NovelRead
Open the NovelRead App to read more wonderful content

Bab 2260

Cobaan Ilahi! Dua kata ini langsung membuat jantung Teguh berdebar kencang. Di satu sisi, selama bertahun-tahun, tak terhitung master Prajurit Surgawi yang tewas di bawah Cobaan Ilahi. Hanya sedikit yang berhasil melewatinya dengan selamat. Di sisi lain, masalahnya Rina masih belum pulih. Sekalipun dia berhasil melewati Cobaan Ilahi dan naik ke Alam Ilahi, itu sama sekali bukan hal yang baik. Teguh merasa terdesak. Kita harus segera membantu Rina pulih sepenuhnya. Sekalipun gagal, Teguh tetap harus menemukan cara untuk menitipkan Rina pada Kaisar Naga, Fafnir, dan yang lain. Kalau tidak, sekalipun dia berhasil melewati Bencana Ilahi, dia tetap akan hancur bila terjadi sesuatu pada Rina. Memikirkan ini, Teguh buru-buru berkata pada Yean, "Di mana kakakmu sekarang? Aku ingin segera menemuinya." Yean sudah tahu bahwa Teguh akan seperti ini, jadi dia menjawab, "Di Istana Kaisar Naga." "Baiklah, ayo ke sana." Dalam waktu singkat, Teguh dan Yean sudah tiba di aula utama Istana Kaisar Naga dan menemui Bulan. "Kaisar Naga, masih ingat dengan ucapanku padamu sebelumnya ?" Begitu membuka pintu, Teguh langsung bicara ke intinya, "Aku ingin meminjam kekuatanmu untuk menembus wilayah leluhur Klan Siluman Burung Langit. Apa kamu sudah mendapatkan warisan lengkap?" Bulan mengangguk dan menjawab, "Dalam setengah tahun terakhir, aku sudah menggabungkan Bola Kaisar Naga milik Tiga Raja Naga dan mendapatkan warisan lengkap." "Kamu sudah membantuku menyingkirkan Tiga Raja Naga dan meletakkan fondasi untuk situasi Klan Naga Petir Kosmik saat ini. Kamu adalah penyelamat klan kami." "Kalau kamu butuh bantuan, aku bisa pergi sekarang." Teguh sangat senang mendengarnya, "Itu bagus!" "Jangan ditunda, ayo pergi." Teguh sudah tidak sabar lagi, dia tidak ingin tinggal lebih lama. "Ya!" Segera, Teguh dan Bulan berkemas dan langsung menuju wilayah leluhur Klan Siluman Burung Langit. Gunung Phoenix. Wilayah leluhur Klan Siluman Burung Langit. Teguh tak kunjung kembali, Fafnir, Yaman, dan Raja Iblis lainnya tentu tidak mungkin terus menunggu di sini. Mereka hanya mengirim beberapa master dari pasukan elite untuk ditempatkan di sini dan menyegel wilayah ini. Ketika Teguh dan Bulan datang, mereka melihat sekelompok orang duduk tegak di berbagai arah sedang memejamkan mata untuk berlatih kultivasi. "Siapa di sana?" "Ini adalah tanah suci Sekte Pedang Terbang Ilahi. Berhenti!" "Kalau nggak ada urusan penting, cepat pergi!" "Pergi!" Kedatangan Teguh membuat mereka semua waspada. Seketika itu juga, semua orang terbangun dan berdiri, berusaha menghalangi Teguh dan Bulan di pintu masuk. Teguh pun mengernyitkan kening. Mereka semua adalah orang baru, dia tidak kenal sama sekali. Namun, dia tetap berkata sopan, "Aku dan Sekte Pedang Terbang Ilahi ..." Sayangnya ... Sebelum Teguh selesai bicara, sang pemimpin berkata, "Nak, jangan sok akrab." "Cepat tinggalkan tempat ini, atau jangan salahkan kami kalau kasar." Raut wajah Teguh berubah muram, "Kalau begitu ..." Tanpa menunggunya selesai bicara, sang pemimpin kembali mendengus dingin, "Kedua orang ini tampak mencurigakan. Ayo tangkap dan kurung dulu!" Begitu kata-katanya terucap, dia langsung mengambil tindakan. Swoosh! Seberkas aura esensi abadi yang kuat meledak, menerangi seluruh bukit secepat kilat. Sementara itu, orang-orang yang tersisa juga mulai bergerak. Swooosh! Swoosh, swoosh, swoosh! Hanya dalam sekejap, para penjaga itu mengepung Teguh dan Bulan. Mereka tersebar bak taburan bintang di langit. Sesaat kemudian, setiap orang mengeluarkan aura yang kuat. Seperti bintang-bintang yang memenuhi langit, kekuatan bintang yang tak terbendung turun membentuk Jaringan Langit dan Bumi yang kompleks. Menjebak Teguh dan Bulan di dalamnya. Bulan tertawa terbahak-bahak, "Saudara Teguh, sepertinya mereka nggak mengenalimu." Teguh menggelengkan kepala. "Ini kelompok baru, wajar kalau mereka nggak kenal aku." Bulan menutup mulutnya seraya tertawa ringan. "Lalu, apa yang mau kamu lakukan?" "Apa lagi?" Teguh menggelengkan kepala dalam diam, lantas mengangkat satu jari. Melihat teguh dan Bulan telah terjebak dalam jaringan, para master itu masih mengobrol dan tertawa dengan santai. Tiba-tiba, mereka merasa tersinggung dengan sikap meremehkan itu.

© NovelRead, All rights reserved

Booksource Technology Limited.