Bab 824
Aku asal meraba perut Carson dan bertanya dengan heran, "Kamu mau apa? Apa ada sesuatu di perutmu?"
Napas Carson tersendat, sepertinya marah karena aku.
Carson menggertakkan gigi sehingga rahang bawahnya tegang. "Meisya, buka matamu lebar-lebar dan lihat baik-baik!"
Carson langsung berdiri dan melepas kancing kemeja untuk menampakkan dada dan perutnya.
Aku mengedipkan mata dan bertanya, "Kamu mau aku lihat apa?"
Carson memalingkan wajah. Saking marah, dia menarik napas dalam-dalam.
Kemudian, Carson menekan tanganku ke perutnya. Carson menggertakkan gigi. "Ini bukan otot perut? Bukannya kamu suka raba? Raba sampai puas!"
Aku menarik tanganku dan menggelengkan kepala. "Aku mau raba otot perut model pria. Otot perut model pria bagus."
Carson sekali lagi menarik napas dalam-dalam. Dia meneriakiku. "Model pria mana yang punya otot perut lebih bagus dariku? Carikan orang itu!"
"Sialan! Aku nggak percaya ada yang punya otot perut lebih bagus dariku! Kamu jelas buta!"
"Jangan memarahi orang!" Aku memelototi Carson. "Mulutmu bisa busuk."
Carson memijat kening dan tidak bisa berkata-kata karena marah.
Carson pergi menuang segelas air untuk dirinya. Sesudah minum, terdengar suara ketukan pintu.
Aku beranjak dari sofa dan ingin pergi membuka pintu. Carson membentak dengan suara dingin, "Duduk!"
Aku terpaksa duduk dan memelototi Carson dengan marah.
Ini rumahku! Mengapa seolah-olah ini rumah Carson?
Carson pergi membuka pintu. Muncul seorang pria yang familier di depan pintu.
Aku mengernyit dan akhirnya ingat.
Bukankah itu Wilson? Pria yang membuat Bella marah.
Aku berjalan sempoyongan ke sana. Aku mengambil sapu yang ada di samping dan langsung mengayunkannya ke arah Wilson.
Wilson benar-benar terpukul, mungkin tidak menyangka aku akan memukulnya.
Wilson menatapku dengan kaget sekaligus sedih. "Meimei, apa yang kamu lakukan?"
"Kamu membuat Bella marah. Kamu nggak boleh ke rumahku. Pergi, pergi kalian semua ...."
Sambil berkata, aku mengayun sapu lagi untuk mengusir mereka.
Carson bergeser ke samping, seperti memberi jalan untukku.
Tidak apa-apa, aku bisa menghabisi pria galak itu nanti. Aku harus mengusir Wilson lebih dulu agar Wilson tidak merundung Bella lagi.
Aku memukul Wilson beberapa kali dengan sapu.
Wilson menjadi emosi. Wilson menangkap sapuku dan berteriak, "Meimei, kamu sudah lupa apa hubungan kita? Jangan-jangan kamu menjadi gila karena Carson?"
"Memang kamu yang mau kupukul. Siapa yang menyuruhmu membuat Bella marah?"
"Bella sudah cerita padaku. Bella juga nggak berniat untuk menikah denganmu. Dasar pria bajingan, bisa-bisanya kamu bilang kamu nggak mau menikah dengan Bella?"
"Lucu sekali. Dari mana kepercayaan diri kalian? Memangnya Bella bilang mau menikah denganmu?"
"Banyak yang mau menikahi Bella kalau kamu nggak mau. Pergi kamu ...."
"Cukup!"
Wilson tiba-tiba meneriakiku dan merebut sapuku. Wilson hendak membalas serangan.
Carson langsung mendekat dan merangkulku dari belakang. Carson menegur Wilson dengan suara dingin, "Kamu sudah gila? Mau balas main tangan? Apa kamu masih menginginkan pacarmu?"
Wilson cemberut karena sedih. "Siapa suruh dia bilang Bella nggak mau menikah denganku?"
"Dia berkata apa adanya. Kontrol mulutmu dengan baik."
"Carson!" Wilson mengernyit sambil menatap Carson dengan sedih. "Kamu hanya membela Meisya, juga nggak hentikan Meisya saat dia memukulku dengan sapu tadi. Kamu nggak ingat siapa yang menemanimu saat kamu sedih dan minum bir?"
"Cukup. Pacarmu sudah mabuk, jangan cerewet di sini. Cepat bawa dia pergi."
Mendengar itu, Wilson sepertinya menjadi cemas.
Wilson buru-buru melemparkan salep dan kain kasa yang dia pegang kepada Carson. Lalu, Wilson buru-buru berlari ke dalam rumah.
Aku mendorong Carson dan ingin mencegat Wilson.
Akan tetapi, Carson memegang pinggangku dengan erat sehingga aku tidak dapat bergerak!