Bab 179
Sandi tidak membantah, hanya berkata, "Tapi kalau nggak melihat Mama, rasanya seperti ada bagian dari hatiku yang hilang dan hampa ... "
Sopir menghela napas.
Karena Sandi takut nanti lupa, dia sengaja bilang pada sopir, "Malam ini, kamu harus antar aku ke rumah Nenek."
Sopir tidak mengerti, "Apa alasannya?"
"Pikirkan saja, Ivan mengganggu Wulan, aku yang membela Wulan." Sandi mulai menjelaskan, sambil melupakan tangisannya. "Ivan pasti merasa dirugikan, dia pasti akan mengadu ke mamanya."
"Kalau aku pulang, bukankah itu sama saja aku masuk ke sarang macan?"
Sopir mengangguk sambil berpikir, "Benar juga."
...
Seperti yang diperkirakan Sandi, sesampainya di rumah, Ivan langsung menceritakan pada Jenny tentang kejadian di sekolah.
Sepanjang jalan, Jenny sudah merasa wajah Ivan kelihatan tidak senang, hanya saja saat itu dia belum tahu alasannya.
Setelah mendengar cerita Ivan, dia langsung merasa sangat marah.
Berani-beraninya ada yang mengganggu anaknya?
Apakah dikira dia sudah mati?
Waj

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi NovelRead untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda