Bab 13
Wajah Juna pucat pasi. "Melisa, jangan katakan hal-hal seperti itu ... "
Melisa justru tersenyum santai. "Kenapa? Kamu nggak percaya? Paman kamu itu sukses, penampilannya juga bagus, dan yang paling penting, dia bersih. Nggak kayak kamu yang pernah main serong. Jadi, apa aneh kalau aku tertarik sama dia?"
Sambil berkata begitu, Melisa kembali mengulurkan tangan, hendak menarik dasi Yehuda lagi.
Yehuda yang biasanya dingin bak bongkahan es, akhirnya menunjukkan celah. Wajahnya tampak tegang, dan dia mundur beberapa langkah, setengah marah, setengah panik.
Namun Melisa perlahan melangkah mendekat, lalu tiba-tiba menarik sabuk pinggangnya.
Wajahnya masih tersenyum, tampak tenang. Tapi di dalam hatinya, dia sudah membenci Yehuda sampai ke tulang.
Kalau bukan karena dia, mungkin Juna seumur hidup takkan pernah menemukan dirinya.
Dan kehidupannya yang tenang juga takkan terganggu seperti ini.
Dia telah membawa begitu banyak masalah dalam hidupnya, tentu Melisa merasa harus memberi "balasan"

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi NovelRead untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda