NovelRead
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa

Bab 102 Pak Hardy, Tolong Lepaskan

Hati Susan terasa hampa. Anaknya telah tiada, tetapi dia tetap terbiasa menyentuh perutnya secara refleks. Dia menutup laptop, lalu berbaring di tempat tidur. Kesedihan itu belum juga hilang. Susan menghela napas, mandi, lalu bersiap tidur. Setelah lampu kamarnya meredup, akhirnya Hardy mengalihkan pandangannya. Sendirian, berbaring di kamar yang sepi dan kosong, dia tidak bisa tidur sama sekali. Dia sudah tidak lagi terbiasa dengan rasa sepi ini karena hanya ada dirinya sendiri di ranjang. Di kamar yang remang-remang itu, dia selalu teringat momen-momen mereka di kamar pengantin. Dulu, dia pernah begitu bahagia. Sayangnya, dia tak pernah menghargai itu semua. Keesokan paginya, Hardy kembali ke rumah lama Keluarga Juwanta. Pamannya, Tanu Juwanta, segera datang begitu mendengar kabar bahwa dia kehilangan anaknya dan menegurnya, "Kamu seorang pria, tapi nggak mampu melindungi istri dan anakmu. Aku sangat kecewa sama kamu!" Hardy mendengarkan tuduhan itu dalam diam. Memang dia merasa tak

Klik untuk menyalin tautan

Unduh aplikasi NovelRead untuk membuka konten yang lebih menarik

Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda

© NovelRead, hak cipta dilindungi Undang-undang

Booksource Technology Limited.