Bab 248
Sigit tertegun.
Dia tidak menyangka anaknya akan berubah jadi begitu membencinya.
...
Dua anak kecil itu bermain sampai pukul sembilan malam.
Dengan putus asa akhirnya Susi memanggil Prita pulang. Besok dia masih harus bekerja, dan Prita juga harus pergi ke sekolah. Mereka semua harus tidur lebih awal.
Prita melepaskan tangan Wulan dengan enggan. "Besok kita main lagi, ya?"
Wulan mengangguk dengan sangat serius untuk menunjukkan betapa dia menghargai hal itu.
Mantan suami Susi masih mengintai, menunggu kesempatan.
Kami khawatir Susi tidak aman jika pulang sendirian sambil membawa anaknya, jadi kami memutuskan untuk mengantarnya.
Jimmy yang menyetir, aku duduk di kursi penumpang depan.
Susi membawa putrinya duduk di kursi belakang. Dia menatapku dan Jimmy sambil bercanda, "Sepertinya kursi depan mobil Pak Jimmy hanya untuk Annika, ya."
Jimmy tidak menyangkal, hanya menjawab dengan tenang, "Bagaimanapun, dia 'kan ibunya Wulan."
Melihat aku tidak bicara, Susi bertanya padaku, "Kalau begit

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi NovelRead untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda