Bab 2396

Zayne tersenyum cerah. “Aku tidak akan mau menerimanya bahkan kalau kau memperkenankannya. Angeline tidak dalam keadaan sehat. Mungkin orang lain tidak memahaminya, tapi aku tahu lebih baik daripada orang lain setelah kehilangan satu organ, seseorang tidak bisa lagi menjalani kehidupan biasa. Bagaimana aku bisa tega membiarkan Angeline mengalami rasa sakitku?” Jay berkata, “Jangan khawatir, Zayne. Aku pasti akan menemukan cara untuk membantumu menemukan ginjal yang cocok.” Zayne tersenyum pahit. “Aku tidak takut mati, Kakak. Josie tidak lagi memperhatikanku akhir-akhir ini dan aku menjalani hari-hariku dengan bingung. Setiap hari ketika aku membuka mata, hanya ada satu pikiran di benakku, yaitu aku harus menebus dan mendapatkan pengampunan Josie. Adapun tubuhku, aku sudah lama meninggalkannya.” Jay berkata, "Masih ada harapan untukmu dan Josie." Tetapi, Zayne tiba-tiba menunjukkan ekspresi panik dan berkata, “Lihat aku, Jay. Apa aku masih bisa membawa kebahagiaan bagi Josie dalam keadaan seperti ini? Tidak perlu menyeretnya ke dalam ini. Aku sudah memutuskan untuk melepaskan sepenuhnya.” Sementara itu, Josie bersembunyi di luar pintu bangsal. Ia merasakan tusukan di hatinya setelah mendengar kata-kata Zayne. Ia tidak siap secara mental untuk menyerah pada Zayne sepenuhnya, tetapi ia tidak pernah berpikir Zayne akan menyerah pada dirinya terlebih dahulu. Apa Zayne benar-benar tidak mau melibatkannya hanya karena ia sakit? Mungkin karena masalah kepercayaan dalam hubungan mereka, Zayne bisa mengatakan hal seperti itu dengan mudah. "Josie," Angeline tiba-tiba datang dan memanggilnya dengan lembut. Josie menatap kosong ke arah Angeline, mengingat yang baru saja dikatakan Jay. Ginjal Angeline sebenarnya bisa cocok untuk Zayne, tapi mereka enggan membuat Angeline menderita dan memutuskan untuk membohonginya. Mereka menipu Angeline dengan mengatakan ginjalnya tidak cocok dengan Zayne. Josie tidak tahu yang merasukinya saat itu, tapi ia tiba-tiba melemparkan dirinya ke Angeline. Tanpa ragu sedikit pun, ia meraih tangan Angeline dan berjalan keluar. “Kak Angeline, kemarilah. Ada sesuatu yang ingin kukatakan padamu." Josie menarik Angeline ke tempat tidak ada orang di sekitarnya, sementara Angeline menatap Josie dengan bingung. Josie menatap Angeline. Ia adalah Angeline yang cantik dan baik hati yang biasa melewati suka dan duka hidup bergandengan tangan dengannya. Tapi, ketika Josie dihadapkan pada dilema, ia melupakan semua kenangan indah itu. Ia gemetar sambil berkata pada Angeline, "Kakak berkata ginjalmu sebenarnya cocok untuk Zayne, tapi ia tidak mau menyelamatkan Zayne." Angeline tercengang dengan ini. "Apa itu benar?" Setelah memikirkan kata-kata Josie, Angeline memikirkan bagaimana Jaybie selalu menyayanginya. Jaybie akan menjadikan dirinya musuh dunia untuk melindungi Angeline dengan baik. Jay memang mampu melakukan hal seperti itu. Josie memohon pada Angeline dengan air mata, "Kak Angeline, apa kau bersedia untuk menyelamatkan Zayne?" Angeline dengan tegas berkata, "Tentu saja." Josie terkejut dengan keberanian dan ketidakegoisan Angeline. Ia terus bertanya dengan takut-takut, “Kak Angeline, ada risiko dalam menjalani operasi transplantasi. Apa kau tidak takut…” Angeline menjawab, “Aku tidak bisa begitu saja meninggalkan Zayne saat ia membutuhkanku.” Setelah itu, Angeline berbalik dan berjalan ke bangsal. Jay memejamkan matanya kesakitan saat ia melihat mata Angeline berbinar. Ia sudah bisa menebak Angeline telah menemukan sesuatu yang seharusnya tidak ia ketahui. Angeline berjalan di depannya dan memeluknya dengan lembut sambil menghiburnya, berkata, “Aku milikmu, Sayang. Bahkan kalau aku kehilangan ginjal, hidup akan tetap indah bagiku. Tapi, Zayne tidak akan bisa hidup tanpa ginjal.” Tatapan tajam Jay jatuh pada Josie, yang perlahan masuk. Ia mendorong Angeline ke samping dan menyeret Josie keluar dengan ganas. Kemudian, Jay dan Josie bertengkar hebat di koridor.