NovelRead
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa
Legenda Raja SerigalaLegenda Raja Serigala
Oleh: NovelRead

Bab 2242

Kalau kamu laki-laki sejati, terima saja! Teguh menggelengkan kepalanya dan tersenyum kecut, "Oke, begini saja. Kalau kamu bisa melukaiku sedikit saja dalam tiga jurus, aku anggap kamu menang." "Maaf, aku nggak bermaksud menyinggung teknik tombakmu." "Bagaimana?" Tiga jurus? Dia meremehkanku, ya?! "Ayo terima tantangannya, Nona Safira! Beri dia pelajaran yang setimpal!" "Setuju! Dia sombong banget sih. Berani-beraninya ngeremehin kamu. Dia jelas-jelas sedang memprovokasimu!" "Kalau aku yang jadi kamu, pasti aku beri dia pelajaran." "Setuju! Dia kurang ajar sekali. Berani-beraninya dia meremehkan Nona Safira. Sombong sekali!" Suasananya menjadi ricuh. Penonton yang senang melihat keributan terus menerus berteriak dan membujuk Safira untuk menerima tantangan. Safira memang tidak menyukai Teguh, dan melihat banyak orang mendukungnya, dia langsung menerima tantangan. "Oke, tiga jurus!" Safira menatap Teguh dengan kesal dan berkata, "Aku pasti akan mengalahkanmu hanya dengan tiga jurus!" Setelah selesai berbicara, dia mulai mengayunkan tombak panjang di tangannya. Bisa dibilang, lumayan juga. Demi mengalahkan Teguh, Safira mengeluarkan semua jurus terbaiknya. Ternyata, dia menggunakan jurus-jurus terbaiknya yang selama ini dia rahasiakan. Dia benar-benar dibuat jengkel oleh Teguh. Hiss ... "Wow, jurus keempat Teknik Tombak Lupa Diri itu luar biasa!" "Siapa sangka, Nona Safira masih menyimpan jurus pamungkasnya! Dia masih belum menunjukkan semua kemampuannya saat bertarung." "Di usianya yang belia, dia sudah menguasai keempat Teknik Tombak Lupa Diri! Dia pasti akan mencapai banyak hal yang luar biasa di masa depan!" "Astaga, orang itu sial sekali ya!" Seiring berjalannya waktu. Para penonton terpesona menyaksikan Safira menari dengan tombaknya yang lincah, suara gemerincing senjatanya tak henti-hentinya menggema, bahkan hawa dingin yang menusuk tak menyurutkan mereka untuk bersorak kagum. Namun, tak berselang lama … Wushh! Safira menyerang dengan tombaknya bagaikan kilat, menusuk ke arah lengan Teguh. Namun, dengan gerakan menyingkir yang lincah, Teguh berhasil menghindari serangan itu dengan mudah. Seolah tak ada perlawanan sama sekali. Hal ini membuat Safira merasa sangat malu. "Hmph!" Dia mendengus kesal, cengkeramannya pada tombak semakin kuat. Jarinya memutih karena tegang. Dengan gerakan menyapu yang ganas, dia menyerang ke arah dada Teguh. Jika serangan ini berhasil mengenai lawan, orang dengan kemampuan yang sama dengannya pasti akan terluka parah. Namun, orang yang dia hadapi adalah Teguh. Wajar saja serangan itu tidak mempan. Teguh menendang tanah dengan ringan, tubuhnya melayang di udara bagaikan burung yang terbang bebas, berputar dengan anggun sebelum akhirnya mendarat dengan mulus di tanah. Sekali lagi, dia berhasil menghindari serangan dengan sempurna. Safira kesal, "Dasar pengecut! Bisanya cuma menghindar." "Kalau berani, coba serang aku dengan jurus terbaikmu!" Harus diakui, gadis ini memang cerdik. Dia tahu menggunakan strategi provokasi untuk memancing Teguh. Para penonton di sekitar hanya menunjukkan ekspresi ragu-ragu. Cara seperti ini terlalu mudah ditebak, kemungkinan besar lawan pasti sulit untuk terkecoh. Namun, Teguh malah tersenyum dan berkata dengan santai, "Oke, mari kita lakukan." "Ingat, ini kesempatan terakhirmu. Tunjukkan kemampuan terbaikmu dengan jurus pamungkasmu, jangan ragu!" Usai berbicara, Teguh berdiri kokoh di tempatnya dengan penuh ketenangan. Dia juga menyilangkan tangan kirinya ke belakang punggung, menandakan bahwa dia akan menangkis serangan dengan satu tangan. Hiss ... "Bocah ini sombong sekali, aku ingin sekali memberinya pelajaran!" "Benar sekali, dia nekat sekali menerima serangan dengan satu tangan, kurasa para jenderal pun nggak seberani itu!" "Aku rasa, bocah itu akan bernasib buruk." "Aku juga berpikiran begitu." Kerumunan orang yang menyaksikan kejadian itu bersorak-sorai dengan penuh kehebohan, mereka menggelengkan kepala dan menunjukkan ekspresi nggak senang terhadap kesombongan Teguh. Orang yang paling kesal adalah Safira. "Oke, baiklah!" Safira sangat marah dan malah tertawa mengejek, "Kalau kamu sampai terluka, jangan salahkan aku." Usai berbicara, tanpa menghiraukan ekspresi Teguh, dia langsung menari pedang di tempat. Setiap gerakannya penuh dengan kekuatan dan ketangkasan luar biasa. Dia sedang bersiap untuk menyerang.

© NovelRead, hak cipta dilindungi Undang-undang

Booksource Technology Limited.