NovelRead
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa
Cinta yang TerlambatCinta yang Terlambat
Oleh: NovelRead

Bab 20

Tidak ada orang lain di balkon, jadi kata-kata Zavier terdengar dengan sangat jelas. Thalia menatap Zavier. Suara pria itu rendah dan memikat. Seharusnya sangat lembut, tetapi karena tanpa emosi, suaranya terdengar dingin dan datar. "Pikirkanlah baik-baik." Jantung Thalia berdetak sedikit lebih cepat. Dia pun mengangkat matanya dan termangu menatap Zavier. "Kamu ...." Apa Zavier sedang memedulikan dirinya? Zavier memiliki mata yang indah dengan pupil yang terkesan mendalam. Pria itu selalu menatap semua orang dengan kesan mendalam. Hanya saja, Zavier terlalu penyendiri dan hanya ada segelintir orang yang berani menatap matanya. Namun, pada saat ini, Thalia dapat melihat pantulan wajahnya di bola mata Zavier dengan jelas. Sebelum dia sempat menjawab pertanyaan Zavier, pria itu sudah berkata lagi, "Grup Harmoni selalu menjadi sorotan publik. Kalau kamu berinisiatif membahas soal berpisah dari keluarga, sorot perhatian pasti akan tertuju padamu dan itu akan berpengaruh pada reputasi poli." Zavier terdiam sejenak, lalu melanjutkan, "Poli kita telah menarik banyak perhatian baru-baru ini dan mengganggu ketenangan beberapa pasien." Butuh beberapa saat bagi Thalia untuk memahami apa yang dimaksud Zavier. Ternyata Zavier takut Thalia akan mendatangkan masalah bagi poli. Thalia pun menenangkan diri dan bertanya, "Lalu?" "Aku hanya memberitahumu salah satu konsekuensi dari masalah ini. Kalau sampai kamu membuat masalah untuk poli, akan sulit untuk menjaminmu bisa tetap kerja di rumah sakit." Saat Irish masih hidup, dia sering meminta Zavier untuk menjaga Thalia dengan baik. Irish bilang Thalia adalah orang yang lembut dan baik hati, jadi mudah ditindas. Setelah memberi tahu Thalia konsekuensi yang mungkin terjadi dengan jelas, Zavier berkata lagi, "Pikirkan baik-baik apa kamu sanggup menanggung konsekuensinya atau nggak. Kalau kamu rasa nggak sanggup, cepatlah tolak perintah itu." Keluarga Jenar dan Keluarga Wenos memiliki kerja sama, jadi wajar saja Zavier dapat turun tangan membantu. Thalia mengatupkan bibirnya dan tidak memberikan tanggapan apa pun. Dia hanyalah putri angkat Keluarga Wenos dan Keluarga Wenos juga tidak pernah memperlakukannya dengan kasar. Meskipun Thalia tahu Andre telah memanfaatkannya dengan berbagai cara, Thalia tetap tidak bisa menyangkal bahwa dia tidak mungkin menjadi seperti sekarang ini jika bukan karena Keluarga Wenos. Thalia tidak punya hak dan tidak bisa bertindak seenaknya. Karena Thalia hanya diam, Zavier juga berhenti bicara. Dia berbalik badan dan berjalan pergi. Keesokan harinya, Thalia mendapat giliran jaga malam. Siang itu, dia pergi ke bandara untuk menjemput Nila. Nila adalah sahabat Thalia dan merupakan seorang jurnalis. Nila pergi untuk perjalanan bisnis beberapa waktu lalu dan baru pulang hari ini. Nila mengenakan jaket anti angin berwarna oranye dan rambutnya diikat ekor kuda, membuatnya sangat mencolok di antara kerumunan. Begitu melihat Thalia, Nila langsung tersenyum lebar. "Sayang! Aku kembali!" Thalia mengambil koper Nila dan berkata dengan riang, "Aku sudah memesan meja di restoran favoritmu. Bukankah kamu bilang kamu belum sempat makan di luar akhir-akhir ini? Berat badanmu turun banyak." Nila berulang kali mengibaskan tangannya, ekspresinya terlihat kesal. "Jangan bahas soal itu. Memangnya ada makanan enak apa di daerah pegunungan yang terpencil? Satu-satunya momen aku bisa makan enak adalah saat bertemu Jackry." Thalia dan Nila pun pergi ke restoran sambil mengobrol. Begitu duduk, ponsel Nila mulai berdering. Nila menghela napas. "Aku memang ditakdirkan untuk diperlakukan seperti budak. Bisa nggak sih kasih aku waktu istirahat?" Meski mengeluh, Nila tetap membuka ponselnya. Begitu selesai membaca, Nila menatap Thalia dan menarik napas dalam-dalam, lalu berkata, "Thalia, kali ini rumah sakitmu membuat keributan besar. Kondisi medis seorang pengusaha terkenal terbongkar sehingga harga saham perusahaannya anjlok." "Thalia, kamu harus menjauh dari orang-orang seperti ini." Tepat begitu Nila selesai bicara, ponsel Thalia pun berdering. Ternyata ada panggilan dari poli. "Suster Thalia, ada pemberitahuan dari poli bahwa semua orang harus hadir sebelum pukul satu untuk menghadiri rapat."

© NovelRead, hak cipta dilindungi Undang-undang

Booksource Technology Limited.