NovelRead
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa
Legenda Raja SerigalaLegenda Raja Serigala
Oleh: NovelRead

Bab 190

Di Grup Jagaraga. Kemarin gara-gara masalah dengan Xeno, Rina tidak sempat langsung membahas strategi tentang bagaimana mendapatkan keuntungan di tengah situasi Keluarga Abinaya dan Keluarga Laksono yang sedang jatuh. Hari ini pembahasan itu tentu saja harus diselesaikan. "Mia, tolong panggil Teguh dan si gendut Daniel juga, minta mereka ikut serta dalam rapat besar perusahaan kali ini." Ini adalah keputusan yang sudah dipikirkan matang-matang oleh Rina. Teguh orangnya lumayan baik. Perilaku si gendut Daniel kemarin juga sudah dilihat oleh banyak orang. Dalam situasi yang membuat karyawan satu perusahaan ketakutan, fakta bahwa si gendut Daniel masih berdiri dengan gagah berani menunjukkan bahwa sifatnya juga masih bisa diterima. ... Oleh karena itulah, Rina berencana untuk mendidik mereka berdua dengan baik. Harapannya di masa depan, sekalipun tidak menjadi tangan kanan Rina, mereka masih bisa menjadi bagian dari kelompok elit Grup Jagaraga. "Baik, Bu Rina!" Mia segera melangkah pergi dengan sepatu hak tingginya dan pergi ke kantor Tim Kelima. "Teguh, si gendut Daniel, Bu Rina meminta kalian untuk menghadiri rapat besar perusahaan," kata Mia sambil melangkah pergi dengan suara "tuk tak tuk tak" sepatunya. "Rapat besar perusahaan?" "Memangnya aku juga boleh ikut?" Si gendut Daniel tersenyum senang. Senyumannya sangat lebar sampai-sampai sudut mulutnya sudah hampir mencapai telinga. "Ckckck ... " "Dasar si gendut, kepalamu besar banget sampai sudah hampir terbang tuh." "Boleh boleh saja sih, yang penting jangan lupakan kita teman-teman dari Tim Kelima ya!" "Wah, keren Kak Daniel ... " Maula Tanjaya dan yang lainnya ikut bersorak. Teguh menepuk bahunya, "Cepatlah, jangan lupa daratan." Setelah berbicara, Teguh berjalan di depan. "Ya ya ya!" Si gendut Daniel merapikan jasnya dan berjalan dengan anggun. Semua orang tertawa terbahak-bahak. Si gendut Daniel ... Terlalu norak. "Ding dong ... " Pada saat itu, Bayangan menelepon Teguh. "Kak Teguh, ada masalah!" "Keluarga Yulianto dari ibu kota provinsi datang ke Kota Senggigi dan menculik Pak Husada dan Hanum. Mereka sekarang sedang dalam perjalanan menuju Rumah Sakit Pertama." Ekspresi Teguh tiba-tiba menjadi muram. Keluarga Yulianto dari ibu kota provinsi ... Cepat sekali sudah datang dan langsung menyerang Pak Husada tanpa peringatan apa pun. Memangnya mereka sudah meminta persetujuannya? "Cari tahu posisi mereka, aku ke sana sekarang." Teguh menutup telepon dan berkata kepada si gendut Daniel yang sudah lupa daratan di depannya, "Si gendut Daniel, kamu pergi dulu sendiri ke rapat perusahaan, ada urusan mendesak yang harus aku selesaikan." "Ah?" Si gendut Daniel terkejut sebentar, tapi juga langsung mengangguk dan tidak bertanya lebih lanjut. Di matanya. Teguh sudah seperti sosok kakak yang sangat hebat. Memang sudah biasa orang sehebat ini tiba-tiba ada urusan yang mendesak. Jadi, dia pergi sendirian menuju Ruang Pertemuan. Baru saja keluar dari Grup Jagaraga, Teguh langsung menerima telepon dari Bayangan. "Kak Teguh, mobil yang menculik Pak Husada ada di Jalan Gunung sekarang." "Mereka akan tiba di Rumah Sakit Pertama dalam waktu sekitar sepuluh menit lagi." "Masih sempat mengejar mereka dari Grup Jagaraga." Setelah menutup telepon, Teguh langsung memindai sebuah sepeda Qiyoda dan mengayuh cepat ke arah yang dituju. Jalan Gunung selalu padat dengan kendaraan. Mengemudi mobil tidak akan secepat sepeda listriknya. Di Ruang Pertemuan. Rina datang tidak lama setelah si gendut Daniel masuk. Rina melirik sebentar dan hanya melihat sosok si gendut Daniel. Dia tidak melihat Teguh di sana dan ekspresinya berubah serius dalam seketika. Orang ini ... Selalu hilang pada saat-saat penting. "Tut, tut, tut ... " Tanpa basa-basi, Rina menelepon nomor Teguh.

© NovelRead, hak cipta dilindungi Undang-undang

Booksource Technology Limited.