Pertanyaan itu masih mengganggu pikiran mereka, terutama Sharon dan Lilian. Tiba-tiba, sebuah ide cemerlang terpikir oleh Lilian. “Hei, bagaimana kalau kita ajak Gerald makan bersama? Setelah selesai makan, kita bisa bertanya soal gelang itu. Lagipula, kalian lihat sendiri waktu dia membeli dua HP tempo hari, kan? Bisa jadi dia memang orang kaya? Kita harus menanyakan padanya langsung!” “Ya, itu memang ide bagus. Tapi aku tidak yakin dia akan mau duduk semeja bersama kita mengingat apa yang sudah aku lakukan padanya tadi,” jawab Sharon ragu. “Tenang saja, serahkan padaku. Bagaimana menurutmu, Hayward? Haruskah kita menyelidiki ini?” tanya Lilian pada Hayward karena dia melihat pria itu menunjukkan raut wajah tidak setuju. “Hmm ya, boleh saja! Lagipula ini hanya makan-makan biasa. Ajak saja dia,” jawab Hayward dengan perasaan yang campur aduk. Tetapi di lubuk hati, harus diakuinya bahwa ia juga penasaran. Dulu, Murphy adalah saingan terberat Hayward dalam mendapatkan Sharon. Meskipun Sharon pernah mengatakan bahwa dia sempat jatuh hati pada Gerald saat di SMA dulu, Hayward sama sekali tidak menganggap Gerald adalah pesaing karena dia yakin bahwa Gerald tidak sebanding dengannya. Kini, setelah semua yang disaksikannya, baru Hayward sadar pria miskin itu sangat mungkin akan menjadi lawan terkuat. Dari cara Lilian dan Sharon membicarakannya saja sudah bisa menjadi tanda. Selanjutnya, Lilian mengambil ponselnya dan menelepon Gerald. *** Di tempat lain, Gerald sedang berjalan dengan menenteng dua kotak gelang yang baru dibelinya ketika kemudian ponselnya berbunyi. Dia melihat ke layar dan mendapati nama Lilian terpampang di sana. “Halo, Gerald! Kamu di mana sekarang? Jujur, aku merasa bersalah atas apa yang sudah aku katakan padamu. Sekarang aku menyesal, harusnya aku nggak memperlakukan kamu seperti tadi.” “Maafkan aku juga, aku tadi kehilangan kendali!” Terdengar suara Sharon berteriak menimpali. “Intinya, kami berdua menyesal sudah memperlakukanmu dengan buruk. Kami mau mengajakmu makan jadi kami bisa meminta maaf secara langsung. Ya, sekalian kita bernostalgia,” lanjut Lilian membujuk Gerald. Senyum masam tersungging di bibir Gerald setelah mendengar semua perkataan dua gadis di seberang telepon. Gerald sangat paham, jika dia tidak keluar dari toko dengan membawa dua gelang giok mahal, pasti mereka tidak akan terpikir untuk meminta maaf, apalagi sampai mengajak bernostalgia masa SMA. Lagi-lagi, ini semua karena uang. Kalau punya banyak uang, semua orang akan mengaku menjadi teman. Sebaliknya, jika tidak punya apa-apa, maka orang akan menjauh. Gerald sudah sangat tahu hal yang begitu. Bahkan dengan uang, mudah saja bagi Gerald dan Sharon kembali berhubungan seperti dulu di jaman SMA dan melupakan semua yang sudah terjadi di tiga tahun terakhir.

© NovelRead, hak cipta dilindungi Undang-undang

Booksource Technology Limited.