Bab 1685 Darah Lebih Kental Daripada Air
“Seperti yang kau tahu, jawaban yang aku cari bukanlah Bruja dari Triora, tapi siapa dalang di balik semua ini! Jadi, siapa otak di balik kejadian itu?” Olympias mulai bertanya-tanya.
Jules tiba-tiba terdiam.
Olympias dengan cepat menangkap petunjuk dari sikap Jules yang langsung membungkam mulutnya. “Jadi, pada akhirnya, Bruja dari Triora yang disalahkan, ‘kan?” Dia menghela napasnya dengan keras. "Dalang sebenarnya tidak pernah berhasil ditemukan."
Jules mengangguk tak berdaya dan berkata padanya, “Oly, aku harap kau mengerti bahwa keluarga White, sesuai dengan Kredo dunia seni bela diri kuno, sangat berbeda dari keluarga biasa. Kakekmu perlu melihat gambaran besarnya, dan dia tidak ingin menghasut pemberontakan yang terjadi dalam internal keluarga.”
“Kami juga mengalami masa-masa yang kritis pada saat itu karena keluarga kami tengah bersaing dengan Kredo lain. Gangguan internal yang datang dalam skala besar akan sangat membahayakan seluruh anggota keluarga.”
“Bukan salah kakekmu jika dia tidak berhasil mengungkap siapa dalang yang sebenarnya. Dia tidak berani melanjutkan penyelidikan ini lebih jauh. Selanjutnya, dia hanya bisa menemukan pelaku, tetapi dia tidak bisa mengungkapkan semua permasalahan yang terjadi. Sebaliknya, pria itu hanya memutuskan untuk bungkam dan menutup mulutnya rapat-rapat dari keluarga kami hingga sampai dengan saat ini. Tujuannya adalah hanya untuk melindungi keluarganya.”
“Setelah itu, kakekmu tidak pernah mengatakan apa pun tentang mencari calon pengganti dari pemimpin keluarga, dan hubungan keluarganya tidak lagi berantakan. Selama dua dekade terakhir, dia telah membuat hubungan keluarga tetap damai.”
"Jadi, pengorbanan yang telah dilakukan oleh seluruh keluarga kami telah ditukar dengan perdamaian klan yang berusia dua puluh tahun?" Olympias hanya tersenyum. "Lalu siapa yang akan membalas kematian orang tuaku?"
Jules hanya bisa terdiam. Klan mereka memang telah mengecewakan keluarga Olympias.
Jules hanya bisa menghela napasnya dengan berat, “Itu adalah taktik dari Machiavellian. Oly, aku harap kau bisa mengerti. Saat ini kakekmu sedang sakit parah. Sebelum dia meninggal, satu-satunya keinginan yang ingin diwujudkannya adalah bertemu denganmu. Kembalilah dan kunjungilah dia demi kebaikannya yang telah dia tunjukkan kepadamu bertahun-tahun yang lalu. Bagaimanapun juga, darah akan lebih kental daripada air.”
Olympias kembali terdiam. Hingga akhirnya dia menatap mata Jules dengan sungguh-sungguh dan bertanya, “Kalau begitu katakan padaku, Paman Jules. Apakah Paman Ansel yang telah menjebak ayahku?”
Jules tercengang.
Otot-otot di wajah Olympias sedikit berkedut. “Bahkan jika kau tidak bisa menjawab pertanyaanku, aku sudah bisa menebaknya. Paman Ansel adalah anak tertua, namun dia tidak disukai oleh Kakek karena kepribadiannya yang sangat dominan. Ayahku, di sisi lain, unggul dalam semua bidang, jadi ketika patriarki keluarga ini akan mengalami pergantian,
hampir dapat dipastikan jika ayahku akan diangkat sebagai pimpinan dari keluarga ini. Itu sebabnya Ansel mengatur ayahku untuk memperjuangkan posisi itu.”
"Oly, tidak ada jawaban yang pasti untuk masalah ini," ucap Jules dengan wajahnya yang muram. “Dengan kata lain, hanya kakekmu yang tahu jawabannya, dan kebenaran yang telah disembunyikan di dalam ruangan tertutup, di mana hanya seorang pimpinan keluaga yang dapat memiliki akses ke sana. Dalam hal ini, kau tidak dapat menebak dengan liar tanpa memiliki bukti apa pun.”
“Siapa lagi yang bisa selain dia? Omong-omong, kakek telah memiliki sembilan orang anak, semuanya bisa kita masukkan sebagai tersangka, tetapi Paman Ansel menjadi prioritas kecurigaan tertinggi.”
Secara tiba-tiba, Olympias mengeluarkan pertanyaan jebakannya, "Kalau begitu, apakah aku juga mencurigaimu Paman Jules?"
Ekspresi Jules berubah secara drastis. Tanpa berlama-lama Olympias mulai tertawa terbahak-bahak. "Siapa pun bisa menyakiti ayahku, tapi tidak denganmu, Paman Jules!"
Ingatan Jules saat ini seperti tengah kembali ke masa lalu saat Olympias masih kecil.
“Kau memang anak nakal!” Jules memaki Olympias dengan keras saat dia memelototinya. “Kau tidak berubah sejak kau masih kecil. Sebenarnya, kau tidak berubah sama sekali!”
“Oke, Oli! Biarkan masa lalu menjadi masa lalu. Aku harap kau akan dapat memahami keputusan kakekmu. Dia tidak pernah ingin menyakiti siapa pun. Sebaliknya, dia justru bekerja untuk kebaikan yang lebih besar. Selanjutnya, siapa pun tidak akan pernah bisa berdaya untuk menghadapi situasi seperti sekarang ini. Sekarang kakekmu tengah sakit parah, aku harap kau bisa kembali dan memenuhi keinginan terakhirnya.”
Entah bagaimana, Pada saat ini, Jules telah kembali mengubah topiknya lagi, “Semua orang tahu bahwa Paman Dillon telah memiliki hati yang keras, namun dia juga telah kembali beberapa waktu lalu. Bagaimanapun juga, kematian telah melampaui segalanya…”
"Paman Dillon sudah pulang?" Olympias tampak sangat terkejut.
Dulu, Dillon, sang Pendekar Pedang, telah memutuskan semua hubungannya dengan keluarga White. Sejak saat itu dia memutuskan untuk menjadi seorang pengembara, tidak pernah menginjakkan kakinya di rumah keluarga selama lebih dari sepuluh tahun. Anehnya, ketika lelaki tua itu hampir mati, tiba-tiba dia kembali menemuinya untuk terakhir kalinya.
Saat itu, telepon Olympias berdering. Orang yang meneleponnya adalah Jim.
Setelah menutup teleponnya Olympias berkata kepada sang paman, “Jim baru saja meneleponku dan mengatakan bahwa Bos kami sudah mengetahui keberadaanmu di sini. Secara khusus dia meminta untuk dibuatkan pesta selamat datang, dan mengundangmu untuk minum.”
Jules tampak tersenyum dan menjabat tangannya. "Aku sudah memberitahumu bahwa kau tidak perlu melakukan semua itu untukku." Jawab Jules dengan basa-basi.
“Paman Jules, sepertinya kau bukan sosok pria yang terlalu peduli dengan formalitas, jadi aku tidak akan memaksamu lagi. Ayo kita harus segera ke sana."
“Kalau begitu… Dengan sangat rendah hati aku akan menerima undangan itu.”
Jules dan Olympias kemudian melanjutkan ke lokasi perjamuan. Di sana, Jules bertemu dengan keluarga baru Olympias.
Tyr dan yang lainnya terlihat santai pada saat jamuan makan malam, bahkan di hadapan Tuan Jules dari keluarga White. Jules nampak luwes. Dia bergaul dengan mudah baik dengan Tyr dan juga yang lainnya.
Sejak awal Jules merupakan sosok yang sangat karismatik. Ini juga yang telah menjadikan sosoknya sangat menonjol, meskipun dia terlahir sebagai putra keempat, namun ia memiliki banyak pendukung di dalam keluarganya. Dia memiliki sekelompok teman dekat di dunia seni bela diri kuno. Kharismanya justru membuat kakak laki-lakinya, Ansel, merasa iri padanya. Ansel yakin bahwa Jules akhirnya akan menang atas dirinya untuk memimpin patriarki dalam keluarga ini.
Tyr menarik Olympias ke sampingnya setelah melalui tiga putaran minum dan menanyakan pendapatnya dengan jujur.
"Bos, apakah menurutmu aku harus pulang?" Olympias tengah menenggak minumannya. Saat ini, dia terjepit dalam sebuah dilema.
“Faktanya, situasi yang saat ini aku alami sangat mirip denganmu.” Tyr hanya bisa tertawa. “Karena berbagai peristiwa yang telah aku alami sebelumnya, aku juga merasa diasingkan dari keluargaku. Hingga pada akhirnya, aku memutuskan untuk kembali ke rumah dan, satu per satu, merebut kembali apa yang telah direnggut dariku.”
"Oly, faktanya kau tidak dapat mengambil keputusan secara emosional dan bertanya padaku apakah kau harus kembali atau tidak karena itu artinya kau sudah memiliki jawaban sendiri di hatimu."
Olympias menutup matanya dan menarik napasnya dalam-dalam, "Apakah ada jawaban lain... Di hatiku?"
“Ya, kau punya. Tidak semua orang di keluarga itu jahat, dan kau juga tidak membenci semua orang yang ada disana. Jika kau terus memilih untuk melarikan diri secara membabi buta, semua ini akan selalu menjadi misteri yang tidak akan pernah bisa kau pecahkan seumur hidupmu.”
“Kau adalah Raja dari Istana Regal. Ketika dihadapkan pada suatu tantangan, setiap orang dalam organisasi ini akan bangkit untuk menghadapinya daripada melarikan diri. Kau harus bertanya pada dirimu sendiri tentang pertanyaan pamungkas, apakah kau benar-benar membenci kakekmu? Apakah kau juga membenci Paman Jules?”