Bab 2051
Tikus Ilahi Pelayan Abadi langsung tertawa terbahak-bahak, dia terlihat sangat puas. "Surga di depan mata kamu abaikan, neraka seberang lautan malah kamu datangi ..."
"Ayo, kita tangkap dia!"
Dengan segera, tiga orang itu mengepung Yuni dari tiga arah agar dia tidak kabur.
"Hmph ..."
"Kalau ingin menangkapku, buktikan dulu kemampuan kalian."
Diiringi dengusan kesal, Yuni mengayunkan lengan bajunya seraya menyebarkan kabut di sekelilingnya.
Kabut-kabut itu menyebar cepat, menyelimuti seluruh area, lalu membuat langit tampak kelam dan kacau. Tidak ada yang mampu melihat dengan mata telanjang, bahkan indra keenam para Dewa pun tidak mampu menembusnya.
"Ayo!"
Yuni memanfaatkan kesempatan itu untuk kabur dari sana.
"Sialan! Kabut Penghalang!"
"Cepat pakai Kipas Pusaka Enam Dewa agar kabutnya hilang!"
"Ayo, cepatlah! Jangan biarkan dia kabur lagi!"
Dengan rasa panik, ketiga Pelayan Abadi itu mengeluarkan kipas pusaka dan mengipasinya tanpa henti. Kabut yang dilepas Yuni pun perlahan tertiup dan sirna.
Pada saat yang sama.
Ketiga Pelayan Abadi menyebar cepat ke seluruh penjuru.
Dalam waktu singkat, mereka sudah tahu arah pelarian Yuni.
"Sebelah sana!"
"Dia masih di sekitar sini."
"Cepat kejar dia!"
Ketiga Pelayan Abadi itu berteriak dan dengan sigap melompat ke udara. Lewat beberapa gerakan kilat, mereka sudah menemukan keberadaan Yuni.
Detik berikutnya.
Tiga sinar cahaya mendarat secara berturut-turut dan sekali lagi mengepung Yuni.
"Heh ..."
"Nak, trik murahanmu itu mungkin bisa menipu Dewa biasa, tapi nggak bisa dengan kami. Lebih baik kamu menyerah saja!"
"Wah, padahal kamu sendiri yang cari masalah! Hihihi ..."
Ketiga Pelayan Abadi itu mendekat dengan tawa mengerikan.
Raut wajah Yuni tampak begitu pucat pasi.
Yuni sama sekali tidak menyangka, Kabut Penghalang yang dahulu selalu ampuh, bisa ditaklukkan dengan mudah oleh ketiga Pelayan Abadi, bahkan mereka berhasil menyusulnya.
Tamatlah riwayatnya!
Wuss!
Namun, menyerang begitu saja bukanlah gaya Yuni.
Tanpa ragu, dia mengeluarkan Pedang Dewa, menyalurkan esensi sejatinya menuju pedang itu, dan bersiap untuk bertarung mati-matian.
"Heh ..."
"Dengan kekuatan selemah itu, kamu pikir bisa mengalahkanku? Dasar bodoh!"
Tikus Ilahi Pelayan Abadi itu langsung melesat ke depan dan sudah berada di hadapan Yuni dalam sekejap.
Tanpa sadar, Yuni mengayunkan pedangnya hingga energi pedang yang tajam langsung menusuk ke arah Tikus Ilahi Pelayan Abadi.
Namun, ...
Dengan satu kali tepisan, Tikus Ilahi Pelayan Abadi itu berhasil menghancurkan energi pedang tersebut. Bahkan, serangan balik dari tepisannya membuat Pedang Dewa di tangan Yuni terlepas dan melayang pergi.
Darah mengalir di sudut bibir Yuni, tanda bahwa dia mengalami luka dalam.
"Tangkap dia!"
Tikus Ilahi Pelayan Abadi itu memerintah dengan senang hati.
Wuss!
Namun, tiba-tiba, sesosok bayangan hadir dengan kecepatan luar biasa dan menyerang satu dari ketiga Pelayan Abadi yang paling lemah.
Pada saat yang sama.
Tiba-tiba, orang itu membawa sebuah tombak panjang. Tombak tersebut tampak berkilauan dengan api emas dan dihiasi cahaya abadi yang indah.
Benar saja, itu adalah ulah Teguh.
Tanpa basa-basi, dirinya langsung melancarkan serangan tombak terkuat miliknya, diiringi dengan Api Surgawi dan kekuatan Dewa yang tak terkalahkan.
"Pfft ..."
Sebelum orang itu sempat bereaksi, Teguh sudah terlebih dahulu menusuk Dantiannya dengan tombak. Menggunakan Tombak Raja yang Memecah Formasi, dia menghancurkan seluruh organnya hingga orang itu tewas seketika.
"Kamu!"
Tikus Ilahi Pelayan Abadi itu langsung mengenali Teguh karena tombak itu sangat mudah dikenali.
Seketika, dua Pelayan Abadi yang tersisa pun tercengang.
Rupanya ...
Teguh punya kekuatan membunuh Dewa Langit Tahap Menengah dengan satu serangan tombak. Pantas saja kalau Serigala Pelayan Abadi yang pertama kali mati di tangan Teguh.
Tidak heran, Dewa Surgawi Adiluhung begitu memperingatkan mereka agar berhati-hati dan bergerak dalam kelompok yang terdiri dari tiga orang.