Bab 2045
Klang, klang, klang!
Dentuman suara tabrakan emas dan batu kian menggelegar di permukaan langit, dan bersamaan dengan itu, gelombang ombak angin gemuruh ikut kian menghantam amat dahsyat.
Bahkan kondisi yang mencekam itu berlangsung dalam kurun waktu yang cukup lama.
Dengan berlandaskan teknik tombak miliknya, Teguh sekuat tenaga bertarung menghadapi Serigala Pelayan Abadi. Pertarungan yang terjadi di antara keduanya berlangsung sengit, bahkan Teguh tak sekalipun terlihat jauh lebih lemah daripada sang anggota Pelayan Abadi. Dapat dikatakan kekuatan di antara keduanya setara, terutama dalam segi teknik tombak, kemampuan teknik tombak Teguh bahkan terlihat makin meningkat.
Hal ini menjadikan Serigala Pelayan Abadi kebingungan.
"Hei, Bocah!"
Setelah meluncurkan sebuah serangan, Serigala Pelayan Abadi itu memasang postur tubuh yang tegap, sembari menarik kembali wujud tiga bilah aliran Pedang Abadi ke dalam tangannya dan menghentikan pergerakannya untuk sesaat.
Serigala Pelayan Abadi itu menatap Tombak Raja Penghancur yang berada di tangan Teguh, seraya bertanya dengan suara seraknya,"Tombak panjang di tanganmu itu senjata surgawi kualitas prima ya?"
Dia jelas tidak bodoh.
Pedang Tiga Aliran Abadi miliknya, merupakan hasil pelatihan kultivasi dari Teknik Surgawi yang diturunkan langsung oleh Dewa Surgawi Adiluhung. Alat tersebut merupakan senjata yang amat tangguh dan bahkan kemampuannya jauh lebih tinggi daripada senjata surgawi pada umumnya.
Pertarungan keduanya berlangsung sangat sengit dan bahkan menerima serangan hebat dari kekuatanya sendiri, tidakkah seharusnya senjata surgawi yang berada dalam genggaman Teguh itu sudah hancur? Atau bukankah seharusnya serangan dahsyat miliknya itu setidaknya bisa meninggalkan bekas luka pada tubuh Teguh?
Namun, alhasil ...
Bahkan tak tampak sedikit pun lecet pada permukaan mulus senjata surgawi milik Teguh. Tak lagi perlu dijelaskan seberapa besar rasa penasaran Serigala Pelayan Abadi atas kenyataan ini.
"Heh, penasaran kenapa bisa begitu?"
"Cari tahu saja sendiri! Ayo maju!" ucap Teguh sembari tersenyum sinis.
"Oh iya ..."
"Tapi, tombakku ini nggak suka sama orang asing, kalau sakit aku nggak tanggung ya!"
"Hahaha!"
Mendengar omongan Teguh Laksmana, Serigala Pelayan Abadi itu tertawa terbahak-bahak.
Pria itu tertawa hebat dan terlihat begitu arogan.
Tak mampu menahan tawanya, pria itu bahkan kesulitan berdiri tegak.
Seolah-olah, omongan Teguh barusan adalah lelucon terlucu yang pernah didengarnya selama berada di Alam Nirwana.
"Mau sekuat apa pun senjata surgawimu itu, lagian senjata itu juga cuman benda asing."
"Sekalipun kamu punya benda ilahi, kamu juga nggak akan bisa menggunakannya dengan sempurna, masih berani beradu senjata denganku?"
Serigala Pelayan Abadi itu menatapnya dengan tatapan remeh. "Kalau sudah paham dengan keadaannya, cepat serahkan senjata surgawi kualitas primamu itu. Oh, gunakan kedua tanganmu itu. Serahkan padaku dengan cara yang sopan, dengan begitu aku mungkin bisa melonggarkan hukumanmu."
"Tapi, kalau sampai kamu menolak ..."
"Akan aku cabut habis nadi-nadimu, aku pastikan seluruh daging tubuhmu tak lagi berlapiskan kulit, jiwamu pasti akan hancur dan kupastikan kamu merasakan penyiksaan yang tak berujung hingga ajal berakhir menjemputmu!"
Setelah mengucapkan perkataan itu.
Perlahan-lahan, energi pedang tiga aliran esensi abadi mulai mencuat ke atas permukaan tanah.
Kali ini ...
Setiap esensi abadi yang terkandung pada energi pedang bahkan terasa jauh lebih dahsyat daripada sebelumnya.
Tampaknya, Serigala Pelayan Abadi ini akan bertindak serius.
"Hah, dasar banyak omong!"
Teguh membalasnya dengan tatapan sinis, sembari mencemooh, "Kalau memang merasa hebat, coba kalahkan aku dulu dong! Jangan omong doang!"
"Omong doang, nggak ada aksi! Dasar Raja Pembual! Kamu nggak akan bisa menang dariku!"
Menyandang status sebagai seorang master berkekuatan Dewa Langit Tahap Menengah, Serigala Pelayan Abadi termasuk dalam salah satu dari Sepuluh Pelayan Abadi yang berada di bawah naungan Dewa Surgawi Adilihung. Mendengar cemooh dari Teguh yang memanggilnya dengan sebutan "Raja Pembual" tentu saja membuat amarahnya memuncak tak terkendali.
"Hei, Bocah! Kamu sendiri yang cari gara-gara, tanggung sendiri risikonya!"
Whoosh!
Swoosh!
Di sela omongannya, Serigala Pelayan Abadi itu menuangkan setetes darah murni pada energi pedang tiga aliran esensi abadi, dan perlahan energi pada pedang tesebut berubah merah pekat dan memunculkan aura yang begitu mencekam.
Tekanan yang tersebar terasa sangat kuat dan dahsyat, seakan bisa meluluhlantakkan seisi bumi.
Serigala Pelayan Abadi itu sendiri, dari yang awalnya hanya berkekuatan Dewa Langit Tahap Menengah, saat ini kekuatan dirinya sudah beralih menjadi Tahap Akhir.
Syuut!
Detik berikutnya, Serigala Pelayan Abadi mengayunkan pergerakan lengannya, menghempaskan energi pedang tiga aliran dan melesatkannya tepat ke arah Teguh.
"Bagus sekali!"
Teguh berteriak keras, tubuhnya seakan terbakar bara api.
Tombak Raja Penghancur miliknya, baik dari tubuh hingga ujung permukaan tombak, seluruhnya seakan dilapisi akan bara api yang tak kunjung padam.
Semua ini bisa terjadi, karena efek yang dihasilkan dari penggunaan Cincin Langit Api.
Dengan menggunakan api surgawi yang sudah dimilikinya, ditambah dengan infusi permunian darah milik Teguh justru menambahkan esensi warna emas, sehingga membuat perawakan Teguh terkesan gagah dan terlihat memiliki kekuatan yang menakjubkan.