Bab 7
"Sayang, kenapa berhenti?"
Fanny menempel manja padanya. Biasanya Juna sudah langsung menyambut, tapi kali ini dia diam membeku, seperti patung batu.
Beberapa detik kemudian, tubuh Juna tiba-tiba ambruk lurus ke depan, darah mengalir dari mulutnya, membasahi seprai dengan cepat.
Di tengah jeritan panik Fanny, Juna berusaha bangkit, terhuyung-huyung berlari ke arah garasi.
"Melisa ... dia nggak mungkin kenapa-kenapa!"
Dia harus mencari sendiri, Dia harus menemukannya!
Begitu masuk mobil, dia langsung melihat map dokumen yang Melisa tinggalkan masih tergeletak di jok penumpang sebelah.
Hati dan paru-parunya seperti diremas bersamaan, napasnya memburu, tapi rasa sakit justru makin menyebar, menusuk ke seluruh tubuh lewat setiap helaan udara.
Kenapa dia mengizinkan Melisa menerbangkan pesawat sendirian?
Kenapa dia tidak mengatur agar ada pilot berpengalaman yang mendampingi?
Kenapa?
Karena energi manusia ada batasnya, belakangan ini Juna terlalu sibuk menyiapkan ulang tahun si kembar, jadi

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi NovelRead untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda