NovelRead
Open the NovelRead App to read more wonderful content
Maaf, Tak SeleveMaaf, Tak Seleve
By: NovelRead

Bab 24 Pertengkaran

Mata Kenzo yang tajam dan dalam tampak mengandung senyuman, "Nggak perlu segan, kamu dipersulit tadi juga gara-gara aku." "Bukan karena kamu, dia hanya nggak suka padaku." Kenzo menerima hadiah itu dan bertanya, "Mau sekalian makan malam bersama?" "Ah?" "Aku bisa masak," kata Kenzo. Mata indahnya menatap Ardelia. "Kamu pasti belum makan, 'kan?" Ardelia memang belum makan, tapi dia juga penasaran. Pria dengan status seperti Kenzo seharusnya hidup enak dan semuanya sudah disiapkan untuknya. Tapi ternyata dia bisa masak sendiri? Karena penasaran, Ardelia pun mengangguk. Keduanya masuk ke dalam rumah. Kenzo melepas jasnya, hanya mengenakan kemeja putih yang menonjolkan bahu bidang dan pinggang ramping. Otot dada yang samar terlihat membuat Ardelia tanpa sadar menatap lebih lama. "Mau makan apa?" tanya Kenzo padanya. "Terserah, aku makan apa saja." "Baik. Duduk saja dulu, sebentar lagi siap," kata Kenzo, lalu berbalik dan masuk ke dapur. Ardelia duduk manis di sofa. Lewat kaca dapur, dia melihat pria itu menangani peralatan dapur dengan cekatan. Aura pria dewasa yang stabil dan matang itu membuatnya semakin terpesona. Tidak heran Felisha sampai tergila-gila pada Kenzo. Ardelia mengirim pesan pada Calista, [Felisha ada di Kota Jayata.] Calista, [Dia? Pasti karena mengejar Kenzo. Tapi dia juga cukup profesional, sekarang menjadi CEO Grup Sakura, yang juga bergerak di bidang perawatan kulit. Beberapa hari lalu dia bahkan mengajakku menjadi duta merek mereka!] Ardelia, [Hmm, selain itu Felisha tahu aku ke sini buat cari keluarga. Tapi dia pikir aku sudah dibuang oleh Keluarga Myles.] Padahal, Ardelia selalu bilang pada orang luar kalau dia datang ke Kota Jayata karena urusan kerja. Tapi Felisha malah bilang dia telah diusir Keluarga Myles. Calista, [???] Beberapa detik kemudian, grup kecil berisi empat orang langsung heboh. Calista, [@Mikaila, kamu ngomong apa ke Felisha?] Calista, [@Mikaila, keluar kamu!] Ayumi, [Apa yang terjadi?] Calista, [Tanya saja sama Mikaila.] Ayumi, [@Mikaila, apa yang telah kamu lakukan?] Mikaila, [Apa yang telah aku lakukan?] Calista, [Menurutmu! Mikaila, hanya kita yang tahu tentang tujuan asli Ardelia ke Kota Jayata. Kamu yang kasih tahu Felisha, 'kan?] Ayumi, [Serius?? Mikaila, kenapa kamu melakukan hal seperti ini?] Mikaila, [Lucu sekali, benar-benar lucu. Calista, kenapa kamu langsung menuduhku? @Ardelia, kamu juga merasa begitu?] Calista, [Beberapa kali kita kumpul kamu nggak pernah datang. Waktu Ardelia ke Kota Jayata kamu juga nggak muncul. Dua hari lalu aku melihatmu bersama Felisha! Masih berani bilang bukan kamu?] Mikaila, [@Ardelia, kamu juga berpikir begitu?] Melihat keributan di grup, perasaan Ardelia jadi campur aduk. Dia baru mau mengetik balasan, tapi Mikaila sudah kirim pesan lagi, [Kalau kalian semua sudah berpikir seperti itu, aku nggak perlu bicara lagi. Dulu bisa bersama kalian, aku merasa sangat senang. Tapi mulai sekarang, kita nggak perlu bersama lagi!] Setelah itu, Mikaila langsung keluar dari grup. Calista hampir meledak karena marah. Dia langsung menekan panggilan grup, "Dasar Mikaila, benar-benar menyebalkan! Itu adalah wajah aslinya!" Di sisi lain, suara ketikan terus terdengar, Ayumi sepertinya sedang bekerja. Suaranya terdengar heran, "Kenapa dia tiba-tiba seperti itu? Kalau bukan karena Ardelia, mana mungkin kita mau main bersamanya. Dia juga nggak akan menjadi penulis top sekarang."

© NovelRead, All rights reserved

Booksource Technology Limited.