Bab 26 Wanita Bukan Untuk Kerja di Dapur
"Aku nggak menyangka kamu akan bicara begitu."
"Kamu pikir aku dan Julian itu musuh bebuyutan? Urusan kerja nggak perlu dibawa ke kehidupan pribadi. Aku sangat mengagumi ayahmu." Kenzo tersenyum.
Ardelia ikut tersenyum, "Hmm. Hari ini terima kasih ya. Aku bantu bereskan."
Dia mengambil mangkuk, tapi Kenzo langsung menepis tangannya, "Nggak perlu. Kamu pulang saja, biar aku yang bereskan."
"Tapi ...."
"Dengarkan aku. Tangan wanita bukan buat kerja dapur." Mata hitam Kenzo menatapnya sambil tersenyum.
Jantung Ardelia berdebar.
Ardelia pulang ke rumah, menatap langit malam dari jendela, pikiran masih dipenuhi senyum Kenzo.
Pria itu benar-benar terlalu menggoda.
Dia membuka laptop dan melihat kabar terbaru.
[Vienna menjadi duta merek produk perawatan kulit Grup Sakura!]
Ardelia menyipitkan mata.
Vienna ternyata bekerja sama dengan Felisha?
Para penggemar Vienna sangat senang. Produk perawatan kulit Grup Sakura memang jauh lebih terkenal dibanding produk perawatan kulit Grup Yolan.
Grup Yolan memang berada di bawah naungan Grup Myles, tapi Keluarga Myles punya terlalu banyak perusahaan. Grup Yolan tidak pernah dianggap penting. Fokus utama Grup Yolan adalah properti, sedangkan divisi produk perawatan kulit sama sekali tidak mendapat perhatian.
Kalau bukan karena kali ini Ardelia datang ke Kota Jayata, mungkin seumur hidup dia juga tidak akan tahu soal produk perawatan kulit Grup Yolan.
Sementara itu, Grup Sakura jelas berbeda. Itu adalah perusahaan di bawah naungan Keluarga Limantara dan produk perawatan kulit adalah bisnis utama mereka.
Kedua perusahaan itu sama sekali tidak berada di level yang sama.
[Grup Yolan, sudah lihat belum? Vienna pantas mendapatkan yang lebih baik! Sudah dikasih kesempatan tapi ditolak. Siap-siap malu saja!]
[Sepertinya selera Calista kurang bagus. Dia bahkan memilih perusahaan sekecil itu.]
[Kapan Grup Sakura mengeluarkan produk baru? Aku sudah siap beli. Aku sudah nggak sabar!]
[Grup Sakura bekerja sama dengan Vienna? Sepertinya Vienna benar-benar hebat.]
Topiknya sangat ramai, jelas Vienna menggunakan pasukan buzzer.
Tak lama kemudian, terjadi hal yang lebih kebetulan.
Ardelia merencanakan peluncuran produk baru sepuluh hari lagi. Tapi siapa sangka, malam ini Grup Sakura juga mengumumkan peluncuran sepuluh hari kemudian. Jelas ini disengaja.
Divisi produk perawatan kulit Grup Yolan langsung membicarakan hal ini.
[Grup Sakura benar-benar nggak tahu malu!]
[Mereka sengaja menantang. Gisel juga nggak tahu malu. Setelah mengundurkan diri langsung pindah ke Grup Sakura! Hari ini malah mengirimiku pesan untuk pamer. Aku malas tanggapi!]
Ardelia, [Jangan khawatir, kita nggak akan kalah.]
[Bu Ardelia, kami percaya padamu!]
Beberapa hari berikutnya, Ardelia benar-benar tenggelam dalam pekerjaan. Ini adalah perusahaan pertamanya di Kota Jayata, jadi dia harus menorehkan hasil nyata.
Selama periode itu, orang tua Keluarga Lume tidak pernah menghubunginya. Tapi Nyonya Besar Aruna meneleponnya dua kali.
Sepuluh hari kemudian, hari peluncuran produk baru pun tiba.
Telepon dari Nyonya Besar Aruna datang lagi, "Aku lihat produk barumu sudah diluncurkan. Sekarang pasti lebih senggang, 'kan? Malam ini kita makan bersama. Aku akan suruh orang menjemputmu."
"Baik." Ardelia menutup telepon sambil menatap layar data penjualan.
Selama beberapa hari terakhir, Grup Sakura melakukan promosi besar-besaran. Baru dua jam sejak peluncuran, penjualan mereka sudah menembus dua puluh miliar, sedangkan Grup Yolan mencapai enam belas miliar.
Selisihnya tidak besar, tapi para penggemar Vienna sudah heboh.
[Padahal Grup Yolan pakai artis top seperti Calista! Kenapa masih kalah sama Vienna kita?]
[Lucu sekali, perusahaan kecil tapi sok sekali. Mereka bahkan berani menolak Vienna. Sekarang Grup Yolan pasti sangat menyesal!]
"Bu Ardelia ...." Asisten berkata khawatir saat melihat Ardelia memperhatikan opini publik.
"Aku nggak apa-apa. Katakan pada semua orang, jangan terlalu khawatir. Produk perawatan kulit butuh waktu untuk membuktikan kualitasnya," kata Ardelia dengan datar.
"Baik!" Asisten itu pun keluar.
Ardelia merapikan diri dan mobil yang dikirim Nyonya Besar Aruna tiba tepat waktu. Dia nai, dan setengah jam kemudian sampai di depan sebuah rumah bergaya klasik.
Begitu membuka gerbang, yang pertama terlihat adalah hutan bambu yang rimbun.
Menyusuri jalan berbatu, terlihat air terjun buatan dengan bebatuan, di antara bebatuan terdapat beberapa ruang VIP, suasananya sangat elegan dan menenangkan.
Ardelia mendorong pintu ruang VIP dan melihat banyak orang di dalam.
"Kakak, kita ketemu lagi! Aku sangat merindukanmu!" Vienna memakai gaun putih dan maju menggenggam tangan Ardelia. Mata jernihnya terlihat penuh semangat. "Aku tahu Nenek mengajak kakak makan hari ini, jadi aku ingin ikut juga. Kakak nggak marah, 'kan?"