Bab 486
Dia melangkah mendekat perlahan, dengan nada penuh arti berkata, "Tsk, ternyata wanita rendahan, nggak sabar ya."
Sesuatu tiba-tiba terlintas di benakku, tubuhku merinding.
Aku berteriak dengan suara gemetar, "Pergi! Jangan sentuh aku, pergi!"
"Kamu 'kan bilang cepat, aku penuhi permintaanmu, supaya kakakku bisa melihat, bagaimana aku manjakan kamu."
Dia berkata sambil berkeliling ke belakangku, satu tangannya menarik rambutku ke bawah, tangan lainnya dengan kasar membuka kerah bajuku.
Bahuku tiba-tiba merasakan dingin, namun tidak ada yang lebih dingin dari hati ini.
"Lepaskan dia!"
Carson berteriak gila, hampir habis-habisan dia berusaha bangkit dan menyerbu ke arah Carman.
Namun, dengan cepat dia kembali ditekan oleh para penjaga ke tanah.
Carman mencium bahuku, dengan angkuh tertawa kepada Carson yang tertekan di tanah, "Meski aku nggak begitu suka wanita, tapi wanita kakakku, terpaksa akan kusayang."
"Sebenarnya aku nggak mengerti, kenapa kakakku sangat terobsesi dengan tubuh wanita ini."
"Hari ini aku akan coba lihat, apa dia memang sebagus itu hingga membuat kakakku nggak bisa lupa."
Dia berkata lalu mencium leher dan tulang selangkaku, tangannya mulai masuk ke dalam bajuku.
Aku merasa muak, berteriak dengan suara serak.
Aku berusaha melawan, namun tanganku yang terikat tidak berdaya.
Carson menggeram rendah dengan wajah garang, "Kamu berani sentuh dia, aku pastikan kamu akan mati tanpa makam!"
"Benarkah?" Carman tertawa makin arogan, "Kakakku, sepertinya kamu memang sangat cinta wanita ini. Hari ini, aku akan tunjukkan padamu bagaimana wanita ini teriak di bawahku!"
"Jangan, pergi, ugh ...."
Setelah berkata begitu, Carman memegang daguku dan hendak menciummu, aku merasa muak dan berusaha menghindar.
Jaketku direnggut, dan tepat saat dia hendak melepas pakaian dalamku, suara tepukan keras tiba-tiba terdengar dari pintu gudang, menggema di dalam gudang yang kosong, sangat mencolok.
Aku gemetar dan melihat ke sana.
Tampak sosok yang agak familier perlahan berjalan masuk.
Orang itu menghadap cahaya, aku tidak bisa melihat wajahnya.
Namun, melihat bentuk tubuhnya, sangat mirip dengan Ricky.
Dia terus bertepuk tangan sambil perlahan berjalan masuk.
Begitu dia makin dekat, aku baru bisa melihat dengan jelas, memang itu adalah Ricky.
Namun, kenapa Ricky ada di sini?
Apakah dia yang diutus oleh Carson untuk bersembunyi di sekitar sini, atau dia memang berpihak pada Carman?
Aku menatapnya dengan cemas, hatiku terasa sangat sempit.
Jika dia berpihak pada Carman, maka aku dan Carson pasti tidak akan selamat hari ini.
Melihat Carson yang penuh darah, hatiku terasa sakit, air mata jatuh tanpa bisa dihentikan.
Ricky melirik ke arahku dengan tenang, tersenyum tipis, "Wah, benar-benar meriah ya."
Aku langsung berbicara, dengan cepat mengatakan kepada Ricky, "Tolong selamatkan aku, Ricky, selamatkan aku dan Carson, Carman sudah gila."
"Hahaha ...."
Belum sempat Ricky berkata apa-apa, Carman tiba-tiba tertawa terbahak-bahak.
Dia melihatku seperti sebuah lelucon, "Kamu serius minta Ricky selamatkan kalian? Hahaha!"
"Apa kamu nggak tahu Ricky itu orangku? Dia nggak mungkin akan selamatkan kalian, hahaha!"
Dalam sekejap, hatiku terasa jatuh ke dalam jurang.
Ternyata, Ricky benar-benar berpihak padanya.
Berarti, seluruh rencana penculikan dan ancaman terhadap Carson ini juga mereka rencanakan bersama.
Aku menatap Ricky dengan dingin. Tanganku yang tersembunyi di belakang makin aku kepalkan dengan erat.
Ternyata, selain Carson, semua orang adalah penipu, bahkan Ricky juga.
Aku berkata dengan suara dingin, "Kalian juga nggak perlu bermain-main dengan permainan itu, langsung bunuh saja aku dan Carson, biar kami mati bersama, nggak peduli apa pun yang terjadi."