NovelRead
Open the NovelRead App to read more wonderful content
Maaf, Tak SeleveMaaf, Tak Seleve
By: NovelRead

Bab 25 Hidup Untuk Diri Sendiri

Ayumi, Calista, dan Ardelia dulu sekolah di SMA elite di Kota Belmora. Sebagian besar murid di sana anak keluarga kaya dan berpengaruh. Kadang ada juga murid miskin berprestasi yang dapat beasiswa. Murid seperti itu sering jadi korban ejekan anak orang kaya dan Mikaila adalah salah satunya. Ardelia yang menolongnya saat itu, sejak itu Mikaila selalu menempel padanya dan berhasil masuk ke lingkaran pertemanan mereka bertiga. Awalnya, Mikaila memang polos dan baik. Karena ketiganya bukan tipe yang menilai orang dari status keluarga dan pelan-pelan menerima Mikaila berkat Ardelia. Ardelia berkata, "Calista, mungkin kamu terlalu cepat menyimpulkan. Bisa saja bukan Mikaila?" Calista naik pitam, "Aku berani taruhan, seratus persen itu dia! Aku benar-benar melihatnya bersama Felisha! Dia tahu Felisha nggak akur sama kamu, tapi tetap melakukan itu. Jadi, hanya ada satu alasan, dia pikir kamu sudah dibuang oleh Keluarga Myles." Tatapan Ardelia jadi dalam. Ayumi langsung berkata, "Gila! Mikaila ternyata orang seperti itu! Ardelia, kamu jangan sedih!" Tak lama kemudian, muncul notifikasi di grup. Ayumi mentransfer dua miliar untuk Ardelia. Ayumi, "Orang seperti dia hilang juga nggak rugi. Kami akan terus mendukungmu!" Ardelia terharu, "Ayumi ...." "Tapi aku nggak bisa lanjut mengobrol, ya. Aku harus membahas kerja sama." Setelah itu, Ayumi keluar dari panggilan. Senyum Ardelia menjadi kaku. Ternyata gadis itu lebih gila kerja dari dirinya. "Masakan sudah siap, cuci tangan dulu, ayo makan." Suara pria yang rendah terdengar dari dapur. Ardelia mendongak dan melihat Kenzo berjalan sambil membawa hidangan. Saat ini dia terlihat seperti pria rumahan yang menawan. Dari ponsel, suara Calista meledak lagi, "Sial! Ardelia, kamu sedang bersama pria? Siapa? Kenzo?" Kenzo melirik ke arahnya, membuat Ardelia merasa canggung, "Bukan seperti yang kamu pikirkan, nanti aku jelaskan." Ardelia menutup telepon, lalu mengetik penjelasan singkat di grup. Setelah mencuci tangan, Ardelia duduk di meja makan. Di depannya ada tiga lauk satu sup. Ada iga asam manis, udang saus bawang putih, tumis sawi dan sup seafood. Ardelia langsung merasa lapar, "Nggak disangka kamu pandai memasak." "Hmm." Kenzo mengambilkan sepotong iga. "Coba ini." Ardelia mencicipinya, lalu matanya berbinar, "Enak sekali! Kenapa kamu bisa masak?" "Waktu di luar negeri, semuanya harus mandiri," jawab Kenzo sambil mengambilkan lauk untuknya. Ardelia cukup menyukainya dan tanpa sadar makan banyak sekali. Mereka berdua menghabiskan semua hidangan. Ardelia berkata, "Masakanmu enak sekali, rasanya nggak cocok dengan penampilanmu." Kenzo menyandarkan tubuh di kursi dan tersenyum penuh pesona, "Kalau begitu, menurutmu aku seharusnya seperti apa?" "Menurutku kamu seperti Ayumi, sibuk kerja tiap hari, nggak punya waktu untuk masak." "Sekalian punya sakit maag juga?" Kenzo tersenyum. Ardelia tertawa dan merasa sedikit malu, "Benar." "Kerja memang penting, tapi buatku, hidup jauh lebih penting. Hidup itu untuk dinikmati." Kenzo berkata pelan. Sikapnya elegan dan memesona, tanpa keserakahan atau hawa nafsu kekuasaan, justru sangat tenang dan cerah. "Dengan kesadaran seperti itu, wajar kalau kamu pewaris Keluarga Farren," ucap Ardelia kagum. Kenzo tersenyum kecil, "Kalau Nona Ardelia sendiri bagaimana?" Pertanyaan itu membuat Ardelia terdiam. Dia tidak tahu bagaimana menjawabnya. Sejak kecil, setelah diadopsi Keluarga Myles, dia dididik untuk selalu berprestasi, belajar banyak hal agar bisa menonjol dan tidak diremehkan. "Sekarang kamu masih muda, harus hidup untuk diri sendiri juga." Kenzo melihat kebingungan di matanya, tatapannya jadi iba dan suaranya menjadi lebih lembut. "Julian sangat menyayangimu, dia pasti ingin kamu sedikit egois juga."

© NovelRead, All rights reserved

Booksource Technology Limited.