NovelRead
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa

Bab 479

Aku menatapnya dengan dingin, suaranya tegang saat bertanya, "Apa yang ingin kamu lakukan padanya?" Carman tertawa dengan pelan, "Tunggu saja sampai dia datang, kamu akan tahu." "Tapi, dia telah bawa derita padaku, aku tentu harus membuatnya bayar dengan harga yang sangat mahal." Melihat kebencian di mata pria itu, hatiku tenggelam hingga ke dasar. Sepertinya, kemungkinan besar dia akan membuat Carson pergi dan tidak kembali. Pikiran itu membuat aku merasa cemas dan takut. Aku berkata dengan tergesa-gesa, "Itu karena kamu sendiri yang nggak lebih baik, karena kamu terlalu ingin menang, kenapa harus salahkan Carson?" "Kalau kamu punya kemampuan, buktikan pada dunia siapa dirimu." "Bukannya mengeluh dan membalas dendam pada orang lain." "Sejak kecil, dia diperlakukan jauh lebih buruk darimu, dia tumbuh dalam cercaan dan hinaan, tetapi kenapa dia nggak menjadi pribadi yang penuh kebencian dan salahkan dunia?" "Yang terjadi adalah, rasa ingin menang yang menguasai dirimu, bukan dia yang buat kamu menderita!" Plak! Begitu aku selesai berbicara, pria itu langsung menamparku dengan keras. Saking kuatnya, wajahku langsung miring ke samping. Aku hanya merasakan telingaku berdengung, kepalaku hampir pusing karena tamparannya. Dia menarik kerah bajuku, wajahnya terdistorsi saat berteriak ke arah aku, "Kamu tahu apa? Langit itu memang nggak adil." "Aku seharusnya jadi orang yang hebat, kenapa dia yang sukses?" "Aku yang lebih dulu dekati kamu, kenapa akhirnya kamu malah jatuh cinta padanya?" "Aku benci, benci segalanya tentang dia, dia seharusnya nggak lebih baik dariku, kenapa dia malah tindas aku sekarang?" "Kenapa?" Dia menggeram, mengayunkan aku dengan emosi yang menggebu-gebu. Aku merasa mual karena tubuhku terguncang, hanya bisa berpikir bahwa pria ini benar-benar gila, benar-benar mengalami gangguan jiwa. "Heh, tapi semuanya akan berakhir." "Setelah aku selesaikan masalah dengan dia, aku akan lari ke luar negeri dan mulai hidup aku lagi." "Sedangkan dia, Carson, hah, dia hanya akan jadi arwah yang kesepian di bawah tanah!" "Jangan, jangan sakiti dia ..." ujarku. Dalam keadaan pusing, mendengar dia mengatakan akan mengatasi Carson, aku langsung panik. Aku memohon padanya, "Tolong, jangan sakiti dia, semua ini adalah salah paham. Dia nggak pernah berniat lawan kamu, dan drama ini jelas bukan dia yang atur. Periksalah dengan jelas, periksa dengan teliti ...." Carman hanya menatapku dengan senyum dingin, sudut bibirnya penuh dengan ejekan, "Sepertinya, usaha kakakku selama ini nggak sia-sia, lihat, ternyata kamu juga sangat cinta dia, 'kan?" "Namun, itu bukan masalah, makin kalian saling mencinta, makin seru nanti kita mainkan." "Hahaha, hahaha ...." Pria itu tertawa dengan keras, lalu dia berjalan keluar. Aku menatap punggungnya dengan penuh kebencian. Saat itu, aku sangat membenci diri aku sendiri. Kenapa aku selalu tidak mendengarkan kata-kata Carson? Kenapa aku selalu begitu mudah memercayai orang lain? Aku selalu berpikir aku bisa hidup baik-baik saja, tetapi pada akhirnya, aku justru menyakiti diri sendiri dan orang lain. Aku menangis sambil memanggil nama Carman, memohon agar dia melepaskan aku, memohon agar dia tidak melukai Carson. Namun itu semua sia-sia. Waktu terus berjalan, dan perasaanku berubah dari ketakutan menjadi kecemasan. Awalnya aku masih memiliki sedikit harapan, berharap Carson akan datang menyelamatkan aku. Namun, saat ini, aku justru berharap dia tidak datang, berharap dia bisa ditahan oleh Riris. Jika aku mati, ya sudah, aku tidak ingin melibatkan Carson. Aku tidak ingin melibatkan pria yang meskipun terlihat sangat buruk terhadapku, tetapi selalu datang untuk menyelamatkan aku di saat aku dalam bahaya. Aku tidak tahu sudah berapa lama menunggu, tiba-tiba Carman masuk lagi. Dia menyipitkan mata dengan rokok di mulutnya, wajahnya terlihat sedikit gelap. "Apa yang terjadi, pria itu bahkan belum datang juga!" Dia mendekat ke arah aku, tertawa dengan wajah terdistorsi, "Menurutmu, dia bukan nggak datang karena takut mati, 'kan?"

© NovelRead, hak cipta dilindungi Undang-undang

Booksource Technology Limited.