NovelRead
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa

Bab 491

"Maaf, aku minta maaf pada kalian ... aku juga ingin mengingatnya, tapi aku ... benar-benar nggak ingat, maafkan aku ...." Aku menangis sambil menggelengkan kepalaku lalu memeluknya dengan erat. "Carson, tunggu sebentar, kamu akan baik-baik saja." Namun, saat aku mengatakan ini, pria itu perlahan menutup matanya. Aku merasa ketakutan sambil memanggil namanya dengan cemas. Namun, pria itu tidak merespons sama sekali. Keadaan menjadi gelap dalam beberapa saat. Aku menggigit bibirku agar diriku tetap terjaga. Aku berbalik untuk meraih celana Ricky lalu berkata dengan sedih, "Ricky, aku mohon, panggil ambulans! Tolong panggilkan ambulans untuknya! Aku mohon, Ricky ...." Ricky perlahan berlutut, memegang bahuku sambil tersenyum sedih ke arahku. Ricky berkata, "Kamu memohon agar aku menyelamatkannya. Kamu juga tahu ada dendam apa antara aku dengannya." Aku menggelengkan kepalaku dengan hampa. Ricky memalingkan wajahnya, menarik napas dalam-dalam, lalu berkata kepadaku, "Ibunya merebut ayahku." Hatiku bergetar, tiba-tiba aku teringat apa yang Carman katakan tadi tentang ibunya Carson yang melarikan diri bersama pria lain. "Awalnya ...." Ricky terkekeh, terlihat sedih dan benci. "Awalnya aku punya sebuah keluarga yang bahagia, orang tua yang menyayangiku dan seorang adik yang cantik, tapi semua ini dirusak oleh ibunya." "Karena ibunya merayu ayahku, menyebabkan ibuku meninggal karena depresi. Keluarga yang bahagia dirusak olehnya." "Pikirkan baik-baik, wajar kalau aku membencinya, 'kan?" Ricky mengguncang bahuku hingga membuatku merasa pusing. Dalam keadaan pusing, beberapa kejadian buram kembali terlintas di benakku. "Wow, kamu tampan sekali. Kak, siapa namamu?" "Kak, kenapa kamu selalu terlihat sedih? Ada apa?" "Ini untukmu, jangan sedih lagi, oke? Namaku Meisya. Mulai sekarang kita akan menjadi sahabat. Jangan lupakan aku ya." Sakit, kepalaku terasa sakit sekali. Siapakah kakak tampan itu? Aku menutupi kepalaku kesakitan. Kepalaku menjadi semakin sakit setelah berusaha mengingat rupa Kakak yang tampan itu. Untuk sesaat, aku merasa sulit bernapas. Aku memegang lengan Ricky sambil memohon. "Ricky, tolong selamatkan Carson! Tolong selamatkan Carson ...." Setelah mengatakan itu, kegelapan tiba-tiba menerpaku, aku benar-benar pingsan. Entah sudah berapa lama setelah aku tertidur. Saat membuka mata lagi, ada dua orang remaja berdiri di hadapanku, tapi aku tidak bisa melihat wajah mereka dengan jelas. Salah satu dari remaja itu mengabaikanku dan yang lainnya bicara kepadaku dengan nada yang sangat lembut, tapi sepertinya ada rasa sedih. Remaja yang sedih itu bertanya padaku, "Apa kamu benar-benar akan pergi dari sini?" Aku berkata, "Ya, tapi aku akan mengucapkan selamat tinggal pada kalian sebelum aku pergi. Kalian tunggu saja aku." Remaja yang mengabaikanku tadi bertanya, "Apa kamu akan kembali lagi?" Aku ragu-ragu sejenak lalu berkata, "Tergantung situasi di rumah, tapi jangan khawatir, aku nggak akan pernah melupakan kalian." Gambaran itu tiba-tiba menjadi buram, aku merasa seperti orang luar yang menyaksikan mereka perlahan menghilang. Adegan berubah lagi, gadis itu ditekan ke dinding oleh seorang pria. Pria itu tampak sangat marah, otot-otot di lengannya yang kuat menjadi tegang. Meski aku tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas, aku bisa merasakan tatapan matanya yang tajam. Aku berjalan mendekat dan ingin melihat seperti apa pria itu. Namun, begitu aku mendekat, mereka perlahan menghilang seperti gelembung. aku berdiri dalam kabut, bingung, tidak tahu ke mana harus pergi. Tiba-tiba, kabut perlahan menghilang, padang rumput hijau tiba-tiba muncul di hadapan kami. Gadis itu duduk dengan nyaman di atas rumput dengan dua pria menemaninya di kiri dan kanan. Awan bergerak di langit, angin berkibar begitu kencang hingga aroma rerumputan tercium dengan jelas. Suasana ini seperti berada di sebuah dongeng. Aku memandang ketiga orang itu dengan tenang, hatiku perlahan menjadi hangat. Namun, saat ini, warna dunia tiba-tiba berubah. Mereka tiba-tiba menghilang, padang rumput hijau yang indah langsung berubah menjadi gudang kumuh. Seorang pria berlumuran darah berdiri di depanku.

© NovelRead, hak cipta dilindungi Undang-undang

Booksource Technology Limited.