Bab 1624 Selamat Datang Di Provinsi Aclus
#'Apa? Memangnya ada yang aneh dengan kunjungannya. Mungkinkah orang ini sengaja datang jauh-jauh hanya untuk membantuku mengembalikan Istana Kerajaan ke Kerajaan Surgawi, tapi kenapa justru saat ini dia datang meminta bantuan?’
Sejenak, Tyr memiliki firasat yang buruk didalam hatinya. "Naga Hijau, jika kedatanganmu kesini hanya untuk membuatku pergi ke Kota Bale bersamamu, maka kau bisa pergi sekarang juga."
Ekspresi wajah Naga Hijau seketika berubah dengan suram, "Tyr, kau sama sekali tidak memiliki empati."
“Tunggu dulu, itu adalah dua hal yang berbeda. Aku yakin sebenarnya kau tahu apa yang sedang aku cemaskan saat ini.”
“Hahahaha, lupakan! Lupakan saja kalau begitu!”
Naga Hijau tiba-tiba tertawa terbahak-bahak dan berhenti mengumbar omong kosongnya dengan Tyr. Kemudian dia menjelaskan, "Tyr, aku datang ke sini atas perintah Black Caesar untuk menjemputmu."
"Menjemputku ke mana?" tanya Tyr.
Naga Hijau menjawab, "Markas besar Pasukan Naga."
"Markas Besar Pasukan Naga?" Tyr terkejut. "Di mana lokasinya?"
"Kau akan segera tahu jika kau bersedia ikut denganku."
"Oke." Tanpa ragu sedikitpun Tyr langsung menyetujui ajakannya. Dia telah menunggu untuk waktu yang cukup lama, bukankah ini adalah sesuatu yang sudah dia tunggu-tunggu? Tak lama, Naga Hijau dan Tyr mulai mengucapkan selamat tinggal pada Dalton dan yang lainnya dan bergegas masuk ke dalam kendaraan Hummer di luar sana.
Mereka menuju ke bandara. Ada seseorang yang sangat spesial yang ingin bertemu dengan Naga Hijau di sana. Kemudian, keduanya mulai menaiki pesawat menuju ke Provinsi Aclus.
“Markas Besar Pasukan Naga ada di Provinsi Aclus?” tanya Tyr.
"Itu benar," jawab Naga Hijau. “Provinsi Aclus terletak di kaki Gunung Helsby.”
“Yah, pegunungan Helsby adalah tempat dari semua gunung bertemu, dan itu adalah gunung yang paling suci yang ada di Kerajaan Surgawi. Tempat itu memang cocok untuk menampung Pasukan Naga. Lokasi yang tepat untuk membangun markas mu di sana.”
"Hehe!" Naga Hijau hanya tertawa. “Tapi Tyr, ketika kau sampai di markas Pasukan Naga, mungkin kau akan sangat terkejut karena lokasi itu sangat berbeda dari yang kau bayangkan.”
"Benarkah?" Tanya Tyr.
"Kau akan segera tahu jika saatnya tiba." Naga Hijau tampak sedang bersandar di kursi dan berusaha membuat dirinya sedikit lebih nyaman. Orang ini tampak sedikit lelah dan tertekan.
“Apakah masalah yang terjadi di Kota Bale telah membuatmu cemas?” tanya Tyr. "Masalah apa yang terjadi?"
Naga Hijau menjawab, “Memang, masalah ini sangat rumit. Ini adalah rahasia tentang mantan Dinasti Vraniel. Aku belum pernah menemukan cara untuk menghadapinya saat ini. Aku hanya seorang prajurit yang berada di garda depan. Kami akan meminta bantuan dari beberapa ahli dan menyelesaikannya nanti.”
"Dinasti sebelumnya?" Jantung Tyr berdetak dengan kencang. “Bukankah itu sudah lama terjadi? Dinasti itu telah punah selama lebih dari seratus tahun.”
“Oh, masalah di Kota Bale ada di dalam yurisdiksi dunia seni bela diri kuno. Seratus tahun bukanlah waktu yang lama bagi mereka.”
Naga Hijau sepertinya tidak terlalu tertarik untuk berbicara banyak tentang apa yang terjadi di Kota Bale. Jadi, dengan cepat dia segera mengubah topik pembicaraannya. “Beberapa waktu yang lalu, Istana Regal telah membuat keributan yang besar. Sulit dipercaya bagimu untuk pergi dalam keadaan utuh!”
“Apa yang membuatnya tidak percaya?” Tyr menghela napasnya dan menjelaskan, “Sekelompok bocah nakal dari Dunia Kedua yang belum tahu banyak tentang dunia dan mereka sibuk mencari masalah dengan Istana Kerajaanku. Mereka memang berniat mencari kematian mereka sendiri. Aku tidak pernah berpikir jika kau harus menyalahkan aku karena aku menggunakan cara kejam seperti itu. Sigh! Tidak ada salahnya dengan membuat keributan besar sebelum aku pergi.”
Akhirnya mereka memutuskan untuk terbang ke Provinsi Aclus. Selama penerbangan, keduanya tidak banyak berbicara. Naga Hijau hanya memanfaatkan penerbangan ini untuk melakukan tidur siang. Ketika terbangun, mereka telah mendarat di tempat tujuan mereka.
Keduanya turun dari pesawat dan berjalan keluar dari bandara. Di pintu masuk bandara, kendaraan berjenis Hummer lain dengan model yang sama telah terparkir di tepian jalan. Seorang pria jangkung dan kokoh tampak duduk di dalam kendaraan. Dia adalah Black Turtle.
“Tyr, selamat datang di Provinsi Aclus! Tempat yang masih memiliki sirkulasi udara yang bersih dan segar, pemandangan indah, dan juga menakjubkan.”
Black Caesar hanya tersenyum saat dia berjalan menuju Tyr. Dia hanya pergi ke sekolah selama beberapa tahun, dan hanya kalimat itu yang selalu ada dalam benaknya setelah dia memeras otaknya sekian lama.
"Hehe…."
Tyr tersenyum acuh, lalu dia berjalan kearah Black Turtle dan memeluknya.
Sejak perjalanan mereka terakhir kali ke Gunung Teror, ketiganya telah menjalin hubungan yang cukup baik. Hingga, sampai dengan saat ini hubungan pertemanan mereka berjalan dengan baik. Sudah lama sekali mereka tidak bertemu, dan pada akhirnya mereka kembali bertemu satu sama lain, pelukan beruang tidak lagi bisa dihindari.
“Kau belum makan, ‘kan? Ayo kita cari makan dulu. Setelah itu, kita akan pergi ke markas Pasukan Naga.”
Tyr telah menempuh perjalanan yang sangat jauh, dan dia merupakan tamu kehormatan mereka. Oleh karena itu, Naga Hijau dan Black Turtle harus mentraktirnya dengan minuman anggur terbaik serta hidangan makanan yang super lezat. Ketiganya berjalan keluar dari dalam bandara dan pergi ke sebuah restoran steak yang ada di dekatnya. Mereka memesan sendiri sepanci sup domba dan dua botol anggur.
Selama menyantap hidangan, ketiganya saling menceritakan tentang apa yang terjadi selama ini.
Keributan di wilayah Rayne yang dimotori oleh Istana Regal sudah menyebar dengan luas. Oleh karena itu, Naga Hijau tidak bisa menahan dirinya untuk diam dan bertanya kepada Tyr tentang detail apa yang terjadi di Rayne ketika mereka bertemu. Begitu pun dengan Black Turtle tidak terkecuali.
Ketika mereka sampai pada pokok permasalahan, tentu saja, topik pembicaraan kembali beralih tentang Istana Kerajaan yang akan kembali ke Kerajaan Surgawi.
Berbicara tentang masalah yang terjadi, Tyr tampak sedikit khawatir, namun secara tiba-tiba Black Turtle menepuk bahu Tyr dan kemudian dadanya sendiri, “Tyr, apa kau yakin dengan hal ini. Bahwa Black Caesar akan menyelesaikan semua masalah ini untukmu."
Mendengar kalimat yang dilontarkan oleh Black Turtle, Tyr merasa jauh lebih tenang. Setidaknya, setelah dia mendapatkan dukungan dari Pasukan Naga, dia tidak perlu berlari sendirian tanpa tujuan yang jelas.
Usai menyantap hidangannya, ketiganya mulai pergi menuju ke arah pegunungan.
Musim panas baru saja berlalu. Saatnya memasuki musim gugur. Namun, suasana masih terasa terik di wilayah selatan. Lagi pula, banyak kota di wilayah selatan yang hanya memiliki dua musim yaitu musim panas dan musim dingin. Mereka tidak memiliki dua musim lainnya yaitu musim semi dan musim gugur.
Namun, berbeda dengan kondisi di area Provinsi Aclus. Jika masuk ke dalam musim gugur cuaca akan mulai berubah menjadi lebih dingin. Semakin dekat mereka menuju ke pegunungan Helsby, maka udara di sana semakin dingin. Total jarak yang ditempuh kira-kira mencapai ratusan kilometer. Dibutuhkan waktu hampir setengah hari untuk bisa sampai ke tempat tujuan. Dalam perjalanannya kesana, Tyr merasa bahwa dia telah mengalami pergantian musim di sepanjang perjalanannya.
Sebelumnya, ketika mereka tiba di sebuah kota kecil di wilayah bagian Helsby, saat itu waktu hampir menunjukkan jam delapan malam. Suhu malam itu telah turun di bawah nol derajat Celcius, dan butiran salju putih mulai turun dari langit.
Black Turtle memarkir mobilnya di pinggir jalan. Kemudian, dia mengeluarkan mantel militernya dengan bau asap yang menyengat dari emisi karbon yang keluar dari kendaraan miliknya dan melemparkannya ke tangan Tyr. “Pakai ini! Kami akan beristirahat malam ini dan pergi ke pegunungan di pagi hari.”
Lokasi ini sangat jauh dari kota. Semua fasilitas yang ada disini sudah sangat ketinggalan jaman. Hanya ada satu hotel berskala kecil yang masih layak untuk dihuni. Ketika ketiganya tiba di hotel, hanya tersisa satu buah kamar dengan 2 tempat tidur di hotel ini.
Ketiganya sudah bersiap untuk beraksi malam itu. Ruangan yang mereka tempati tidak terlalu besar, hanya tersisa dua tempat tidur usang yang terbuat dari kayu yang sudah lapuk. Bahkan sprei yang digunakan memiliki bau yang yang sangat kuat. Jendela-jendelanya pun tampak kuno. Bahkan salah satunya terdapat lubang yang berukuran lumayan, pemilik hotel hanya menggunakan selembar koran untuk menutupi lubang itu.