Bab 12
Begitu melihat Melisa, mata Juna langsung memerah.
Selama tujuh bulan penuh, tepatnya dua ratus empat belas hari, dia terus-menerus membayangkan momen pertemuan kembali, bahkan dalam mimpi pun wajah itu tak pernah jauh dari pikirannya. Namun kini, saat Melisa benar-benar berdiri di hadapannya, dia justru tak berani bergerak sedikit pun.
Dia takut ini hanyalah mimpi. Tapi yang lebih dia takuti lagi adalah melihat tatapan dingin dan jijik di mata Melisa.
"Melisa ... " bisiknya pelan, suaranya gemetar.
Namun Melisa hanya meliriknya sekilas sebelum segera memalingkan pandangan. Tatapannya kemudian jatuh dingin ke arah Yehuda.
Yehuda yang biasa mendominasi dunia bisnis dan selalu membuat orang lain tunduk padanya, kali ini justru merasakan pengalaman baru yaitu dipelototi dengan tajam dan dingin. Dia merasa sedikit canggung, lalu berdeham pelan untuk menutupi rasa tak nyamannya.
"Aku lihat belakangan ini emosimu sudah jauh lebih stabil, jadi aku putuskan memberi tahu Juna untuk datang. Mema

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi NovelRead untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda