NovelRead
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa
Legenda Raja SerigalaLegenda Raja Serigala
Oleh: NovelRead

Bab 2050

"Hei, kalian berdua ..." Salah satu dari mereka beralis tebal dan memiliki wajah yang mirip dengan seekor tikus. Meskipun begitu, pria itu merupakan yang terkuat di antara ketiganya dan dikenal dengan sebutan "Tikus Ilahi Pelayan Abadi". Tikus Ilahi Pelayan Abadi itu menatap mereka berdua. Sorot matanya tampak menyinarkan kilauan cahaya hijau, dan nada bicaranya terdengar dingin. "Kemarilah." Teguh dan Yuni saling bertatapan, lalu melangkah maju dengan patuh. Ngungg! Tikus Ilahi Pelayan Abadi menembakkan sebuah sinar dan melesatkannya ke sekujur tubuh Teguh dan juga Yuni, itu merupakan cara mendeteksi energi aura keduanya. Pria itu pun bisa langsung menyadari bahwa energi aura keduanya jelas jauh berbeda dengan buronan yang sedang mereka kejar. Alhasil, dirinya merasa tidak puas dan berkata, "Oke, pergilah." Merasa lega, Teguh dan Yuni pun segera melangkah pergi dari kota itu. Namun ... Saat keduanya belum sempat melangkah lebih jauh .. "Kalian berdua ..." "Satunya pria dan satunya lagi wanita, jenis kelaminnya jelas sesuai dengan target yang diburu Dewa Surgawi. Tampang mereka juga sangat mencurigakan, pasti mereka orangnya, tangkap mereka!" Tikus Ilahi Pelayan Abadi itu berteriak keras. Whoosh! Swoosh! Sementara dua Pelayan Abadi yang berada di sampingnya segera menahan dan mengunci pergerakan pasangan tersebut. "Kami nggak bersalah ..." Pria itu segera berlutut meminta pengampunan, "Batara, kumohon, kami nggak bersalah." "Kami sudah bertahun-tahun lamanya tinggal di Kota Tirtayana, kami nggak pernah melakukan tindakan yang melawan kehendak Dewa Surgawi, mohon Tuan beri keadilan!" Sementara, wanita di sampingnya juga ikut memohon ampun. "Batara, kami hanya pergi untuk mempersembahkan penghormatan kepada leluhur keluarga kami, kami bukanlah buronan yang dimaksud." "Mohon Tuan berikan kami kesempatan." Namun … Tikus Ilahi Pelayan Abadi itu malah mendekatkan diri ke telinga mereka sembari senyum lebar, dan bersuara dengan pelan, "Aku memang tahu kalau kalian bukanlah pelakunya." "Hanya saja ..." "Siapa suruh wajah wanita ini terlalu cantik, buat aku marah saja!" "Hahaha!" Saat kalimat itu terucapkan, kedua Pelayan Abadi itu juga ikut menunjukkan ekspresi cabul. Ternyata! Mereka hanya menginginkan kecantikan wanita itu saja. Dengan kekuatan Teguh dan Yuni, tentu saja mereka juga dapat dengan jelas mendengar omongan para Pelayan Abadi tersebut. Namun, Teguh memilih untuk mengernyitkan keningnya sembari bersiap untuk melanjutkan perjalanan. Sementara Yuni, wanita itu menghentikan langkahnya dan bersiap untuk putar balik. "Apa yang kamu lakukan?" Teguh segera menahannya. Melihat pasangan itu ditarik paksa oleh para Pelayan Abadi, Yuni merasa tidak tega dan segera mengirimkan telepati pada Teguh."Nggak bisa begini, ini gara-gara kita makanya mereka terkena imbasnya." "Aku nggak bisa berdiam diri saja." Teguh mengerutkan keningnya dan membalas, "Kamu tahu? Ketiga Pelayan Abadi itu luar biasa kuat, yang terlemah sekali pun punya kekuatan Tahap Batara Tingkat Menengah, aku sendiri mungkin nggak akan sanggup melawan mereka bertiga." "Kalau sekarang kamu kembali ke sana, yang ada malah kita yang akan tertangkap." Yuni memicingkan matanya seraya menyindir, "Apa yang kamu tanam, itu yang kamu tuai, kita harus bertanggung jawab dengan kelakuan kita sendiri. Sudahlah, pergi sana, nggak usah pedulikan aku." Teguh menggelengkan kepalanya dan kembali membujuknya, "Kamu nggak jadi pergi ke Kota Pamarang? Kamu nggak jadi pulang ke Dunia Kultivasi untuk menemani nenekmu?" Mendengar kata "nenek", Yuni terdiam sejenak. Wanita itu menjadi ragu, lalu kembali bersuara, "Ini bukanlah pilihan menuju kematian, aku bisa mencari cara untuk kabur, nggak usah pedulikan aku." Teguh sudah kehabisan kata-kata untuk membujuknya. Saat Teguh masih merasa frustrasi, Yuni sudah langsung menghampiri kekacauan terjadi. "Hei, lepaskan mereka!" Teriakan yang amat tiba-tiba itu mengejutkan kelima orang tersebut. Pasangan itu tidak pernah menyangka akan ada seseorang yang berani menyelamatkan mereka dari ketiga Pelayan Abadi ini. Begitu juga dengan ketiga Pelayan Abadi itu yang tak menyangka akan ada seseorang yang begitu berani mencampuri urusan mereka. "Minggir sana." Tikus Ilahi Pelayan Abadi melirik Yuni sekilas dan langsung mendaratkan sebuah tamparan ke wajah Yuni. "Aku nggak tertarik dengan wanita jelek sepertimu, pergi sana, jangan sampai kubunuh kamu." Yuni segera menangkis tamparan itu dan mengembalikan penampilannya asalnya, "Lihatlah dengan baik, siapa aku?" "Ah sialan, kamu pikir aku peduli siapa kamu?" Tikus Ilahi Pelayan Abadi itu mengutuk kesal dan refleks menghadap menatap ke arah Yuni. Dalam sekejap, pria itu terdiam mematung, Bukankah wanita di hadapannya ini, adalah wanita yang menjadi buronan Dewa Surgawi? Ternyata dia malah secara sukarela menyerahkan dirinya! "Bagus sekali!"

© NovelRead, hak cipta dilindungi Undang-undang

Booksource Technology Limited.