NovelRead
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa
Legenda Raja SerigalaLegenda Raja Serigala
Oleh: NovelRead

Bab 2241

Sebagai mahaguru, para master tidak lebih dari ayam kampung dan anjing penjaga! Rupanya! Seketika, serangan dahsyat itu langsung menghantam Teguh, seperti ombak yang ingin menelannya hidup-hidup. Namun, hasilnya jauh berbeda dari yang diharapkan. Duarr! Dengan gerakan tangan yang santai, Teguh mampu menghasilkan kekuatan dahsyat yang mampu meratakan gunung dan membelah lautan. Tak ada yang bisa menghentikannya! Dia bagaikan badai yang tak terbendung. Di mana pun dia melangkah, semua yang ada di depannya hancur berkeping-keping. Para prajurit terkuat dari berbagai kubu itu tewas seketika di tempat. Kematian mereka tak bisa terelakkan. Pukulannya tak hanya dahsyat, tetapi juga memiliki gelombang kejut yang luar biasa. Gelombang kejut itu menjalar sejauh belasan kilometer, menghancurkan semua pasukan pemberontak di area tersebut menjadi berkeping-keping. Pertempuran itu sangat brutal, tetapi juga berlangsung dengan cepat dan tanpa ampun. Sunyi! Suasana di seluruh area itu menjadi sunyi senyap. Tak ada yang bisa menandinginya! Kekuatannya sudah melampaui batas kemampuan manusia biasa. Pukulan Teguh begitu dahsyat hingga membuat semua prajurit, baik dari Pasukan Serigala maupun aliansi Negara Sakura, terpana dan linglung. Mereka tidak bisa berpikir jernih untuk waktu yang lama. Meskipun Bayangan sudah menduga kekuatan Teguh, tetapi dia tetap saja takjub melihat kekuatannya secara langsung. "Bayangan, tunggu apa lagi? Cepat kejar mereka selagi sempat." "Baik, Kak Teguh!" Bayangan akhirnya sadar dan segera memberikan perintah. Dengan kekuatan Teguh yang luar biasa, para prajurit Serenara seperti badai yang tak terbendung. Mereka menerjang ke depan dan mencabik-cabik pasukan aliansi. Pasukan aliansi ketakutan dan melarikan diri, membuang baju besi dan senjata mereka. Tak ada satupun yang selamat. Pertempuran sengit ini berlangsung selama beberapa jam, dan baru setelah itu mulai mereda. Dan tentu saja, hasil pertempuran pun sangat memuaskan! Semua pasukan elite Negara Sakura dan sekutunya telah musnah, semua master yang mereka kerahkan kali ini telah tewas, dan mereka tidak memiliki kekuatan untuk bangkit lagi. Bisa dibilang, mereka membutuhkan waktu setidaknya 810 tahun untuk pulih dari kekalahan ini. Mereka kalah dalam peperangan yang menentukan nasib negara ini! Selain itu, mereka masih harus berurusan dengan ganti rugi perang dari pihak Serenara, dan berbagai masalah pasca perang. Setelah berakhirnya perang! Kejayaan Serenara tidak akan tertandingi selama seratus tahun mendatang. Tentu saja. Teguh adalah pahlawan utama dalam pertempuran ini. Dialah yang berjasa besar atas kemenangan Serenara. Kemenangan Serenara dirayakan dengan jamuan makan malam yang meriah, yang sekaligus menjadi tanda berakhirnya masa suram bagi Serenara. Tanpa ditemani siapa pun, Teguh memasuki aula pertemuan dan melihat seorang gadis menari dengan tombak. Dia bergerak dengan anggun dan lincah, seperti air mengalir. Cukup mengesankan. "Wah, hebatnya!" "Nona Safira semakin mahir dalam seni bela diri dengan tombak." "Aku yakin Nona Safira punya potensi untuk menjadi Grandmaster dengan tombak yang luar biasa di masa depan!" "Benar tuh, menakjubkan sekali ..." Sorak-sorai dan pujian terdengar dari para penonton di sekelilingnya. Kepercayaan diri gadis itu semakin meningkat, dan dia menari menggunakan tombak panjang dengan gerakan yang semakin rumit. "Gerakannya terlalu berlebihan dan banyak celah." gumam Teguh sambil menggelengkan kepalanya pelan. Dia berbicara dengan suara pelan. Namun, suara itu langsung terdengar oleh Safira yang sedang tenggelam dalam aktivitasnya. Dia berhenti dan bertanya dengan nada menuduh, "Siapa kamu? Memangnya kamu jago seni bela diri tombak? Atas dasar apa kamu mengkritik teknik tombakku?" Teguh tersenyum tipis dan berkata, "Siapa bilang aku nggak boleh mengkritik?" Dengan wajah penuh bangga, Safira berkata dengan nada sombong, "Karena guruku adalah Hiram Tirta." Hiram Tirta ... Ingatan Teguh kembali ke masa lalu. Dia ingat bahwa Hiram adalah putra penguasa Wilayah Perang Selatan, Wira Tirta. Dia bahkan pernah menjadi muridnya. Siapa sangka, anak muda ini sekarang sudah cukup sukses ya, sampai muridnya bisa datang ke sini. "Kenapa? nggak bisa membantah, kan?" Safira mengira Teguh ketakutan dengan reputasi Hiram, dan dia terus mencecarnya dengan pertanyaan. Teguh terkekeh kecil dan menggelengkan kepalanya. "Meskipun gurumu adalah Raja Serigala terdahulu, teknik tombakmu masih perlu diperbaiki," ujarnya. Kali ini, Safira benar-benar naik pitam. Swishh! Sambil mengayunkan tombak panjangnya, dia berkata dengan penuh amarah, "Banyak omong sekali, berani nggak kamu melawanku?" "Laki-laki sejati itu bukan seorang pengecut!"

© NovelRead, hak cipta dilindungi Undang-undang

Booksource Technology Limited.