NovelRead
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa
Legenda Raja SerigalaLegenda Raja Serigala
Oleh: NovelRead

Bab 2037

Sang pemimpin berkata dengan gusar, "Walau Perisai Pelindungnya memiliki rahasia terselubung, tetap saja nggak akan mampu menanggung semua kerusakan dari serangan kita." "Asalkan tingkat serangan kita melebihi batas pertahanan cangkang perisainya, kita bisa merusaknya sedikit demi sedikit secara bertahap dan menghancurkannya." Perkataan pemimpin itu seketika membuat hati Yuni berdebar keras. Itu memang benar. Teknik rahasianya ini tidaklah sempurna tanpa celah. Seperti yang mereka katakan, begitu serangannya melebihi batas kemampuan Perisai Pelindung, maka perisai ini akan hancur sepenuhnya, tanpa bisa diperbaiki. Yuni menatap Teguh secara refleks. Saat ini, sayap Siluman Burung Langit di tubuh Teguh sudah mulai menyatu dengan tubuhnya. Tampak daging di punggung Teguh bersatu dengan sayap tersebut. Yuni percaya, tak lama lagi Teguh pasti berhasil. Keduanya sama-sama berjuang pada posisinya masing-masing. "Semoga saja ..." Yuni berdoa dalam hatinya, "Masih ada waktu." Yuni terus berdoa tiada henti. Dia lagi-lagi meminum pil, kemudian mengalirkan sedikit kekuatan abadi miliknya ke dalam perisai secara terus-menerus. Dia sengaja memakai cara ini untuk menjaga kekuatan perisainya. "Kraakkk ..." Tepat pada saat itu, terdengar suara ledakan yang keras. Para utusan dari Dewa Surga Adiluhung sepakat untuk memulai serangan berikutnya. "Duarr ..." Perisai berwarna emas itu bergetar tanpa henti, meski pada akhirnya masih mampu bertahan. Yuni tidak begitu beruntung. Ada banyak kekuatan dari perisai yang merasuk ke dalam tubuhnya sehingga mengguncang organ dalamnya dengan keras, serta membuat darahnya bergolak dengan hebat. "Ayo, serang lagi!" Tak lama setelah Yuni pulih, sang pemimpin kembali berteriak semakin keras. Beberapa saat kemudian, semua master melancarkan serangan baru. "Blarr ..." "Duarr ..." "Bum ..." Setelah berbagai serangan hebat yang terus berulang. Kecepatan Yuni dalam mengonsumsi pilnya jauh tertinggal dari kecepatan perisai yang terkikis. Perisai itu mungkin saja akan hancur sewaktu-waktu, melihat kondisinya yang semakin goyah dan retak. "Ugh ..." Setelah berusaha mempertahankannya, Yuni tak mampu menahan lagi sehingga memuntahkan darah segar, yang kemudian membasahi tanah dengan warna merah mencolok. Sungguh mengejutkan. Bebera retakan mulai terlihat jelas memenuhi perisai itu. "Cepat!" "Teguh, cepatlah!" "Aku ... aku nggak bisa menahannya lagi!" Yuni telah mengusahakan segala cara. "Kratak ..." Sebelum Yuni mampu menyelesaikan kata-katanya, terdengar sebuah suara yang keras. Perisai Pelindung itu akhirnya tidak bisa menahan serangan dari sang utusan dewa lagi. Alhasil, retak dengan bekas yang dalam dan menyebar ke seluruh perisai. Dalam sekejap, perisai itu tercerai-berai ke segala arah. "Tamatlah kalian!" Pria Berpedang itu sudah lama menahan amarahnya. Melihat bahwa Perisai Pelindung Yuni telah hancur, seketika Pria Berpedang itu tersenyum jahat dan mengayunkan pedang. Aura pedang yang menusuk membuat Yuni merasa seakan-akan wajahnya terbelah. Rasa sakitnya begitu hebat. Wajahnya seketika diselimuti rasa takut yang tak tertahankan. Mungkinkah ... Dirinya akan mati begitu saja? Melihat bahwa aura pedang itu semakin mendekat, ketakutannya pun kian memuncak. Yuni bahkan menyadari bahwa kulitnya seolah-olah mulai terbelah. "Wus ..." Tiba-tiba, Yuni merasa tubuhnya menjadi begitu ringan, jaraknya menjauh kira-kira sebanyak sepulu langkah kaki, bahkan kini melayang di udara. Tepat pada saat itu juga, aura kejantanan yang memukau membuat hatinya berdebar-debar. Yuni memandang dengan linglung. Entah sejak kapan, dirinya telah berada dalam pelukan Teguh. Saat ini, Teguh ... Melayang di udara, tanpa ada sedikit pun getaran kekuatan abadinya. Hanya ada sayap emas yang membentang di belakangnya. Sosoknya terlihat begitu perkasa dan memikat. Teguh berhasil!

© NovelRead, hak cipta dilindungi Undang-undang

Booksource Technology Limited.