NovelRead
Open the NovelRead App to read more wonderful content

Bab 2262

Kala melangkahkan kaki memasuki ruangan itu, Teguh sudah langsung merasakan adanya sesuatu yang janggal. Wilayah leluhur seakan terasa begitu berat, seolah terdapat sebuah kekuatan hebat bertekanan dahsyat, hingga membuat semua orang yang memasukinya akan merasa kewalahan. Tekanan yang dimasksud itu merupakan larangan pembatas mengerikan yang dibuat secara khusus bagi siapa pun saat memasuki wilayah leluhur! Teguh berpaling untuk menoleh ke arah Bulan yang juga refleks menoleh ke arahnya. Terlihat jelas, bahwa Bulan juga sadar akan larangan pembatas itu. "Memang nggak heran, kalau sudah menyangkut wilayah leluhur Klan Siluman Burung Langit. Larangan pembatas di sini sama kuatnya dengan larangan pembatas yang ada di Kahyangan Kaisar Naga dari Klan Naga Petir Kosmik. Bahkan, larangan pembatas semacam ini mampu menekan setengah dari total kekuatan para master kalangan awam." Setengah dari total kekuatan! Teguh terkejut mendengarnya. Bulan ikut menambahkan, "Tapi, aku sendiri adalah keturunan Kaisar Naga, makanya dampak dari larangan pembatas ini nggak begitu berefek. Aku masih bisa pertahankan 70% dari total kekuatanku. Kalau Saudara Teguh, bagaimana denganmu?" Teguh memperkirakannya sesaat, lalu menjawab, "Kurang lebih sama, sekitaran 70% juga." Teguh menebak bahwa kemungkinan ini merupakan efek samping yang ditumbulkan dari darah serigala Alam Ilahi. Akan tetapi! Teguh baru tersadar bahwa Hukum Waktu, Batu Sangkala Ilahi, beserta Baju Zirah Sisik Naga dan yang lainnya itu masih dapat digunakan di alam ini. Otomatis, larangan pembatas itu hanya menekan 10% dari kekuatan tempur yang dimilikinya, yang berarti tidak begitu besar. "Situasinya masih bisa terkendali, ayo kita pergi." Bulan mengiyakan dan segera melanjutkan perjalan memasuki ruangan tersebut bersama dengan Teguh. Tidak lama setelahnya. Larangan pembatas di dalam ruangan itu makin terasa kuat. Teguh mengerutkan keningnya, merasakan situasi yang makin tidak kondusif. Whoosh! Syut, syut! Detik berikutnya, tiba-tiba terdapat begitu banyak anak panah yang tak terhingga melesat dari segala arah. Panah ini bukanlah panah biasa. Karena sisi ujung pada anak panah terdapat sebuah bercak merah yang merupakan bekas rendaman darah dari Klan Siluman Burung Langit. Apabila bercak merah tersebut sampai mengenai tubuh seorang kultivator, apalagi mengingat seberapa mengerikan kekuatan darah Phoenix Iblis Surgawi, bisa-bisa hal itu menyebabkan pergolakan hebat dalam tubuh kultivator, bahkan bisa membuat tubuh mereka meledak dan mati. Namun, tentu saja, mesin perangkap buatan semacam ini tidak ada apa-apanya untuk Teguh dan juga Bulan. Klang! Cukup sekali ayunan, sebuah dinding kokoh yang tercipta dari kekuatan abadi seketika terbentuk dan menghalang ribuan anak panah yang tak hentinya ditembakkan. Tak lama, tembakan anak panah itu pun berhenti. Sementara Teguh dan Bulan terus melaju memasuki ruangan itu. Namun, di sepanjang perjalanan! Berbagai benda tak hentinya bermunculan seperti Anak panah yang terkontaminasi darah murni Klan Siluman Burung Langit, batu-batu besar, dan boneka monster yang kuat, berusaha menghalangi langkah Teguh dan Bulan. Namun! Saat ini, Teguh sendiri telah mencapai tingkat puncak dari Dewa Emas, dengan tambahan darah serigala asing Alam Ilahi di dalam tubuhnya, serta berbagai keterampilan yang dimilikinya, hal semacam ini bukanlah suatu ancaman bagi seorang Teguh. Tak hanya itu. Setelah menggabungkan Bola Kaisar Naga yang didapatkannya dari Tiga Raja Naga, Bulan sendiri memiliki kekuatan yang setara dengan tingkat puncak Klan Naga Petir Kosmik di dunia dewa, siluman, dan iblis. Sudah jelas, bahwa Bulan sendiri pun tak kalah hebat dari Teguh. Kombinasi dua invididu kuat seperti ini, sama sekali tak sebanding dengan trik murahan yang dilancarkan oleh mesin perangkap buatan itu. Tak berselang lama, asap kabut perlahan menghalangi pemandangan keduanya. Teguh bisa melihat dengan jelas bahwa tekanan yang meliputi seluruh ruangan wilayah leluhur ini berawal dari kemunculan kabut. Yang berarti, tepat di sanalah wilayah inti dari ruang leluhur Klan Siluman Burung Langit berada. Swoosh! Teguh kian mempercepat langkahnya. Namun, hanya dalam hitungan detik, terdengar suara Bulan dari arah belakang sana. "Saudara Teguh, sepertinya aku hanya bisa sampai di sini saja." Teguh berhenti sejenak, lalu menoleh ke belakang. "Klan Naga Petir Kosmik dan Klan Siluman Burung Langit saling bermusuhan," ujar Bulan dengan serius. "Tekanan yang kuterima di sini terasa dua kali lipat lebih besar daripada tekanan yang kuterima dari klan lain. Bahkan meski aku mendapat perlindungan dari Kaisar Naga, masih ada beberapa kekuatan lain yang nggak sanggup aku tahan." "Otomatis, kalau aku masuk lebih dalam lagi, kemungkinan akan terjadi sesuatu." Teguh pun memahaminya. "Ratu Naga, aku sudah sangat berterimakasih padamu karena sudah mengantarkanku ke sini." "Perjalanan selanjutnya, biar aku sendiri saja yang jalani." "Kamu cepatlah pulang." Bulan melayangkan tatapan dalam pada Teguh, lalu mengubah wujudnya menjadi wujud Naga Petir Kosmik dan mencabut sisik terkuat yang dimilikinya.

© NovelRead, All rights reserved

Booksource Technology Limited.