Bab 154
Ivan mengerti dan berkata dengan bijak, "Nggak apa-apa, Mama."
*Aku bisa menganggap seolah-olah aku adalah anak satu-satunya di TK."
"Jadi, kalau mereka nggak mau bermain denganku, aku nggak akan merasa sedih."
Semakin dia berkata begitu, Jenny semakin sedih, dan rasa marahnya terhadap Jimmy semakin membara.
...
Mobil berhenti di depan rumah.
Aku terkejut melihat kakek dan nenek Wulan berdiri di pintu, lalu menoleh ke Jimmy.
Jimmy turun dari mobil lebih dulu menyambut mereka. "Kenapa kalian datang?
Saat terakhir kali di rumah sakit, nenek Wulan, Lydia Dumaris, masih terbaring di ruang perawatan dan terlihat sangat lemah.
Satya menjelaskan, "Beberapa hari lalu setelah bangun, dan mendengar kabar Wulan datang menjenguk, kondisinya jadi jauh lebih baik."
"Hari ini, setelah dia bisa pulang dari rumah sakit, dia ingin melihat Wulan sebentar."
"Apa kami mengganggu kalian?"
Satya agak khawatir. "Kalau kalian nggak nyaman, kami bisa segera pergi."
Melihat Satya akan menuntun Lydia pergi, Jimmy

Locked chapters
Download the NovelRead App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link