NovelRead
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa

Bab 1626 Markas Pasukan Naga

Tyr tampak semakin khawatir ketika dia mendekati sosok pria tua itu. Orang tua itu mendapatkan penghormatan oleh Naga Hijau dan Black Turtle, tetapi pria itu memberikan respon sedikitpun. Ternyata Tyr baru menyadari bahwa pipa rokok dari lelaki tua itu benar-benar tidak menyala. Lalu siapa sosok pria tua itu? “Dia adalah mantan Kepala Pasukan Naga. Namanya adalah Druce!” "Apakah dia sudah mati?" Tyr kembali bertanya, dan tampak sedikit terkejut. "Black Caesar tidak akan pernah bisa menjadi Kepala Pasukan Naga jika dia belum mati," jawab Naga Hijau. "Apa yang kalian lakukan padanya?" Tyr bertanya dengan heran. “Kalian benar-benar meletakkan tubuhnya di sini daripada kalian harus menguburnya? Apakah kau tidak khawatir jika tubuhnya akan membusuk?" “Itu adalah permintaannya sendiri untuk membiarkan jasadnya seperti ini,” Naga Hijau menjelaskan. “Hanya dia yang tahu untuk apa dia melakukan hal seperti ini. Jangan khawatir tentang kondisi tubuhnya yang akan membusuk. Tapi sayangnya lokasi tempat ini akan selalu dingin dan bersalju, tidak peduli kapanpun. Bahkan jika kita bisa menyimpan tubuhnya selama satu dekade, tubuhnya akan selalu berada dalam kondisi bugar!” Tyr tidak bisa berkata apa-apa. “Yah, ini sudah hampir jam makan siang, jadi sudah waktunya kita makan. Ayo kita harus segera pergi dari sini!" Tyr juga membungkukkan tubuhnya kepada Druce sebagai tanda hormat yang diberikan. Kemudian dia pergi ke markas bersama dengan Naga Hijau dan juga Black Turtle. Tyr melihat beberapa agen yang lain dalam perjalanannya ke sana. Mereka adalah sekelompok pria dan wanita. Rata-rata usia mereka berkisar tiga puluhan dan bahkan empat puluhan. Masing-masing dari mereka tampak seperti seorang individu biasa. Meski begitu, aura luar biasa yang terpancar dari tubuh mereka tidak dapat disembunyikan. Alih-alih menggambarkan tempat ini sebagai markas dari Pasukan Naga, akan lebih mungkin jika membandingkannya dengan sebuah desa. Sebuah desa di mana semua penduduknya tinggal dan bekerja dalam damai dan sukacita. Ketika para agen ini melihat kedatangan pihak luar yang tidak mereka kenal, seperti Tyr contohnya, saat pria itu memasuki area pedesaan, tidak ada satupun dari mereka yang bereaksi secara agresif. Sebaliknya, justru mereka bersikap normal menyapa Naga Hijau dan Black Turtle dengan sopan. “Pemuda ini adalah Raja Summers, bukan?” tanya mereka, sebelum mereka selesai memberikan salam. "Ya." Naga Hijau dan Black Turtle, keduanya tampak tersenyum. “Mereka semua adalah anggota dari Dragon Squad. Jika dilihat dari permukaan, mereka tampak seperti biasa, tetapi masing-masing dari mereka memiliki kemampuan lebih dari apa yang kau pikirkan.” Naga Hijau mencoba untuk mengenalkan orang-orang itu kepada Tyr saat mereka berjalan. “Kau adalah Raja Summers!” Seorang wanita mengenakan mantel berbulu, stoking berwarna kemerahan, dan sepatu bot kulit berwarna putih muncul dari halaman sebelah pada saat bersamaan. Sekilas sosok wanita itu tampak sangat menakjubkan, dan dia memancarkan pesonanya yang sangat luar biasa. Dia mendekati Tyr dan memeriksanya dari ujung kepala hingga ujung kaki. "Aku tidak menyangka jika ternyata Raja Summers masih sangat muda dan tampan," katanya. “Aku baru saja selesai menyiapkan santapan makan siang. Apakah kau ingin masuk dan duduk denganku? Selain itu, kondisi cuaca di luar sana sangat dingin. Mengapa aku tidak menghangatkan tempat tidurmu hanya untuk malam ini?” Punggung Tyr terasa menggigil hingga menjalar ke seluruh punggung tubuhnya. Dia tampak bingung mengapa pelacur seperti dirinya ada di Pasukan Naga. “Persetan! Berhentilah mencoba mengacaukan pikiran kami!” Black Turtle secara spontan berdiri di hadapan Tyr. "Tyr, jangan bicara dengan wanita ini," ucapnya sambil berbalik menghadap Tyr. "Kau akan terbunuh jika kau tahu terlalu banyak tentang rahasia yang dia miliki." Tyr tampak bingung. Tanya jelas terlihat sangat emosi. "Black Turtle, lebih baik kau jelaskan dirimu sekarang juga," tegurnya sambil mendorong tubuhnya. “Kapan terakhir kali aku melakukan hal seperti itu padamu?” "Kau tidak pernah melakukan itu padaku, tapi kau telah melakukannya pada orang lain." Kemudian, keduanya mulai melanjutkan aksi mereka untuk menyeret tubuh Tyr. “Suatu hari nanti, aku pasti akan mencabik-cabik mu, dasar b*sek!” tanya berteriak dengan marah dari arah belakang mereka. Ketiganya segera tiba di kediaman Kaisar Perang, yang terletak di halaman depan. Namun, pintunya segera tertutup dan tidak ada seorangpun di dalam sana. "Apakah Kaisar Perang Senior belum tiba ditempat ini?" Tyr bertanya sambil menatap pintu yang tertutup. “Dia pasti sedang pergi memancing,” jawab Naga Hijau. "Mancing?" Tanya Tyr. "Ayo kita harus segera pergi dari tempat ini! Kita harus melacaknya." Akhirnya kedua orang itu mulai menyeret tubuh Tyr keluar dari desa sebelum berlari ke arah barat menuju aliran sungai. Sungai itu telah tertutup es sepanjang tahunnya. Es hanya akan bisa mencair selama beberapa bulan di waktu tertentu ketika suhu lingkungan di sana akan meningkat lebih tinggi. Ketika mereka bertiga berjalan jauh di sepanjang sungai yang telah tertutup es, mereka melihat seorang pria bertubuh tinggi dan kuat tengah berdiri di atas permukaan sungai yang dilapisi es tebal. Pria itu tidak mengenakan sehelai bajupun alias bertelanjang dada meski dia tengah berada dalam kondisi cuaca yang dingin. Dia memiliki fisik yang kekar, bahkan lebih kekar dari Black Turtle. Dia berdiri hampir dua meter tingginya, dan sedang menatap es yang ada di bawah kakinya saat ini. “Ahhhh!!!” Dia mengeluarkan raungan yang cukup menggelegar. Kemudian dia mulai mengangkat kaki kanannya dan membantingnya dengan kuat ke atas permukaan es. Sontak di bawah pijakannya, retakan seperti jaring laba-laba yang meluas muncul sebelum akhirnya lapisan es itu pecah. Di mulai dari tempat dimana dia berdiri dan meluas hingga tujuh atau delapan meter ke wilayah yang ada sekitarnya. Lubang itu segera di penuhi dengan gelombang air sungai yang berwarna putih dengan busa yang berlimpah hingga memercik ke atas. Dalam sekejap mata, pandangan pria itu mulai dipenuhi dengan hamparan danau es segar yang mengalir dengan deras. Karena retakan yang luas, pria itu segera terjatuh kedalam air yang sangat dingin, namun sepertinya dia tampak tidak terpengaruh. Sebaliknya, dia tampak bergairah saat berseru dengan keras, “Hahahaha! Ini sangat bagus... Sungguh luar biasa.” Kulit di tubuh pria besar itu memiliki rona kemerahan saat dia berenang di dalam air yang beku, tapi dia tampak senang. Pria itu serasa berada di atas surga, berubah menyerupai sosok anak muda yang harus melompat ke sungai di hari yang terik untuk membilas tubuhnya. "Orang ini..." Tyr tidak bisa menahan dirinya untuk tidak berteriak, "Apa dia sudah gila?" Suara Tyr terdengar cukup pelan, tetapi pria itu masih bisa mendengarnya. Akhirnya pria itu tenggelam ke dalam dasar sungai lalu kemudian muncul dengan membawa sebongkah batu es besar dengan perkiraan berat lebih dari ratusan kilogram. Kekuatannya yang dahsyat sangat mengerikan untuk bisa dilihat. Setelah itu, dia melemparkan bongkahan es besar itu ke arah Tyr. Ketika Naga Hijau dan Black Turtle menyadari hal ini, secara tidak sadar mereka bergerak mundur, tetapi Tyr hanya terdiam dan tidak bergerak sedikit pun. Dia melemparkan pukulan itu tepat ke arah bongkahan es yang sedang menuju ke arahnya. Boomm!! Sebuah retakan keras langsung dapat terdengar dengan jelas. Bongkahan es besar itu berubah menjadi serpihan partikel ringan yang melayang dari atas langit akibat terkena pukulan itu. “Beruang Grizzly, dasar bajingan! Kau memang psikopat!” Naga Hijau dan Black Turtle mengubah udara dingin yang mereka rasakan menjadi suasana panas dengan menyebutkan segala kutukan. Di sisi lain, Beruang Grizzly, hanya bisa tersenyum pada mereka dari arah seberang sungai. “Kau pasti Raja Summers,” gumamnya, matanya langsung tertuju pada sosok Tyr. “Julukanmu memang benar-benar sesuai dengan namamu, tidak perlu diragukan lagi!” Tyr terdiam untuk waktu yang cukup lama saat dia menatap pria itu tanpa berkedip sedikitpun. “Orang itu adalah pengawal pribadi Druce, Kepala Pasukan Naga yang sebelumnya,” Naga Hijau memberikan penjelasan. “Namanya Beruang Grizzly. Sampai saat ini, dia masih bersama dengan Kaisar Perang sejak Druce meninggal.” "Oh!" Tyr merespons penjelasan yang diberikan dan mau tidak mau dia kembali melirik ke arah Beruang Grizzly. Pria besar itu tidak lagi memperhatikan ketiganya. Mungkin saja tindakan yang baru saja dia lakukan dianggap sebagai tanda penghormatan. Kemudian dia menenggelamkan seluruh tubuhnya kembali ke dalam air yang membeku dan mulai bermain di dalamnya. Tyr menggerutu, "Orang ini seharusnya bernama Beruang Kutub, bukan Beruang Grizzly." Kemudian pria itu muncul kembali untuk melemparkan sebongkah batu es lagi. Ketiganya berlari ke depan pada saat yang bersamaan. "Apakah otaknya kurang cerdas atau memang sikapnya seperti itu?" "Dia benar-benar bodoh!" ucap Black Turtle. Ketiganya terus berjalan di sepanjang sungai yang beku hingga akhirnya mereka menemukan bentangan sungai yang dilapisi es yang besar dan lebih luas lagi.

© NovelRead, hak cipta dilindungi Undang-undang

Booksource Technology Limited.