Bab 2034
Teguh merasa begitu penasaran ketika melihat Ferdi mengatakannya dengan sangat serius.
Apa benda ini memang sehebat itu?
Kemudian,
Teguh mengambil sayap Siluman Burung Langit dari tangan Ferdi.
"Ngung ..."
Ketika pertama kali memegangnya, Teguh langsung merasa ada kekuatan yang mengalir pada benda itu.
Sayap Siluman Burung Langit tampaknya memang hebat!
Teguh merasa sangat puas.
"Baiklah," jawabnya sambil memegang sepasang sayap itu dengan santai.
"Cepat kejar mereka!"
"Kamu harus menangkap kedua orang itu dan membawanya kembali ke keluarga Zhafiro, biar pemberian sayapku ini nggak sia-sia." Mata Ferdi tampak berkilat.
Namun ...
Teguh justru bergeming, tak menunjukkan tanda-tanda hendak berangkat.
"Sayapnya bagus juga!"
"Tapi, sekarang sudah jadi milikku!"
Teguh memegangnya dengan penuh terkesima. Alhasil, perkataannya barusan membuat raut wajah Ferdi sedikit berubah.
Ferdi pun bertanya dengan keheranan, "Fadil, apa maksudmu?"
"Wus!"
Sebelum dia sempat berbicara kembali, sebuah tombak melintasi ruangan dan menembus dada Ferdi.
Meskipun dia adalah seorang dewa!
Area jantung adalah bagian yang sangat mematikan.
"Nggak mungkin ..."
Barulah saat itu Ferdi akhirnya mengerti, matanya memancarkan amarah dan menatap Teguh dengan tajam, "Kamu bukan anakku ..."
"Kamu adalah ... Teguh"
"Kamu lumayan pintar juga."
Teguh tertawa sinis. Wajahnya kembali berubah ke wujud aslinya, "Anakmu sudah pergi menemui Raja Neraka."
"Dan kamu ..."
"Juga akan segera menemaninya!"
Karena keluarga Zhafiro adalah tangan kanan para dewa, bukankah sebaiknya Teguh memikirkan rencana balas dendam ini dengan matang?
Tanpa pikir panjang, Teguh langsung menghabisi nyawa Ferdi.
"Mimpi saja sana!"
Dengan suara yang tajam, Ferdi menarik Tombak Raja Pemecah Formasi, dan berdiri dengan jarak tiga langkah dari Teguh. Kemudian, dia mengulas senyuman sinis, "Teguh, kamu melakukan kesalahan yang fatal."
"Keluarga Zhafiro memiliki bakat yang luar biasa."
"Kami berbeda dengan orang biasa. Jantung kami terletak di sebelah kanan!"
"Kamu sudah melakukan kesalahan dan pantas mati!"
Sembari berteriak, baju di dadanya meledak terbuka dan menampakkan luka di dalamnya.
Kenyataannya, memang tidak ada darah yang memancar seperti yang dibayangkan.
Raut wajah Teguh seketika berubah drastis.
Tubuh dewa memang sangat berbeda dengan tubuh manusia biasa.
Jika sebuah serangan tidak melukai organ vital mereka, seperti jantung. Luka yang ditimbulkan hanya seperti goresan kecil di tangan, benar-benar tidak ada artinya.
Meskipun terkena serangan kekuatan abadi sekalipun, paling hanya menyebabkan luka parah saja.
Segala rencana yang tersusun kini hancur hanya karena satu kesalahan!
"Syut ..."
Teguh bergegas mengayunkan Tombak Raja Pemecah Formasi untuk menyerang Ferdi, dengan harapan mampu mengalahkannya dalam satu serangan saat dia sedang terluka parah.
Namun, bagaimanapun juga, Ferdi berada pada Tahap Batara tingkat akhir.
Meskipun serangan tombak Teguh seganas naga, tetap saja tidak mampu membunuh Ferdi.
Sebaliknya, Ferdi justru menangkap celah serangan Teguh dan menembakkan sinyal suar.
"Ini gawat, situasinya berubah!"
"Cepat, mereka ada di ruang rahasia."
"Kepala Keluarga, bertahanlah, kami datang ..."
Tidak lama kemudian, suara yang riuh terdengar di sekitar, dan bayangan manusia tampak melesat melintasi langit.
Mereka adalah murid-murid terbaik dari keluarga Zhafiro.
Teguh tidak pernah menyangka kalau perbuatannya akan berdampak sebesar ini.
"Teknik Kekuatan Langit!"
Dia menggunakan serangan senjata terkuatnya dan berharap mampu menimbulkan kekacauan.
Hanya saja, teknik yang selalu berhasil di Dunia Kultivasi menjadi agak lemah di Alam Nirwana. Teguh hanya berhasil menghalau para master dari Keluarga Zhafiro, tetapi tidak berhasil membunuhnya.
Selain itu, hanya dalam sekejap mata, Ferdi sudah berada dibalik kerumunan dan dijaga dengan ketat. Mustahil untuk membunuhnya saat ini.
"Cepat tangkap dia!"
Ferdi berkata dengan penuh kebencian, "Siapa pun yang bisa menangkap atau membunuh penjahat ini, dia akan diangkat menjadi sesepuh berikutnya dari keluarga Zhafiro."
Seorang pahlawan tentu akan diberi hadiah yang istimewa.
Para murid elite pun bersorak dan berlomba-lomba menyerang dengan penuh keberanian.
Tombak Raja Penghancur Formasi di tangan Teguh bergerak dengan cepat, dengan tambahan kekuatan abadi yang luar biasa, membuat gagang tombaknya yang berwarna putih bersinar terang dengan penuh pesona.
Tombak itu siap menghadapi berbagai serangan.