NovelRead
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa

Bab 1625 Mata Iblis

Namun, koran yang digunakan untuk menutupi lobang di jendela itu juga telah robek. Dari waktu ke waktu, angin bertiup sangat kencang. Black Turtle hanya memandang wajah Tyr dengan pasrah, wajahnya tampak tersipu malu ketika dia baru menyadari tentang situasi yang terjadi, “Maafkan. Aku sangat menyesal atas kondisi buruk yang terjadi malam ini.” Tyr mengangkat bahunya dan berusaha untuk menghiburnya, “Aku bukanlah sosok pria yang manja. Bahkan sebelumnya aku pernah tidur di pegunungan mayat. Jadi mengapa aku harus peduli tentang hal seperti ini?” Naga Hijau mulai mengambil cerutunya lalu menyalakan dan menghisapnya dalam-dalam. “Kami menemukan beberapa pro dan kontra terkait dengan hotel ini. Lokasinya cukup bagus. Tyr, jika kau beruntung, mungkin kau bisa melihat pemandangan spektakuler yang bisa kau lihat di malam hari.” “Pemandangan yang spektakuler?” Tyr tampak bingung. “Pemandangan spektakuler seperti apa?” "Hahaha! Jika kau cukup beruntung untuk melihatnya, maka aku akan menjelaskannya padamu. Atau, lupakan saja apa yang baru saja aku sampaikan.” Naga Hijau memang sengaja meninggalkan lokasi itu. Setelah itu, Tyr tidak berniat untuk menyelidikinya lebih lanjut. Perjalanan itu cukup melelahkan baginya, setelah itu Tyr memutuskan untuk berbaring di atas tempat tidur dan terlelap sejenak. Tidak diketahui berapa lama waktu telah berlalu ketika Tyr dibangunkan oleh Naga Hijau. “Tyr, bangunlah! Saatnya nonton film.” "Apa-apaan ini?" Tyr terbangun dari tidurnya, dia tampak linglung. Kemudian, dia melihat kearah langit yang tadinya tampak gelap secara tiba-tiba menyala dan berubah menjadi kemerahan. Tyr tampak sangat terkejut. Sontak dia bergegas menuju ke arah jendela. Dia bertanya dengan nada suaranya yang tinggi, "Apa sebenarnya yang terjadi?" Saat itu, Black Turtle, seorang Jendral Perang yang memiliki kekuatan yang sangat tangguh tengah berbaring sambil menghadap ke arah jendela seraya menghisap cerutunya. Sorot matanya menatap ke atas gelapnya langit malam sambil memaki dalam hati, “Brengsek! Benda itu kembali meledak lagi! Tyr, kau adalah salah satu pria yang sangat beruntung! Malam ini, kau sudah berada di sini tepat pada waktunya.” Tyr tampak bingung. Refleks, Tyr mulai mengikuti jejak mereka dan melihat keatas gelapnya langit. Saat itu waktu sudah menunjukkan tengah malam, seharusnya hari sudah berubah menjadi gelap. Namun, seluruh keadaan kota tampak terang benderang, dan cahaya berwarna kemerahan mulai memenuhi gelapnya malam. Saat itu tampak sebuah cahaya berwarna kemerahan melesat ke atas awan dan itu tampak terlihat dari kejauhan. Membentuk sebuah pusaran misterius di atas langit. Seolah-olah sebuah kapal alien raksasa tengah melayang di atas langit dan menembakkan sinar lasernya ke atas permukaan tanah. "Astaga apa itu?" Tyr melihat pemandangan dari kejauhan dan wajahnya tampak tegang. Naga Hijau memberikan penjelasan singkat kepadanya, “Markas Pasukan Naga telah berada tepat di hadapan kita. Lokasi benda itu berada sekitar delapan puluh kilometer jauhnya dari tempat kita berdiri, sedangkan markas miliki Pasukan Naga berjarak hanya tiga puluh kilometer darinya. Tyr, tahukah kau mengapa mereka membangun markas Pasukan Naga di bawah kaki Gunung Helsby?” Naga Hijau menanggapi pertanyaan itu, “Karena banyak sekali hal-hal tersembunyi yang tidak banyak orang ketahui di balik kaki Gunung Helsby, namun pasukan kita sudah mengetahuinya.” "Ini hanya masalah imajinasi." Jantung Tyr berdetak dengan kencang. “Gunung Helsby adalah gunung paling suci di Kerajaan Surgawi. Memang, banyak legenda misterius yang beredar mengenai keberadaan gunung tersebut, tetapi legenda hanyalah sebuah cerita.” Bola mata Naga Hijau tampak mengecil, lalu dia melirik ke arah Tyr dan mengejek, “Tyr, apakah ucapanmu dapat dipercaya? Kau telah mengalami begitu banyak peristiwa di sepanjang hidupmu. Terakhir kali sewaktu kau berada di Gunung Teror, masih segar dalam ingatan pemandangan yang kami lihat disana. Apakah kau masih berpikir bahwa legenda tidak lebih dari sekedar cerita?” Pada saat itu, Tyr hanya bisa terdiam. Setelah beberapa saat, ketika cahaya sinar kemerahan mulai menghilang dari langit dan dunia kembali menjadi gelap, hanya Tyr yang perlahan mulai bertanya, "Benda apa itu sebenarnya?" "Mata Iblis." Naga Hijau menjelaskan, “Konon, di lokasi itu terdapat sebuah mata air yang sesekali dapat menyemburkan cahaya berwarna kemerahan ini. Sejauh ini, tidak ada yang tahu sebenarnya apa cahaya yang berwarna kemerahan itu.” "Lahar?" Tyr bertanya ragu-ragu. Naga Hijau tertawa. "Jika itu adalah lahar panas, maka itu tidak akan terlalu aneh." Black Turtle muncul di belakang Naga Hijau dan ikut menimpali, “Ada yang bilang bahwa itu salah satu mata iblis. Ada juga yang mengatakan bahwa itu adalah jalan menuju bagian terdalam dari Gunung Helsby. Bagaimanapun juga, Pasukan Naga memilih tempat ini sebagai markas utama mereka karena hal itu. Tyr, kau memiliki banyak bakat di dunia seni bela diri kuno. Kau akan mengetahuinya nanti.” "Aku mengerti." Setelah itu, Tyr mengajukan lebih banyak lagi pertanyaan terkait dengan Mata Iblis, tetapi keduanya hanya menjawab secara singkat. Mereka tidak tahu banyak tentang permasalah yang terjadi. Tyr beruntung bisa melihat penampakan mata iblis pada malam ini karena benda itu tidak akan muncul setiap hari. Pada saat yang sama, pemandangan itu juga telah mengubah beberapa persepsi Tyr mengenai dunia. Keesokan harinya, ketiganya mulai meninggalkan hotel dan melanjutkan perjalanan menuju markas Pasukan Naga. Sebenarnya kota itu letaknya tidak jauh dari markas Pasukan Naga, mungkin hanya berjarak sekitar empat puluh hingga lima puluh kilometer dari tujuan mereka. Karena hujan salju yang lebat, mereka hanya berhasil menempuh jarak sekitar tiga puluh kilometer. Itulah alasan yang tepat mengapa mereka harus menginap di kota tadi malam karena akan sangat berbahaya bagi mereka untuk mengemudi di area bersalju pada saat di malam hari, terutama di sekitar pegunungan Helsby. Bahkan di kaki gunung itu sendiri, mengemudi di jalanan sama berbahayanya dengan mengemudi di area tebing. "Ayo! Mari kita lanjutkan dengan berjalan kaki.” Mereka bertiga mulai membungkus diri mereka dengan erat dalam balutan mantel yang hangat dan berjalan ke arah markas Pasukan Naga. Semakin jauh mereka masuk, udara di sekitar lokasi itu semakin dingin. Ketika angin yang bertiup kencang dan juga salju yang terus menerus turun, tanpa mereka sadari saat ini mereka seperti tengah memasuki zona musim dingin. “Lingkungan markas Pasukan Naga sangat buruk.” Tyr tidak bisa berdiam diri lebih lama lagi dan mulai mengoceh. Sebelum dia datang ke sini, dia telah membayangkan bahwa markas yang mereka tinggali akan berada di daerah pulau tropis atau sebuah area vila yang luas, tetapi sekarang sepertinya semua yang ada di dalam bayangannya menjadi sangat jauh berbeda. Untuk menempuh jarak sekitar sepuluh kilometer saja dibutuhkan waktu sekitar hampir dua jam bagi ketiganya untuk dapat menempuh perjalanan itu. Yang menarik perhatian Tyr saat ini adalah dia menemukan sebuah desa. Jenis desa yang sangat umum di utara. Tapi, jika penduduk desa disini adalah dari kalangan orang biasa, mengingat lingkungan serta medan yang dilalui cukup keras, mungkin seluruh penduduk desa tidak akan sanggup berada di tempat ini. "Jadi, ini adalah lokasi dari markas Pasukan Naga." Tyr dan rekan-rekannya tampak berdiri di dataran tinggi dan melihat ke lokasi desa yang ada di bawahnya. Apa yang disebut dengan markas telah mengubah sudut pandangannya. “Ya.” Naga Hijau mengangguk dan menjawab, “Semua anggota Pasukan Naga akan tinggal di sini ketika mereka tidak sedang menjalankan misi. Pasukan ini sangat berbeda dengan Organisasi Six Doors, jumlah anggota mereka jauh lebih sedikit daripada anggota Six Doors, tetapi setiap agen yang ada didalam pasukan ini masing-masing memiliki keterampilan yang nyata. Kemudian, Naga Hijau mulai menunjuk ke dua buah halaman yang ada di hadapannya dan berkata, “Di situlah Black Turtle dan aku tinggal. Halaman di belakang kita adalah milik dari Black Caesar.” "Oke." Tiba-tiba Tyr menghirup udara berbau busuk dan tidak mengajukan banyak pertanyaan lagi. Mereka bertiga mulai berjalan ke sebuah desa. Begitu mereka masuk kedalam desa, Tyr melihat sosok seorang pria berseragam militer. Pria itu sedang duduk di depan pintu masuk desa dan dia tengah mengisap pipa tembakaunya. Rasanya sedikit aneh jika pria itu duduk di sana tanpa merasakan kondisi yang ada disekitarnya yang saat ini tengah dalam kondisi berangin dan bersalju. "Siapa di sana?" Tyr melihat lelaki tua berseragam militer itu memegang pipa tembakaunya dari kejauhan. Dia merasa sangat aneh ketika melihat adegan itu. “Saljunya turun cukup lebat. Tapi mengapa pria itu duduk di sana dan menghisap tembakaunya dengan santai? Apa dia tidak merasa kedinginan? Lihat saja. Orang tua itu sepertinya telah membeku dan berubah menjadi patung es.” Naga Hijau dan Black Turtle tidak menjawab pertanyaannya tetapi berjalan ke arah pria itu dengan cepat. Akhirnya, keduanya segera tiba di hadapannya dan membungkuk untuk memberikan penghormatan. Tyr akhirnya menyusul mereka dari belakang.

© NovelRead, hak cipta dilindungi Undang-undang

Booksource Technology Limited.