Bab 804
Surya tersenyum dingin, lalu bertanya, "Bagaimana kalau aku nggak pergi?"
Pria bertato itu terdiam sesaat, tidak bisa berkata-kata. Karena aura Surya tidak seperti orang biasa, membuat dia merasa sedikit takut tanpa alasan.
Saat ini, Surya mendengus dingin, lalu menatap Wisnu dan bertanya, "Apa yang terjadi?"
Saat ini, Wisnu sepertinya sedang berjuang keluar dari keinginannya untuk mati. Dia menganggap Surya sebagai tempat curhatnya.
"Kak, tolong kamu bantu kami. Kami berdua hanya buruh, belum pernah mengambil pinjaman apa pun. Tapi lebih dari sebulan yang lalu, kami tiba-tiba menerima surat peringatan dari bank yang menyatakan kalau pinjaman kami sebesar 160 miliar sudah jatuh tempo. Mereka meminta kami untuk membayar kembali pinjaman tersebut. Tapi kami nggak pernah meminjam uang dengan jumlah ini sama sekali," cerita Wisnu sambil menangis.
Surya mengerutkan kening, lalu bertanya, "Apa kalian nggak pergi ke bank untuk membuktikannya?"
"Kami sudah pergi ke bank, tapi mereka bilang kal

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi NovelRead untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda