Bab 2036
Dua menit lagi ...
Yuni yakin bahwa dirinya masih bisa melakukannya.
"Wus ..."
Ketika suara itu berhenti, dia mengeluarkan sebuah pil dari cincin penyimpanannya. Tanpa berkata-kata dia pun menelan semuanya.
"Ngung!"
"Ngung, ngung ..."
Seketika, sebuah kabut aura yang kuat meledak dari tubuh Yuni. Teguh yang berada pada Tahap Batara tingkat menengah pun bisa merasakan tekanan yang luar biasa.
Akan tetapi!
Aura yang kuat ini menyebar tiada henti.
Setelah menyelimuti Teguh dan Yuni, terbentuk sebuah gumpalan berwarna emas yang melindungi Keduanya. Mereka seolah-olah tampak terisolasi dari dunia luar.
Setelah membentuk perisai pelindung, wajah Yuni kian memucat. Teknik ini pasti menguras terlalu banyak kekuatan abadi miliknya.
"Hah ..."
Pria Berpedang itu tertawa mengejek saat melihat pelindung tersebut, "Keterampilan kecil begini sama sekali nggak berguna. Kekuatanmu nggak ada apa-apanya buatku."
Sembari berbicara, sebuah pemikiran melintas di benaknya, kemudian sebilah pedang seketika muncul di tangannya.
Pedang itu tampak begitu hebat. Kilau dingin yang terpancar dari bilahnya membuat orang kesulitan membuka mata. Bahkan, para anggota Keluarga Zhafiro yang berada begitu dekat pun merasakan dingin yang belum pernah mereka rasakan sebelumnya.
Rasa dingin yang mendera itu membuat semua orang pergi menjauh.
Yang tersisa hanyalah Perisai Pelindung, beserta Teguh dan Yuni yang ada di dalamnya.
"Lihat saja, aku akan menghancurkannya dengan sekali tebasan pedangku!"
Pria Berpedang itu menyeringai dan meraung dengan penuh kuasa, "Serangan Keheningan!"
"Blarr ..."
Cahaya yang berkilauan turun dari langit, terasa begitu megah dan kuat, benar-benar tak terbendung. Kekuatannya seolah-olah mampu menggetarkan langit dan bumi, kemudian serangan itu langsung melesat menuju Teguh dan Yuni yang sedang berjaga.
Dalam sekejap, cahaya pedang itu begerak menghancurkan Perisai Pelindungnya.
Namun ...
Semua orang yang ada di sana, termasuk sang Pria Berpedang pun terkejut dibuatnya. Cahaya pedang itu rupanya tak berhasil menembus Perisai Pelindungnya!
Pelindung itu tetap utuh dan tak tergoyahkan di tengah amukan badai cahaya.
"Ini ..."
"Bagaimana mungkin?"
"Kenapa bisa begini?"
"Sungguh luar biasa!"
Semua orang pun terkesima melihatnya.
Semua anggota Keluarga Zhafiro terkejut. Bahkan, Pria Berpedang itu pun terlihat meragukan dirinya.
Pelindung berwarna emas ini terlihat tipis dan rapuh, seakan-akan tak memiliki kekuatan sedikit pun. Namun, mampu menahan satu serangan Pria Berpedang?
Masalah tak berhenti sampai di sini saja.
"Duarr ..."
Setelah cahaya pedang itu menghantamnya, kekuatan serangannya seakan-akan dipantulkan oleh sebuah kekuatan yang dahsyat. Alhasil, serangan itu berbalik ke arah Pria Berpedang.
Pria Berpedang itu terpaku dan tak bisa berbuat apa pun lagi.
Ini karena ...
"Pfft ..."
Cahaya pedang itu menusuk dada Pria itu dengan mudahnya, sampai menciptakan sebuah luka tusukan yang dalam.
Ternyata!
Pelindung emas ini tidak hanya berfungsi untuk melindungi bagian dalam, tetapi juga mampu memantulkan serangan kembali kepada sang penyerang. Bisa dikatakan, pelindung ini memang luar biasa hebat.
Bahkan, Pria Berpedang itu pun terluka cukup parah.
"Ada yang aneh dengan perisai ini."
"Pria Berpedang, jangan kemana-mana, ayo kita bekerja sama."
"Dengan membunuh penjahat ini secepat mungkin, kita bisa segera melapor kepada Dewa Surga Adiluhung."
Semuanya kini mejadi ragu.
Melihat Pria Berpedang ini terluka, ada banyak orang berlarian dari Ruang Hampa.
Ternyata.
Bukan hanya Pria Berpedang yang mendatangi Teguh, tetapi ada lima atau enam orang lainnya. Hanya saja, Pria Berpedang itu maju untuk membunuh Teguh, sementara sisanya bersembunyi di dalam Ruang Hampa, berjaga-jaga supaya Teguh dan Yuni tidak melarikan diri.
Namun, mereka rupanya tidak bisa bertahan ketika mencapai situasi ini.
"Oke!"
Pria Berpedang itu berusaha menahan luka-lukanya, kemudian berkata dengan gigi terkatup, "Ayo kita pecahkan pelindung ini dan bunuh dua penjahat di dalamnya!"
Sebagai utusan dewa, dia telah menanggung rasa malu yang besar, karena dirinya telah terluka oleh orang yang berada pada Tahap Batara lebih rendah darinya. Ini adalah aib yang sangat memalukan.
"Serang mereka habis-habisan!"